Helicobacter pylori: Bakteri yang dapat menyebabkan Luka pada Saluran Cerna

Sumber gambar: id.wikihow.com

Permasalahan saluran cerna yang berhubungan dengan tukak (luka) pada lambung ataupun usus halus memiliki kaitan yang sangat besar dengan adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini banyak ditemukan di negara berkembang dengan angka kejadian dapat mencapai 80 – 90% dan sekitar 10 – 20% diantaranya akan berkembang menjadi tukak pada lambung dan usus. Sedangkan di negara maju, angka kejadian infeksi ini lebih baik, yaitu berkisar 30 – 40% karena infeksi ini berhubungan dengan kebersihan lingkungan, terutama air minum. Infeksi bakteri ini dapat menimbulkan dampak yang beragam, mulai dari tidak bergejala hingga menimbulkan kanker pada saluran cerna, bergantung pada jenis bakteri H. pylori yang menginfeksi. Bakteri ini sendiri hidup dengan mengonsumsi senyawa protein sebagai sumbernya dan mampu bertahan pada lingkungan pH 4,5 hingga 9.

.

Bagaimana bakteri H. pylori menginfeksi saluran cerna?

Permukaan lambung terlindungi dengan baik dari adanya infeksi bakteri, namun H. pylori memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap suasana lambung dan terhindar dari sistem pertahanan tubuh. Selanjutnya, H. pylori akan masuk kedalam permukaan lambung dan berkoloni disana. H. pylori mampu menghasilkan urease yang dapat mengubah urea menjadi karbon dioksida dan amonia sehingga ia mampu bertahan dari asam lambung. Kemampuan pergerakan H. pylori juga memengaruhi kemampuan menghindar dari sistem pertahanan tubuh, karena H. pylori dapat masuk kedalam lipatan-lipatan lambung. H. pylori juga akan menghambat saluran yang menghasilkan bikarbonat dan senyawa organik, yang juga berfungsi untuk menyediakan nutrisi bagi H. pylori. Senyawa dari H. pylori mampu merusak bagian mitokondria dari sel lambung yang berujung pada kematian sel.

H. pylori dapat ditularkan melalui beragam mekanisme, yaitu dapat melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja mengandung bakteri H. pylori. Selang endoskopi yang terkontaminasi juga dapat menjadi media penularan jika kebersihan alat kurang terjaga. Selain itu, penularan dapat terjadi melalui antar mulut yang mengandung bakteri H. pylori.

.

Apa saja gejala yang ditimbulkan oleh infeksi H. pylori?

Keluhan dari infeksi bakteri H. pylori cukup beragam mulai dari tidak bergejala, dispepsia (maag), hingga kanker pada saluran cerna. Dispepsia merupakan keluhan pada saluran cerna dimana dapat berupa perut terasa penuh, cepat kenyang, mual, nyeri pada ulu hati hingga muntah.

.

Bagaimana mengetahui adanya infeksi H. pylori pada saluran cerna?

Tujuan pemeriksaan-pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi H. pylori, memberikan pengobatan, serta memantau pemusnahan (eradikasi) bakteri H. pylori. Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan:

Tes serologi. Tes serologi dilakukan untuk melihat apakah ada antibodi terhadap bakteri yang dibentuk tubuh dalam darah sebagai penanda adanya bakteri di dalam tubuh. Pemeriksaan serologi merupakan salah satu pemeriksaan yang mudah diterima terutama bagi pasien yang tidak bergejala.

Urea breath test merupakan pemeriksaan yang menjadi pilihan utama dalam mendiagnosa permasalahan saluran cerna yang disebabkan oleh H. pylori. Pemeriksaan ini menggunakan kerja enzim urease dari bakteri. Pasien diminta mengonsumsi suatu zat yang mengandung urea, apabila didapatkan peningkatan produksi karbon dioksida melalui pernafasan, artinya terjadi infeksi H. pylori pada saluran cerna. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan utama, dimana hasil yang positif menunjukkan adanya infeksi yang aktif dan memerlukan terapi eradikasi.

Terdapat beragam pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis H. pylori. Pemeriksaan gastroskopi dapat dilakukan untuk memeriksa jaringan secara langsung. Dapat juga dilakukan pemeriksaan histopatologi pada jaringan dan kultur dari bakteri H. pylori apabila diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit.

.

Bagaimana penanganan infeksi H. pylori?

Pasien yang sangat dianjurkan melakukan pengobatan untuk eradikasi H. pylori, diantaranya pasien dengan tukak pada saluran cerna, kanker stadium awal, riwayat kanker lambung pada keluarga, iritasi lambung yang menahun, serta setelah tindakan pengangkatan lambung yang disebabkan oleh kanker. Sedangkan pasien yang dianjurkan melakukan pengobatan untuk eradikasi H. pylori, diantaranya pasien yang memiliki keinginan untuk berobat setelah mendapatkan penjelasan yang memadai, pasien dengan keluhan saluran cerna, pasien gangguan pada saluran cerna yang disebabkan oleh obat penghilang rasa sakit (NSAID), dan pasien GERD yang memerlukan pengobatan anti asam lambung jangka panjang.

Pengobatan dilakukan dengan memberikan obat untuk menurunkan produksi asam lambung dan kombinasi dari dua hingga tiga antibiotik. Empat minggu setelah pengobatan dilakukan kembali evaluasi dengan pemeriksaan urea breath test. Hasil yang negatif menunjukkan keberhasilan dari pengobatan.

.

Terinfeksi H. pylori menjadi risiko penduduk di negara berkembang dengan kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari infeksi H. pylori. Walaupun pasien tidak merasakan keluhan yang dapat menjadi penyulit dalam diagnosis dan eradikasi penyakit ini, seiring berkembangnya beragam pemeriksaan, penegakan diagnosis akan menjadi kunci pengobatan eradikasi bakteri H. pylori.

.

Referensi
Anshari, Shamshul. Yamaoka, Yoshio. 2018. Current Understanding and Management of Helicobacter Pylori Infection an Updated Appraisal. F1000 Research 2018, 7.

Rani, Aziz. Fauzi, Achmad. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V Infeksi Helicobacter Pylori dan Penyakit Gastro-Duodenal. Interna Publishing.

Van Dyunhoven, Yvonne. Jonge, Rob de. 2001. Transmission of Helicobacter pylori a Role for Food. Bulletin of the World Health Organization 2001 79.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*