Daging merah merupakan bahan makanan yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dan seringkali disajikan dalam berbagai masakan karena rasanya lezat dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Tidak heran bila sebagian orang seringkali mengonsumsi daging merah dalam keseharian. Daging merah merupakan salah satu sumber protein hewani yang tinggi, protein ini disebut sebagai asam amino yang berguna untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan serta pembentukan berbagai jaringan tubuh. Daging merah juga tinggi akan zat besi sehingga pada orang yang anemia akibat kekurangan zat besi dianjurkan untuk rutin mengonsumsi daging merah. Selain itu, daging merah kaya akan vitamin, mineral, dan mengandung omega-3 yang baik untuk kesehatan. Contoh dari daging merah adalah daging hewan ternak, seperti daging sapi, kerbau, domba, kambing, dan kuda. Meskipun daging merah bergizi dan mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, bila dikonsumsi berlebihan dapat berisiko menimbulkan berbagai penyakit.
..
Penyakit saluran cerna apa saja yang dapat disebabkan karena mengonsumsi daging merah berlebihan?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi daging merah yang belum terolah (seperti steak), sudah terolah seperti diasinkan atau diasap (bacon atau ham) dan yang mengandung tinggi lemak dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna dan menimbulkan penyakit. Berikut beberapa penyakit saluran cerna yang bisa disebabkan karena mengonsumsi daging merah belebihan.
.
GERD
GERD (Gatroesophageal Reflux Disease) adalah penyakit asam lambung yang naik ke kerongkongan yang menimbulkan gejala dada seperti terbakar dan rasa pahit di daerah mulut. GERD yang berulang dan berlangsung lama berpotensial terjadinya komplikasi, yaitu kanker esofagus atau kanker kerongkongan. Suatu penelitian menunjukkan mengonsumsi daging merah yang mengandung banyak lemak dan daging merah olahan secara berlebihan memiliki risiko tinggi untuk terjadinya GERD. Pada orang yang sudah memiliki keluhan GERD, konsumsi daging merah dalam jumlah berlebihan dapat memperburuk gejalanya.
Beberapa daging merah memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dibandingkan makanan lain sehingga akan lebih lambat dicerna oleh lambung dan tetap berada di perut lebih lama. Lama-kelamaan lambung akan penuh dan memberikan tekanan pada LES (Lower esophageal sphincter) yaitu katup yang berada diantara bagian bawah kerongkongan dan lambung yang berfungsi sebagi pintu otomatis agar ketika makanan masuk ke lambung, makanan tersebut tidak kembali ke kerongkongan. Semakin lama katup tertekan, semakin besar kemungkinan sebagian isi lambung akan menyelinap ke kerongkongan, sehingga meningkat pula kerongkongan terpapar oleh asam lambung.
.
Baca juga: 5 Kunci/Tips Pola Makan Bagi Penderita Asam Lambung
.
Divertikulitis
Divertikulitis adalah peradangan usus yang terjadi pada divertikula, yaitu kantong-kantong yang terbentuk di saluran cerna terutama di usus besar. Gejala penyakit ini antara lain nyeri pada perut, sembelit atau diare, perut kembung, dan terkadang buang air besar disertai lendir. Suatu penelitian menunjukkan, pada kelompok yang terlalu banyak mengonsumsi daging merah, yaitu lebih dari 6 kali perminggu memiliki risiko terjadinya divertikulitis sebesar 58%. Hal ini disebabkan karena konsumsi daging merah dalam jumlah banyak dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam usus. Kondisi tersebut pada akhirnya dapat menurunkan pertahanan kekebalan di saluran cerna sehingga rentan terjadi peradangan. Dibandingkan dengan daging merah olahan, daging merah yang belum terolah seperti steak dan suhu memasak yang lebih tinggi memiliki hubungan yang lebih kuat untuk terjadinya radang usus.
.
Apakah konsumsi daging merah yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit Crohn?
Berdasarkan penelitian, konsumsi daging merah berlebihan memang meningkatkan risiko penyakit Crohn’s.
Informasi lainnya mengenai IBD silakan mengunjungi: http://ygi.or.id/tag/ibd/
Semoga bermanfaat