Sering Bersendawa Tanda Penyakit Lambung?

sumber gambar: familinia.com

Penulis : Yockie Dheafithraza, Apt.

   

Apakah kamu sering bersendawa atau yang Bahasa Sunda sering disebut teurab atau Bahasa jawanya Glegean? Yuk simak pembahasannya dibawah ini.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sendawa merupakan bunyi yang keluar dari kerongkongan (biasanya apabila masuk angin atau sesudah makan kenyang). International Foundation for Fuctional Gastrointestinal Disorders (IFFGD) mengatakan bahwa sendawa (Belching) merupakan keadaan pengeluaran angin atau gas dari lambung.  Sebenarnya sendawa sebanyak empat kali merupakan keadaan yang normal sesudah makan banyak karena adanya tekanan dari gas yang ada di lambung. Namun, jika sendawa terlalu sering dan tanpa sebab hal tersebut perlu diwaspadai.

Sendawa yang terlalu sering biasanya merupakan gejala awal dari penyakit lambung yang disebut Dyspepsia. Dyspepsia atau orang Indonesia mengatakan dengan nama “sakit Maag” merupakan kumpulan gejala dari penyakit lambung ditandai dengan nyeri pada epigastrum, begah serta dibarengi dengan seringnya bersendawa. Hal ini disebabkan karena terjadinya produksi asam lambung yang berlebih dan berubah menjadi gas hidrogen yang menekan katup esofasagus bagian bawah (normal dalam keadaan tertutup) hingga menyebabkan sendawa itu sendiri.

Dyspepsia yang tidak kunjung diobati, biasanya akan menyebabkan gangguan lambung yang lebih parah lagi, yaitu Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD). Pada esophagus dan lambung kita terdapat sebuah katup yang dalam keadaan normal akan membuka ketika makanan masuk ke dalam lambung dan menutup setelahnya sehingga makanan dari lambung tidak dapat keluar lagi. Namun, dalam keadaan GERD, katup tersebut rusak atau “doll” sehingga isi lambung dapat keluar menuju esofagus. Salah satu penyebab katup tersebut dapat “doll” adalah karena seringnya bersendawa yang menyebabkan katup kehilangan fleksibilitasnya. Gejala yang sering dialami oleh penderita GERD adalah rasa panas di daerah ulu hati (Heartburn) dan rasa pahit di daerah mulut (regurgitasi). Bahkan jika GERD sudah terlampau parah dapat menyebabkan suara serak hingga gangguan paru-paru.

Jika beberapa gejala diatas sudah mulai terasa, ada baiknya kita melakukan pencegahan lebih dini agar tidak menjadi penyakit yang lebih parah lagi karena jika sudah terjadi hal-hal tersebut, tentunya dapat menurunkan produktifitas dan kualitas hidup. Adapun yang perlu diperhatikan, yaitu makanan, minuman serta gaya hidup kita. Dari makanan, hindari makanan yang bersifat asam, makanan pedas, bawang, tomat, dan buah-buahan seperti jeruk. Makanan berlemak, gorengan, dan cokelat pun perlu dihindari. Sedangkan minuman yang perlu dihindari adalah minuman berkarbonasi, kafein dan teh dalam jumlah banyak. Gaya hidup yang perlu diubah antara lain,  jangan tiduran setelah makan, makanlah 3 jam sebelum tidur, serta tinggikan 15-20 cm posisi bantal tidur. Berhenti merokok, kurangi berat badan (jika obesitas), dan kurangi konsumsi alkohol menjadi hal yang perlu dilakukan gaya hidup yang perlu diubah.

Bagaimana jika ternyata sudah mengalami hal tersebut?  Untuk mengurangi gejala sendawa yang berlebihan dan rasa begah bisa menggunakan Antasida plus simeticon, antasida dapat menetralkan asam lambung dan simeticon bersifat sebagai antiflatulance yang dapat mengurangi gas yang dihasilkan. Untuk produk yang mengandung antasida bisa dibeli langsung tanpa resep dokter di apotek terdekat dan berkonsultasi dengan apotekernya. Namun, jika gejala setidak kunjung hilang atau bertambah parah, maka sebaiknya kamulangsung ke dokter untuk mengetahui diagnosa yang tepat.

   

Sumber :

  1. Marchetti, Norma. Pharmacist Guidelines for the Management of GERD in Adults: Opportunities for Practice Change under B.C.’s Protocol for Medication Management (PPP # 58). Pharmacy Practice: 1065-2009-458-I-P..
  2. Martin, laura J. 2017. Gastroesophageal reflux Disease (GERD). Avaiable online at https://www.webmd.com/heartburn-gerd/reflux-disease (diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 15.00)
  3. Thompson, W.Grant. 2015. Belching : is it Normal?. Available online at https://www.iffgd.org/symptoms-causes/belching.html?showall=&start=2 (diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 15.00)
  4. Khatri, Minesh. 2017. Why Am I Burping?. Avaiable online at https://www.webmd.com/digestive-disorders/burping-reasons#2 (diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 15.00)
  5. Departemen of Internal Medice, Faculty of medicine, Universitas Indonesia. 2008. National Consensus on the Management of Gastroesophageal Reflux Disease in Indonesia. The Indonesian Journal of Internal medicine.

2 Komentar

  1. Saya di diagnosa gerd, uda 2 bulan ini, sudah ke dokter, tp perut ttp tidak nyaman.Dan kalo malam mejyerang, saya sudah 3 kali ke IGD. Namun dokter belum menyarankan endoscopy, apakah saya dpt memintanya ?

    • Terima kasih Frida atas pertanyaannya.
      dr. Saskia Aziza Nursyirwan, SpPD menjawab:
      Sebaiknya Anda berkonsultasi langsung dengan dokter penyakit dalam atau konsultan gastroenterologi (KGEH).
      Jika ditemukan indikasi endoskopi, dokter akan menyarankan untuk melakukan endoskopi. Jika tidak, akan disarankan untuk meminum obat lambung selama 2 minggu dan akan dievaluasi kemudian.
      Semoga menjawab. Terima kasih

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*