
Penulis: Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD, K-GEH, FACP
Jika menyebut Idul Kurban bagi masyarakat muslim Indonesia maka akan dikaitkan dengan pemotongan hewan kurban. Pada sebagian besar masyarakat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia akan melakukan pemotongan hewan kurban baik sapi, kerbau, kambing maupun domba. Hal ini akan berjalan pada hari raya Idul Kurban dan selama 3 hari berturut-turut kemudian pada hari 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Salah satu makna dari Idul Kurban ini adalah saling berbagi antara masyarakat muslim yang mampu kepada saudaranya yang tidak mampu. Diharapkan masyarakat yang selama ini sulit untuk mengkonsumsi daging ikut merasakan nikmatnya mengonsumsi daging. Tentu hal ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat yang memang kebetulan turut mendapat pembagian daging kurban. Selain itu bagi yang berkurbanpun turut merasakan menikmati daging kurban tersebut.
Daging sendiri kita ketahui mengandung zat gizi terutama protein dan lemak hewani. Kedua zat gizi ini merupakan zat gizi penting untuk tubuh kita. Secara umum pada masa pertumbuhan, protein dibutuhkan untuk zat pembangun, sedangkan pada orang dewasa protein dibutuhkan untuk menjaga keutuhan tubuh dan mengganti sel-sel yang mengalami kerusakan dan berperan penting untuk proses penyembuhan. Lemak sendiri berperan sebagai sumber energi serta asam lemak esensial yang berperan untuk pembentukan membran sel-sel tubuh dan juga lemak dibutuhkan untuk pembentukan steroid dan hormon. Lemak juga berperan sebagai bumper untuk organ-organ dalam tubuh. Pokoknya lemak dan protein tetap dibutuhkan oleh tubuh kita untuk aktifitas kita sehari-hari agar sel-sel tubuh tetap bisa mempertahankan fungsi dalam proses pertumbuhan dan proses menjaga keutuhan tubuh.
Masalah akan timbul jika daging ini dikonsumsi berlebihan dan juga dengan waktu yang tidak tepat. Berbagai penyakit pencernaan akan tercetuskan setelah kita mengonsumsi daging yang berlebihan baik ganggguan pada saluran cerna atas maupun gangguan saluran cerna bawah.
Salah satu penyakit yang bisa terinduksi akibat makan lemak yang berlebihan dalam waktu singkat adalah penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux). Saat ini penyakit GERD kami temui sekitar 20% dari kasus pasien dengan sakit maag yang kita endoskopi saluran cerna atas baik di RSCM maupun RS Swasta. GERD merupakan penyakit akibat gaya hidup sehingga kasusnya semakin meningkat dimasa depan.
Penyakit ini terjadi karena adanya aliran balik isi lambung termasuk asam lambung ke kerongkongan karena adanya kelemahan klep antara lambung dan kerongkongan. Selain itu adanya gangguan pengosongan lambung juga menginduksi timbulnya GERD tersebut. Lemak yang berlebihan dapat menyebabkan pengosongan lambung menjadi lambat dan adanya gangguan pada klep sehingga isi lambung berbalik arah ke kerongkongan. Pasien dengan GERD biasanya merasakan panas pada dada seperti terbakar (heart burn). Pasien GERD juga merasakan ada sesuatu yang balik arah dari lambung naik keatas (regurgitasi), pasien merasakan mulut terasa pahit. Selain 2 keluhan utama GERD yaitu heart burn dan regurgitasi ini pasien dengan GERD bisa merasakan keluhan lain seperti nyeri di ulu hati, kembung, begah dan sering sendawa. Pasien biasanya mengira kalau keluhan nyeri dada ini karena masalah jantung tetapi sebenarnya karena adanya asam lambung yang kembali arah keatas tersebut. Selain itu asam lambung yang naik tersebut juga dapat menginduksi terjadinya sesak nafas, batuk kronis, rhinitis (radang hidung) kronis, radang pita suara (laryngitis) sampai ngilu pada gigi.
Faktor yang menginduksi timbulnya GERD yang mungkin memang sudah ada sebelumnya adalah karena mengonsumsi daging dalam waktu singkat secara berlebihan. Hal ini diperberat jika daging dimasak dengan santan yang berlebihan disertai bumbu masak yang merangsang, asam dan pedas.
Selain itu, apalagi setelah mengonsumsi daging ini langsung tidur tentu kondisi ini akan memperburuk timbulnya GERD tersebut. Karena hal ini akan menyebabkan makanan yang telah sampai di lambung berbalik arah ke kerongkongan.
Tips Menghindar dari GERD
Beberapa tips agar kita terhindar dari GERD tetapi tetap mengonsumsi daging adalah jangan mengonsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan, sebaiknya menghindari konsumsi secara bersamaan antara daging dengan jeroan dari hewan kurban tersebut seperti usus, otak, hati, paru atau limpa. Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan. Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan. Pada pasien yang memang sudah mengalami GERD maka konsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD. Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas. Setalah makan daging hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut. Selain itu selama kita mengkonsumsi daging ini juga sebaiknya menghindari makanan yang mengandung coklat dan keju.
Mudah-mudahan dengan memperhatikan dampak dari mengonsumsi daging, kita dapat melalui Hari Raya Idul Kurban ini tetap dalam keadaan sehat.
Leave a Reply