
Penulis: Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD, K-GEH, FACP, FACG
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Radang usus kronik atau inflammatory bowel disease (IBD), adalah kondisi peradangan yang melibatkan saluran cerna bagian bawah, terutama bagian usus besar. Penanganan IBD biasanya melibatkan kombinasi terapi medis, diet, dan gaya hidup sehat. Belakangan ini, olahraga mulai dilirik sebagai bagian dari pendekatan komprehensif dalam pengelolaan penyakit radang usus kronik.
Penelitian menyatakan bahwa pasien IBD yang rutin berolahraga memiliki risiko lebih rendah mengalami flare-up atau munculnya kembali gejala dibandingkan mereka yang jarang beraktivitas fisik. Ini menunjukkan bahwa olahraga mungkin berperan dalam stabilisasi kondisi jangka panjang, meskipun tidak bisa menggantikan terapi medis. Beberapa penelitian juga membuktikan adanya manfaat dari berolahraga rutin terhadap perbaikan gejala radang usus kronik. Berikut adalah beberapa manfaat olahraga dalam membantu proses pengobatan radang usus kronik.
-
Olahraga rutin menjaga imunitas dan mengurangi peradangan tubuh
Olahraga rutin diketahui memiliki efek positif pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk menjaga imunitas tubuh dan mengurangi peradangan yang bersifat sistemik atau menyeluruh pada tubuh. Pada IBD, peradangan kronis yang berkelanjutan dapat merusak lapisan usus, menimbulkan gejala pencernaan yang mengganggu, dan memengaruhi kualitas hidup pasien. Beberapa studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik dengan intensitas sedang dapat membantu menekan proses inflamasi melalui mekanisme hormonal dan imunologis, seperti peningkatan kadar endorfin dan pengaturan sitokin proinflamasi. Turunnya jumlah sitokin proinflamasi ini membantu mengurangi proses peradangan yang terjadi.
-
Memperbaiki kesehatan mental dan pikiran
Manfaat lain dari olahraga rutin pada pasien IBD adalah pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Banyak pasien IBD yang mengalami stres, kecemasan, atau depresi sebagai akibat dari gejala kronis pencernaan yang mengganggu. Kondisi stres ini kemudian memperburuk gejala radang usus kronik, dan begitu seterusnya menjadi suatu siklus yang tidak berujung. Olahraga yang melibatkan gerakan berirama seperti berjalan kaki, yoga, atau berenang, dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan keseimbangan mental, yang pada kemudian akan berdampak positif pada penderita radang usus kronik.
-
Olahraga meningkatkan pergerakan usus dan mencegah komplikasi akibat IBD
Selain itu, olahraga dapat memperbaiki motilitas atau pergerakan usus dan mencegah komplikasi sekunder, seperti osteoporosis yang sering terjadi pada pasien IBD akibat penggunaan kortikosteroid jangka panjang. Latihan beban ringan atau aktivitas seperti yoga dapat membantu mempertahankan kekuatan tulang sekaligus memperbaiki postur tubuh dan keseimbangan.
Namun, tidak semua jenis olahraga cocok untuk pasien IBD. Olahraga yang terlalu berat, seperti angkat beban berat atau lari jarak jauh, justru dapat memicu gejala atau memperburuk kondisi akibat peningkatan stres fisik yang berlebih. Selain intensitas, durasi dan frekuensi olahraga juga harus diperhatikan. Aktivitas fisik ringan hingga sedang selama 30 menit per hari, sebanyak tiga hingga lima kali seminggu, sudah cukup untuk memberikan manfaat tanpa memberikan beban tambahan pada tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memilih jenis olahraga yang sesuai dengan kemampuan fisik dan kondisi kesehatan pasien.
Penting untuk diingat bahwa manfaat olahraga bersifat individual dan tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Jenis olahraga juga perlu menyesuaikan dengan profil masing-masing individunya. Dengan pendekatan yang tepat, olahraga rutin dapat menjadi pelengkap yang efektif dalam pengobatan radang usus kronik. Selain membantu menekan peradangan, aktivitas fisik juga memperbaiki kesehatan mental, meningkatkan kualitas hidup, dan mendukung pemulihan pasien secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya salah satu kegiatan untuk menjaga kebugaran, tetapi juga merupakan komponen penting dalam manajemen penyakit kronis
Stay positive and healty!
Referensi:
- Mareschal J, Douissard J, Genton L. Physical activity in inflammatory bowel disease: benefits, challenges and perspectives. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2022 May 1;25(3):159-166. Epub 2022 Mar 2. PMID: 35238803.
- Wang Q, Xu KQ, Qin XR, Wen-Lu, Yan-Liu, Wang XY. Association between physical activity and inflammatory bowel disease risk: A meta-analysis. Dig Liver Dis. 2016 Dec;48(12):1425-1431. Epub 2016 Sep 13. PMID: 27671622.
- Raman M, Rajagopalan V, Kaur S, Reimer RA, Ma C, Ghosh S, Vallance J. Physical Activity in Patients With Inflammatory Bowel Disease: A Narrative Review. Inflamm Bowel Dis. 2022 Jul 1;28(7):1100-1111. PMID: 34605548.
Leave a Reply