Penulis: dr. Virly Nanda Muzellina, SpPD
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
.
Sakit Maag adalah istilah yang sering kita dengar untuk menggambarkan keluhan nyeri pada perut atas akibat naiknya asam lambung. Pada istilah kedokteran, sakit maag disebut dengan dispepsia. Dispepsia adalah kumpulan gejala pada perut yang mengarah pada gangguan saluran cerna atas termasuk di dalamnya nyeri dan rasa terbakar pada ulu hati, rasa kenyang dini, perut tidak nyaman, mual, muntah, dan sering sendawa.
Beberapa penyebab dispepsia yang telah dipelajari sampai saat ini diantaranya akibat perlambatan pengosongan lambung, peningkatan sensitivitas lapisan saluran cerna atas terhadap asam lambung, infeksi Helicobacter pylori, pergerakan saluran cerna yang abnormal, gangguan pada sistem saraf pusat, psikologis, dan pengaturan makanan yang dikonsumsi. Banyak pasien menyebutkan gejala dispepsia dicetuskan ketika mereka mengonsumsi makanan asam. Namun, penelitian juga menunjukan bahwa banyak pasien yang melaporkan gejala dispepsia-nya memburuk ketika mereka mengonsumsi makanan tinggi lemak.
.
Makanan berlemak dan sakit maag
Makanan berlemak tidak asing kita temui setiap harinya. Makanan gorengan menjadi salah satu makanan favorit baik untuk cemilan maupun makan berat, sebab teknik masak menggoreng adalah hal yang praktis, mudah dilakukan, dan tentunya menghasilkan makanan yang lezat. Jika mengonsumsinya hanya sesekali dan tidak berlebihan, mungkin tidak akan muncul masalah kesehatan pada tubuh kita. Namun, jika mengonsumsi makanan berlemak dalam jumlah yang banyak dan sering, maka masalah kesehatan termasuk saluran cerna dapat timbul.
.
Baca juga: Bagaimana Pencernaan Kita Memproses Makanan Berlemak?
.
Pengaruh makanan berlemak terhadap sakit maag
Mekanisme mengenai sebab akibat makanan berlemak memperberat gejala dispepsia memang belum sepenuhnya dipahami, namun studi telah menunjukkan sebab yang paling mungkin, sebagai berikut.
- Lemak memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan produksi asam lambung
Proses pencernaan lemak lebih lama dibandingkan zat gizi lainnya seperti karbohidrat dan protein, sehingga lemak bertahan lebih lama di dalam lambung. Hal tersebut membuat perut terasa lebih mudah kenyang, penuh, dan begah setelah mengonsumsi makanan berlemak. Semakin lama diproses di dalam lambung, semakin banyak pula asam lambung yang dihasilkan untuk membantu mencerna makanan berlemak. Akibatnya, asam lambung akan terus naik dan timbulah keluhan rasa terbakar dan nyeri pada ulu hati.
Leave a Reply