Penelitian Mutakhir: Cegah Kanker Usus Besar dengan Menjadi Pesco-Vegetarian?

sumber gambar : https://recipes.sainsburys.co.uk

Penulis: Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD, K-GEH, FACP
Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

   

Saat ini kanker usus besar atau kolorektal di Amerika sudah menjadi salah satu dari tiga besar penyebab kanker terbanyak dan menjadi penyebab kedua kematian karena kanker. Diet tinggi serat untuk mencegah terjadinya kanker kolorektal merupakan salah satu hal yang harusnya bisa dilakukan. Peran awal penelitian serat untuk kesehatan pun dibuktikan dengan adanya angka kejadian kanker kolorektal yang lebih tinggi pada orang white African yang lebih banyak mengonsumsi daging dan kurang serat dibandingkan pada kelompok black African yang mempunyai angka kejadian yang lebih rendah karena lebih banyak mengosumsi serat. Adanya perbedaan kasus kolorektal pada kedua kelompok tersebut membuktikan bahwa serat mempunyai peran untuk terjadinya kanker kolorektal.

Gejala utama yang harus menjadi perhatian terjadinya kanker kolorektal adalah adanya buang air besar berdarah, diare kronis (diare yang lebih dari 2 minggu), susah buang air besar (sembelit), nyeri perut dengan sebab yang tidak jelas, atau ditemukan adanya benjolan atau tumor pada perut. Selain gejala utama tersebut pasien dengan kanker kolorektal juga dapat mengalami penurunan berat badan serta penurunan nafsu makan. Penelitian yang dilakukan di Pusat Endoskopi Saluran Cerna RSCM dengan melihat pasien yang menjalani kolonoskopi selama 2 tahun dari tahun 2013-2014 mendapatkan dari 1290 pasien yang dilakukan kolonoskopi dengan indikasi karena BAB berdarah didapat 7,4% disebabkan oleh polip dan 6% karena tumor kolorektal. Sedang pada pasien dengan indikasi susah BAB (sembelit) 8,3% ditemukan polip sedang 4,6% ditemukan tumor kolorektal.

Kepastian seseorang mengalami kanker kolorektal dengan pemeriksaan kolonoskpi dilanjutkan pengambilan sampel jaringan biopsi untuk menemukan adanya sel-sel kanker.

   

Diet vegetarian

Salah satu artikel mutakhir yang dipublikasikan seputar peran serat muncul pada JAMA Internal Medicine, salah satu jurnal ternama dari Amerika pada awal Maret 2015. Penelitian yang dilaporkan tersebut merupakan bagian dari penelitian The Adventist Health Study 2 (AHS-2), suatu penelitian besar dilakukan pada penduduk Amerika yang dilakukan secara kohort atau populasi diikuti untuk waktu tertentu. Penelitian ini melibatkan hampir 80.000 orang dewasa. Dari 80.000 orang tersebut dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan diet sehari-hari: vegan/vegetarian murni (8 % dari populasi), lacto-ovo-vegatarian/ tidak mengonsumsi daging merah dan putih tapi mengonsumsi telur dan susu (29 %), pesco-vegetarian/tidak mengonsumsi daging merah tapi masih mengosumsi daging putih (ikan atau ayam) (10%), semi vegetarian/ makanan utama sayur-sayuran dan kacang-kacangan sekali-kali masih mengosumsi daging (6%) dan non vegetarian (48%). Selanjutnya pada populasi dengan 5 kelompok diet ini dilakukan follow up selama 7 tahun. Dalam perjalanan 7 tahun tersebut ternyata para peneliti mencatat dari 80.000 kasus tersebut terjadi 490 kasus dengan kanker kolorektal artinya ditemukan 8-9 kasus kanker kolorektal/tahun dari 10.000 penduduk. Evaluasi pada kasus yang mengalami kanker kolorektal tersebut ternyata pada kelompok dengan diet vegetarian mempunyai angka kejadian kanker kolorektal yang lebih rendah dibandingkan pada kelompok yang tidak vegetarian. Evaluasi lebih lanjut dari kelompok diet vegetarian tersebut ternyata penurunan jumlah kasus kanker usus besar yang paling signifikan terdapat pada kelompok pesco-vegetarian yaitu pada kelompok populasi yang tidak mengonsumsi daging merah tapi masih mengonsumsi daging putih (ikan atau ayam). Hal ini membuktikan bahwa diet vegetarian diet tinggi serat dapat mencegah terjadinya kanker kolorektal terutama pada kelompok yang tidak mengosumsi daging merah tapi masih mengosumsi daging putih seperti ikan atau ayam. Jika memang tidak memungkinkan untuk tidak mengonsumsi daging, yang penting adalah tetap mengonsumsi buah dan sayur-sayuran sepanjang hari dengan mengikuti anjuran 5 servings konsumsi sayur dan buah.

Akhirnya kita semua ingin sehat dan berumur panjang. Diet tinggi serat merupakan solusi agar kita terhindar dari berbagai penyakit berbahaya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*