
Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan aspirin semakin meningkat. Penggunaan aspirin dosis rendah 75 mg hingga 325 mg telah terbukti memberikan dampak positif bagi jantung dan pembuluh darah serta pencegahan kanker. Sebelumnya serangan jantung dan stroke sering kali menjadi penyebab kematian terbanyak di Amerika Utara, namun keadaan ini dapat dikurangi dengan pemberian aspirin dosis rendah jangka panjang. Hal ini memiliki dampak tersendiri bagi kesehatan, terutama bagi saluran cerna. Beberapa sumber mengatakan bahwa penggunaan aspirin mampu menurunkan kasus jantung dan pembuluh darah hingga 12% namun meningkatkan gangguan pada saluran cerna yang cukup serius pada satu dari seribu penduduk setiap tahunnya. Oleh karena itu, ilmu dibidang kesehatan telah memberikan rekomendasi yang penting untuk diketahui oleh masyarakat sehingga terhindar dari gangguan pada saluran cerna, terutama bagi orang yang mengkonsumsi obat aspirin dengan dosis rendah secara rutin.
.
Bagaimana dampak pemberian aspirin pada saluran cerna?
Aspirin merupakan obat yang ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan. Namun seiring dengan perkembangan waktu, efek dari aspirin yang dapat menghambat kerja trombosit telah menjadi ujung tombak dalam mencegah kejadian penyakit jantung koroner dan stroke. Semua obat anti trombosit tentu akan mengakibatkan peningkatan risiko terjadinya perdarahan. Dalam beberapa studi dikatakan bahwa peningkatan risiko perdarahan pada konsumsi aspirin dapat mencapai 60%.
Gejala gangguan pencernaan
Dampak dari aspirin yang menimbulkan cedera pada saluran cerna sudah mulai diketahui sejak tahun 1960-an. Gejala yang ditimbulkan mulai dari sindrom dispepsia, yakni kumpulan gejala pada saluran cerna, hingga perdarahan pada saluran cerna. Beberapa keluhan gangguan saluran cerna yang sering dirasakan akibat konsumsi aspirin adalah nyeri pada ulu hati, mual, bertahak, rasa panas ditenggorokan, rasa mudah kenyang, penurunan berat badan, dan beragam gejala saluran cerna lainnya. Cedera atau perlukaan pada saluran cerna sering kali menjadi penyebab utama. Selain itu, perdarahan pada saluran cerna yang dapat berujung pada kematian sering ditemukan.
Terdapat beberapa keadaan yang penting untuk diketahui ketika mengonsumsi aspirin karena dapat berdampak pada peningkatan risiko dari gangguan saluran cerna. Beberapa keadaan tersebut diantaranya:
- Riwayat perlukaan pada saluran cerna
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori
- Usia diatas 70 tahun
- Konsumsi obat nyeri secara rutin atau dosis tinggi
- Merokok
- Obesitas
- Konsumsi alkohol berlebih.
.
Baca juga: Hati-hati Luka pada Lambung yang dapat Menimbulkan Komplikasi
.
Perdarahan saluran cerna
Aspirin akan menghambat sintesis dari prostaglandin yang memicu terjadinya perdarahan saluran cerna. Penghambatan prostaglandin ini akan menurunkan perlindungan dari lambung dan usus halus, termasuk produksi lendir, bikarbonat yang bersifat berlawanan dengan asam lambung, gangguan sistem imun pada area lambung, gangguan pada penyembuhan jaringan yang rusak, serta menurunkan aliran darah. Namun berdasarkan studi-studi yang pernah dilakukan, diketahui bahwa perdarahan lambung jauh lebih banyak ditemukan dibandingkan perdarahan pada usus halus (duodenum).

Gambar 1. Dampak Aspirin dan Infeksi Helicobacter pylori terhadap Saluran Cerna
(Sumber: Gastrointestinal ulcers, role of aspirin, and clinical outcomes: pathobiology, diagnosis, and treatment, 2014)
Infeksi Helicobacter pylori menjadi suatu permasalahan ketika terjadi bersamaan dengan konsumsi aspirin. Namun hal ini masih menjadi perdebatan. Sedangkan diluar interaksi antara keduanya, konsumsi aspirin juga akan meningkatkan produksi asam lambung yang berperan terhadap terjadinya perlukaan atau tukak pada lambung dan usus halus. Secara umum, pada pasien dengan riwayat perlukaan pada lambung dan usus halus, konsumsi aspirin dosis rendah jangka panjang akan berdampak pada peningkatan kejadian saluran cerna bagian atas.
Risiko perdarahan akan semakin meningkat apabila pasien mengonsumsi dua obat pengencer darah atau yang biasa dikenal di dunia kedokteran sebagai obat antitrombosis. Obat ini biasa dikonsumsi pada pasien stroke dan jantung koroner, seperti kombinasi antara aspirin dan klopidogrel. Selain klopidogrel, kombinasi aspirin dengan warfarin juga meningkatkan kejadian perdarahan pada saluran cerna walau tidak secara signifikan.
Bagi pasien yang disertai dengan perdarahan pada saluran cerna yang cukup berat, diperlukan tindakan endoskopi untuk melihat sumber perdarahan, mencari tahu penyebab perdarahan, dan menghentikan sumber perdarahan apabila diperlukan. Pada beberapa keadaan, operasi dapat menjadi indikasi (landasan dasar) pada pasien dengan perdarahan saluran cerna. Beberapa keadaan tersebut seperti:
- Riwayat tukak pada saluran cerna
- Konsumsi streroid
- Konsumsi obat pereda nyeri.
.
Leave a Reply