Diet Gluten Free: Siapa yang Disarankan dan Dampaknya pada Orang Sehat

Siapa yang disarankan untuk diet bebas gluten?

Penting untuk kita ketahui, siapa saja yang sebenarnya memang disarankan untuk menjalani diet bebas gluten.

  1. Penyakit celiac
    Penyakit celiac adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh bereaksi berlebihan terhadap gluten yang terkandung dalam makanan. Gluten yang dikonsumsi akan memicu aktivitas sistem imun atau kekebalan tubuh yang merusak lapisan usus halus yang sehat. Seiring berjalannya waktu kerusakan usus dapat mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan. Penyakit celiac dapat menimbulkan berbagai keluhan dan gejala, seperti diare, sakit perut, kembung, mual muntah, dan penurunan berat badan. Jika Anda terdiagnosis menderita penyakit celiac, cara paling efektif untuk mengatasi keluhan adalah dengan sepenuhnya menghilangkan gluten dari menu diet Anda.

  2. Alergi gandum
    Alergi gandum terkadang tumpang tindih dengan penyakit celiac, padahal mekanisme yang terlibat dalam keduanya berbeda. Alergi gandum dimediasi oleh imunoglobulin E (IgE) dimana antibodi IgE spesifik gandum yang apabila terikat dengan gandum yang kita makan akan memicu pelepasan senyawa inflamasi atau peradangan, termasuk histamin.
    Alergi gandum terjadi ketika tubuh memproduksi antibodi terhadap protein yang ditemukan dalam gandum, baik albumin, globulin, gliadin, maupun gluten. Sedangkan pada penyakit celiac, protein spesifik dalam gandum, yakni gluten yang menyebabkan timbulnya jenis reaksi sistem kekebalan tubuh yang tidak normal. Alergi gandum dapat menimbulkan gejala yang parah, yaitu anafilaksis yang merupakan reaksi alergi yang mengancam nyawa.

    Baca juga: Apa yang Sebaiknya Dikonsumsi Ketika Perut Kembung?

  3. Sensitivitas gluten non-celiac
    Orang yang memiliki sensitivitas gluten non-celiac memiliki gejala yang mirip dengan penyakit celiac ketika mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Meskipun keduanya menyebabkan tubuh memiliki respon negatif terhadap gluten, kedua jenis respon tersebut memiliki perbedaan dalam jangka waktu dan kerusakan yang ditimbulkan. Ketika penderita celiac mengonsumsi gluten, sistem imunnya akan menyerang usus yang dapat merusak lapisannya. Sedangkan jika seseorang yang memiliki sensitivitas gluten non-celiac, konsumsi gluten akan menyebabkan keluhan kembung dan sakit perut dalam jangka pendek. Tidak seperti penyakit celiac, intoleransi gluten biasanya tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang pada tubuh. Studi menunjukkan bahwa pada sensitivitas gluten non-celiac sistem kekebalan tubuh berperan, tetapi prosesnya tidak dipahami dengan baik. Jika seseorang mengalami gejala pada saluran cerna setelah mengonsumsi gluten, dokter harus mengesampingkan penyakit celiac dan alergi gandum sebelum mereka dapat mendiagnosis penyakit ini.

  4. Ataksia gluten
    Ataksia gluten adalah suatu kondisi langka dimana ditemukan adanya respon autoimun terhadap gluten yang dikonsumsi dengan cara merusak bagian otak kecil. Hingga 60% pasien dengan ataksia gluten didapatkan adanya atrofi serebelar atau penyusutan bagian otak ketika diperiksa dengan magnetic resonance imaging (MRI). Ataksia gluten berpotensi menyebabkan gangguan koordinasi, gangguan dalam keterampilan motorik kasar, gangguan berjalan, bahkan kelumpuhan.

Bagi yang mengalami keluhan saluran cerna tanpa sebab (keluhan 1-5 di flyer) selama 6 bulan terakhir, bisa isi data untuk dapat pemeriksaan gratis!

Isi datanya di http://bit.ly/skriningceliac

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*