Mual merupakan keluhan yang sering dirasakan sebagai tanda beragam permasalahan kesehatan. Mual sering kali disertai dengan perut terasa penuh, sendawa berulang, nyeri pada ulu hati, dan muntah. Mual melibatkan sistem di otak dan memberikan kualitas yang berbeda dengan berbagai pencetus. Oleh karena itu penting untuk mengenali dan memahami mual yang Anda rasakan.
Apa saja yang perlu dikhawatirkan ketika merasakan mual?
Terdapat beberapa permasalahan yang dapat menimbulkan rasa mual, diantaranya peningkatan asam lambung, luka pada lambung, infeksi bakteri pada lambung dan usus, permasalahan pada hati, pankreas, empedu, dan jantung, perdarahan di kepala, ataupun pengaruh dari obat yang dikonsumsi oleh penderita.
- Dispepsia merupakan keluhan yang berhubungan dengan makan dan ditemukan pada 30 – 60% keluhan ketika berobat. Dispepsia berkaitan dengan mual melalui perlambatan pada pengosongan lambung. Hal ini menimbulkan rasa mual, cepat kenyang ketika makan, juga perut yang terasa penuh dan muntah akibat meningkatnya isi lambung yang berlebih.
- Gangguan pada pergerakan usus (gastroparesis) juga dapat menimbulkan mual yang disertai nyeri pada perut, kembung, serta pelebaran pada perut dan usus yang akhirnya berdampak pada proses pengosongan lambung. Hal ini sering disertai dengan kesulitan buang air besar ataupun buang air besar berbentuk cair.
- Nyeri yang ditimbulkan oleh peradangan dari kandung empedu juga akan merangsang saraf lokal sehingga menimbulkan rasa mual.
- Tidak hanya empedu, peradangan pada pankreas ataupun usus buntu juga dapat menunjukkan keluhan mual yang disebabkan oleh iritasi pada saraf lokal dari efek peradangan.
- Gangguan keseimbangan yang ditandai dengan adanya perasaan yang bergoyang ataupun melayang dapat memicu timbulnya rangsangan mual, baik disertai pemicu penglihatan, penciuman atau emosi.
- Bulan pertama kehamilan akan menimbulkan mual pada sebagian ibu hamil karena peningkatan hormon kehamilan. Keluhan tersebut akan berkurang atau menghilang setelah melewati tiga bulan pertama kehamilan, yaitu setelah terjadi penurunan hormon tersebut.
Kapan rasa mual perlu dikonsultasikan kepada dokter?
Dalam menilai kondisi mual yang diderita perlu dipahami apakah ada keluhan lain yang menyertai atau riwayat serupa sebelumnya. Keluhan yang bersifat dini akan menunjukan kemungkinan adanya infeksi atau efek dari obat-obatan.
- Riwayat mual diikuti dengan muntah tidak lama setelah makan mendukung kecurigaan adanya sumbatan pada saluran cerna yang dapat disebabkan oleh perlengketan atau adanya suatu tumor.
- Mual diikuti dengan muntah dengan tampak adanya makanan yang dikonsumsi beberapa jam atau hari sebelumnya mendukung kepada adanya perlambatan dalam pengosongan lambung.
- Sedangkan mual yang diikuti muntah kehitaman atau bahkan berwarna merah segar menunjukan adanya perdarahan pada saluran cerna.
Perlu pemeriksaan oleh dokter untuk melihat apakah ada tanda dari dehidrasi ataupun keluhan penyerta serta keterkaitan dengan organ-organ terutama di bagian perut. Beberapa pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Peningkatan sel darah putih akan memberikan gambaran infeksi sebagai salah satu penyebab mual. Pemeriksaan amilase dan lipase dapat dilakukan untuk menilai peranan pankreas dalam menimbulkan rasa mual. Bahkan, beberapa penanda keganasan dapat dilakukan untuk menilai apakah terdapat tumor dan keganasan yang dapat menjadi pemicu timbulnya rasa mual. Endoskopi mampu memberikan gambaran adanya luka pada saluran cerna, benjolan yang dicurigai baik sebagai tumor atau keganasan, dan sisa makanan yang belum dicerna sepenuhnya dengan baik akibat dari gangguan pergerakan lambung. Kolonoskopi dapat dilakukan untuk melihat adanya peradangan pada usus atau sumbatan pada usus bagian bawah. CT-scan dan MRI juga mampu menunjukkan adanya gambaran sumbatan ataupun peradangan pada usus.
Bagaimana mengatasi keluhan mual?
Penyebab yang mendasari adanya mual tentu harus diatasi apabila memungkinkan, karena dengan begitu, rangsang pencetus mual dapat dikendalikan dengan baik. Sebagai contoh, keluhan mual yang disebabkan oleh peradangan usus buntu tentu akan membaik setelah dilakukan operasi pengangkatan usus buntu.
Penting untuk menilai status kecukupan akan cairan karena risiko dehidrasi. Apabila ditemukan adanya tanda dehidrasi dan asupan cairan tidak adekuat, perlu dipertimbangkan untuk dilakukan perawatan lanjutan agar kecukupan cairan dapat dijaga.
Hindari makanan pencetus seperti kopi, asam, pedas, dan lemak tinggi. Hal ini dikarenakan makanan tersebut dapat meningkatkan produksi asam lambung yang akan mencetuskan rasa mual atau memperberat keluhan mual. Pola makan sedikit namun sering merupakan anjuran pada pasien yang mengalami keluhan mual dengan gangguan pada saluran cerna. Hal ini akan membantu mengurangi peningkatan secara mendadak isi lambung oleh makanan yang memperberat kondisi akibat perlambatan pengosongan lambung. Mengurangi mengonsumsi lemak akan membantu proses pengosongan lambung karena lemak sulit dicerna sehingga memerlukan waktu proses yang lebih panjang.
Pemberian obat yang dapat menekan produksi asam lambung dan memperbaiki gerak lambung dalam proses pengosongan akan membantu mengurangi gejala. Ada beragam kerja obat yang dapat diberikan mulai dari menurunkan produksi asam lambung, menetralisir asam lambung, membantu gerak lambung dan usus, serta melindungi lapisan dinding lambung.
Mual merupakan keluhan yang sering dialami, namun tanpa kita sadari sangat beragam penyebab mual mulai dari yang ringan hingga berat. Oleh karena itu penting untuk memahami kondisi tubuh Anda dan berkonsultasi kepada dokter menganai rasa mual yang dirasakan.
Referensi
Kasper, et al. 2015. Harrison Principle of Internal Medicing 19th Edition : McGraw Hill
Djojoningrat, Dharmika. 2010, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid 1. Jakarta : Interna Publishing
Leave a Reply