Penulis : Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD, K-GEH, FACP
Penyakit GERD kembali menjadi buah bibir ketika penyakit ini dihubungkan dengan meninggalnya presenter muda Andrie Jarot dan artis legendaris Didi Petet. GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis jika penyakit berlanjut memang bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru. Tetapi GERD sendiri tidak bisa menyebabkan langsung terjadinya kematian.
Sebenarnya ada 2 gejala utama GERD yaitu nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas didada seperti terbakar (heart burn) biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi). Dari hasil survei yang kami lakukan melalui media sosial sampai dengan bulan Mei 2015, dari 1200 sampel dengan menggunakan kuesioner GERD (GERD-Q), ternyata lebih dari 50% responden kemungkinan mengalami GERD. Penelitian yang kami lakukan tahun lalu langsung ke masyarakat, kami dapatkan 6% masyarakat yang menjadi responden kemungkinan menderita GERD.
GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan awalnya hanya perlukaan, luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah. Bahkan GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker. Diluar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernafasan bawah (asma) bahkan sampai paru-paru (fibrosis paru Idiopatik) .
Penyakit GERD sebenarnya bisa dideteksi dengan menggunakan kuesioner GERD. Total skor yang didapat dari kuesioner dapat diduga bahwa seseorang tersebut menderita GERD atau tidak. Jika nilai skor <8 maka kemungkinan tidak menderita GERD, namun jika nilai skor > atau = 8 kemungkinan menderita GERD.
Kuesioner GERD sendiri terdiri dari 6 pertanyaan. Dua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan positif adanya GERD yaitu panas dada seperti terbakar (heart burn) dan adanya sesuatu yang balik arah (regurgitasi). Sedang pertanyaan negatif adalah adanya nyeri ulu hati dan mual. Sedang 2 pertanyaan terakhir dari kuesioner ini adalah gangguan tidur dan obat yang diberikan untuk mengatasi keluhan tersebut. Poin didasarkan dari frekuensi kejadian dari pertanyaan yang ada setiap harinya dalam 1 minggu. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita GERD bisa klik https://www.surveymonkey.com/r/GERDQ
Tatalaksana GERD
Prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Tatalaksana penyakit GERD berupa tatalaksana non obat dan tatalaksana obat-obatan. Tatalaksana non obat yaitu perubahan gaya hidup.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tatalaksana non obat, pasien GERD antara lain:
- Menghindari konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan
- Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan. Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan
- Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas
- Hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut
- Hindari makanan yang mengandung coklat dan keju
- Menghindari stress
- Mengontrol berat badan sampai mencapai berat badan ideal.
Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang memang sudah mengalami GERD jika mengkonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD.
Tatalaksana obat-obatan
Obat yang diberikan terutama obat-obat yang memproduksi asam lambung atau dikenal sebagai anti sekresi asam lambung. Obat-obat kelompok ini terdiri dari 2 kelompok obat yaitu penghambat reseptor H2 (antagonist H2 reseptor) antara lain ranitidin, famotidin, nizatidin atau simetidin. Kelompok kedua yang termasuk obat anti asam yang kuat yaitu penghambat pompa proton seperti omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol atau pantoprazol. Antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas digunakan untuk mengurangi gejala akibat GERD tersebut.
Demikian sekedar informasi mengenai penyakit GERD, penyakit kronis karena asam lambung yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi. Pasien dengan GERD bisa sembuh dengan menghindari faktor pencetus dan mengosumsi obat-obatan sampai tuntas sesuai petunjuk dokter.
Mudah-mudahan kita semua selalu diberi kesempatan untuk hidup sehat dan selalu sehat.
Amin.
Salam,
Ari Fahrial Syam
Leave a Reply