Sakit Perut Setelah Berbuka Puasa, Apa Penyebabnya?

Pemilihan makanan dan minuman yang kurang tepat untuk berbuka

Ketika perut Anda terasa sakit dan tidak nyaman saat berbuka puasa, coba ingat lagi jenis makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Beberapa makanan dan minuman sebaiknya dibatasi bahkan dihindari sebagai santapan pertama berbuka puasa.

Makanan yang dapat memicu sakit perut setelah berbuka puasa diantaranya makanan tinggi gula, makanan tinggi lemak, makanan berminyak seperti gorengan, makanan yang asam, dan makanan pedas. Makanan tinggi gula dan lemak sulit dicerna, sehingga dapat menimbulkan keluhan perut terasa begah. Makanan pedas mampu menimbulkan rasa nyeri dan terbakar pada perut yang lama kosong akibat rangsangan pada reseptor yang terdapat pada permukaan saluran cerna. Makanan dan buah-buahan yang asam seperti jeruk, lemon, dan tomat dapat meningkatkan asam lambung dan memperparah gejala orang yang memiliki penyakit maag.

Selain makanan, salah memilih minuman yang dikonsumsi saat berbuka juga dapat membuat perut Anda sakit. Hindari berbuka puasa dengan minuman yang mengandung kafein seperti kopi. Kafein terbukti dapat melonggarkan katup antara kerongkongan dan lambung sehingga memungkinkan isi perut dan asam lambung naik ke kerongkongan yang pada akhirnya menimbulkan gejala dada seperti terbakar dan perih. Kafein juga memiliki efek pencahar yang dapat membuat perut kita terasa mulas. Teh juga mengandung kafein namun dengan kadar yang lebih rendah dibandingkan kopi. Teh merupakan minuman yang sering dikonsumsi ketika berbuka puasa, namun usahakan konsumsi teh setelah minum air putih 1 – 2 gelas dan kurma untuk menghindari keluhan pada lambung. Minuman bersoda juga lebih baik tidak dikonsumsi saat berbuka puasa karena gas yang terkandung dapat menyebabkan perut terasa kembung dan mengganggu fungsi lambung.

.

Baca juga: Tips Sehat Berpuasa agar Terhindar dari Gangguan Saluran Cerna!

.

Tidur setelah berbuka puasa

Setelah melahap makanan dan minuman saat berbuka puasa, tidak jarang rasa kantuk muncul setelahnya. Apalagi jika saat berbuka, Anda makan dan minum terlalu banyak. Jika rasa kantuk datang, sebaiknya tahan dulu keinginan untuk berbaring dan tidur. Karena saluran cerna membutuhkan waktu untuk memproses makanan yang Anda santap dari lambung menuju usus. Jika Anda langsung tidur, maka makanan yang sedang diproses di lambung dapat naik ke kerongkongan dan akan membuat perut terasa perih, terbakar, serta timbul perasaan sangat tidak nyaman.

Punya keluhan sakit maag/ lambung/ GERD?
Isi survei kami di
bit.ly/surveiherbalYGI

.

Agar Anda tetap nyaman setelah berbuka puasa, sebaiknya hindari hal-hal yang dapat menyebabkan sakit perut. Nikmati berbuka puasa dengan makanan dan minuman secukupnya. Jangan biarkan sakit perut setelah berbuka puasa mengganggu ibadahmu, ya!

.


Referensi
Carlin, R & Sohail, M. 2016. Fasting During Ramadhan : Nutrition and Health Impact and Food Safety Recomendation. Virginia Cooperative Extension.

Carlin, R & Sohail, M. 2016. Fasting During Ramadhan : Nutrition and Health Impact and Food Safety Recomendation. Virginia Cooperative Extension.

Johnson, T., Gerson, L., Hershcovici, T., Stave, C., Fass, R. 2010. Systematic review: the effects of carbonated beverages on gastro-oesophageal reflux disease.Aliment Pharmacol Ther 31, 607–614.

Lohsiriwat, S., Puengna, N., Leelakusolvong, S. 2006. Effect of caffeine on lower esophageal sphincter pressure in Thai healthy volunteers. Dis Esophagus. Dis Esophagus, 19(3): 183-188.

Mahdieh Khodarahmi and Leila Azadbakht. 2016. Dietary fat intake and functional dyspepsia. Adv Biomed Res, 5:76.

Sinn, DH., Shin, DH., Lim, SW.,Kim, KM., Son, HJ., Kim, JJ. et al. 2010. The Speed of Eating and Functional Dyspepsia in Young Women.Gut and Liver, 4(2):173-178.

WHO. n.d. Dietary recommendations for the month of Ramadan. Available at http://www.emro.who.int/nutrition/nutrition-infocus/dietary-recommendations-for-the-month-of-ramadan.html. (Diakses pada tanggal 3 Mei 2020).

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*