Sering Mulas Saat Merasa Cemas? Ternyata Ini Penyebabnya

Sumber gambar: freepik.com

Penulis: dr. Muhammad Firhat Idrus, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

 

Sering merasa mulas saat cemas? Hal ini bisa jadi lebih bukan gejala mulas pada umumnya. Perasaan cemas atau stres sering kali memicu respon tubuh dalam bentuk tertentu, termasuk adanya gejala pada sistem pencernaan yang salah satunya adalah dalam bentuk gejala tiba-tiba mulas. Hal ini adalah reaksi alami tubuh terhadap adanya stressor, yang dapat terjadi karena adanya brain-gut axis atau hubungan antara otak dan sistem pencernaan. Saat seseorang merasa cemas, otak melepaskan hormon stres yang dapat berpengaruh ke sistem pencernaan dan menyebabkan adanya gejala ketidaknyamanan pada sistem pencernaan. Beberapa hal yang dapat menjelaskan terjadinya fenomena ini antara lain sebagai berikut:

 

  1. Otak dan usus memiliki hubungan yang sangat erat

    Seperti yang sudah dijelaskan di awal, sistem saraf di otak dan saluran pencernaan terhubung dan dapat berkomunikasi melalui adanya brain-gut axis. Saat seseorang merasa cemas, otak mengirimkan sinyal stressor ke sistem pencernaan yang mempengaruhi gerakan usus menjadi lebih cepat. Hal inilah yang menjelaskan mengapa rasa cemas seringkali berpengaruh langsung pada munculnya gejala mulas yang muncul secara mendadak.

  2. Stres memicu produksi hormon tertentu yang berdampak pada sistem pencernaan

    Ketika tubuh mengalami stres, beberapa hormon seperti adrenalin dan kortisol mengalami peningkatan produksi. Hormon-hormon ini memicu respon tubuh untuk bersiap menghadapi situasi yang dianggap berbahaya atau mengancam. Dampaknya adalah munculnya gejala ke sistem pencernaan, yang bisa menyebabkan rasa mulas, mual, atau bahkan diare.

  3. Perubahan komposisi mikrobiota atau bakteri usus saat kondisi stress

    Bakteri di dalam usus, yang dikenal dengan istilah mikrobiota, juga berperan dalam menjaga kesehatan pencernaan. Saat seseorang mengalami stres atau kecemasan, keseimbangan mikrobiota usus dapat terganggu, dan perubahan komposisi mikrobiota ini dapat memicu munculnya rasa mulas atau kembung.

  4. Stres yang berlangsung lama (kronis) dapat memperburuk kondisi pencernaan

    Rasa cemas atau stres yang berkepanjangan dapat mengganggu fungsi sistem pencernaan dalam jangka panjang. Beberapa dapat terjadi gejala  gangguan usus yang lebih serius seperti irritable bowel syndrome (IBS). Gejalanya termasuk perut mulas, diare, dan sembelit yang bisa datang bergantian di saat mengalami kecemasan.

 

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala mulas yang muncul akibat stres antara lain dengan mengurangi konsumsi makanan dan minuman tertentu seperti makanan pedas, serta minuman yang banyak mengandung kafein dan alkohol. Karena makanan dan minuman tersebut cenderung memperparah kondisi perut saat cemas. Menghindari makanan tersebut dan memilih makanan yang lebih mudah dicerna bisa membantu mengurangi rasa mulas yang dipicu oleh kecemasan.

Selain itu, olahraga relaksasi dan teknik pernapasan efektif bisa membantu menenangkan perut. Teknik-teknik seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga terbukti efektif dalam menenangkan sistem saraf, yang kemudian dapat mengurangi gejala mulas akibat kecemasan. Relaksasi ini membantu menurunkan hormon stres dan menurunkan produksi hormon yang berpengaruh pada munculnya gejala di sistem pencernaan.

Terakhir, hal yang paling utama adalah selalu menjaga kesehatan mental untuk pencernaan yang baik. Masalah kecemasan yang sering muncul tanpa pengelolaan yang tepat bisa berdampak negatif pada pencernaan. Mengatasi kecemasan melalui terapi, olahraga, atau berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental adalah langkah penting untuk mencegah masalah perut yang disebabkan oleh stres. Pengobatan atau terapi yang tepat dapat membantu mengatasi akar masalah kecemasan dan mengurangi dampaknya pada sistem pencernaan.


Referensi:

  1. Socała K, Doboszewska U, Szopa A, Serefko A, Włodarczyk M, Zielińska A, Poleszak E, Fichna J, Wlaź P. The role of microbiota-gut-brain axis in neuropsychiatric and neurological disorders. Pharmacol Res. 2021 Oct;172:105840. doi: 10.1016/j.phrs.2021.105840. Epub 2021 Aug 24. PMID: 34450312.
  2. Gracie DJ, Hamlin PJ, Ford AC. The influence of the brain-gut axis in inflammatory bowel disease and possible implications for treatment. Lancet Gastroenterol Hepatol. 2019 Aug;4(8):632-642. doi: 10.1016/S2468-1253(19)30089-5. Epub 2019 May 20. PMID: 31122802.
  3. Foster JA, McVey Neufeld KA. Gut-brain axis: how the microbiome influences anxiety and depression. Trends Neurosci. 2013 May;36(5):305-12. doi: 10.1016/j.tins.2013.01.005. Epub 2013 Feb 4. PMID: 23384445.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*