Apa yang dimaksud dengan terapi endoskopik?
Terapi endoskopik pada BE bermacam-macam. Modalitas pengobatan tesebut mencakup terapi fotodinamik, radiofrequency ablation (RFA), EMR, dan argon plasma coagulation (APC). Terapi endoskopik yang saat ini umum di Indonesia untuk BE adalah EMR dan APC.
Endoscopic mucosal resection (EMR) merupakan tatalaksana awal untuk BE dengan nodularitas. Pada BE tanpa nodularitas dapat langsung dilakukan terapi endoskopik dengan APC, yaitu melakukan koagulasi BE sehingga terjadi kematian sel BE.
.
Setelah mendalami BE, mari kita bahas kembali contoh kasus di atas. Pasien ini telah didiagnosis BE berdasarkan hasil endoskopi dan pemeriksaan mikroskopik. Pasien tersebut memiliki beberapa faktor risiko terjadinya BE yaitu GERD sudah 6 tahun, jenis kelamin pria, usia lebih dari 50 tahun, dan memiliki kebiasaan merokok. Setelah dijelaskan secara rinci, maka pasien memutuskan untuk terapi endoskopik menggunakan APC. Evaluasi pasca APC menunjukkan bahwa lesi BE tersebut sudah tidak ada.
Dengan tulisan ini masyarakat diharapkan semakin menyadari bahwa pengobatan GERD dan BE yang optimal sangatlah penting untuk mencegah terjadinya kanker kerongkongan. Dokter pun diharapkan dapat mengenali faktor risiko terjadinya BE pada pasien-pasien GERD sehingga dapat mengedukasi pasien untuk menjalani endoskopi saluran cerna bagian atas untuk memastikan ada tidaknya BE.
.
Sumber:
Eluri S, Shaheen NJ. Barrett’s esophagus: Diagnosis and management. Gastrointest Endosc 2017;85(5): 889-903
Shaheen NJ, Falk GW, Iyer PG, Gerson LB. ACG clinical guideline: Diagnosis and management of Barrett’s esophagus. Am J Gastroenterol 2016;111:30-50
Zimmerman TG. Common questions about Barrett’s esophagus. Am Fam Physician 2014;89(2):92-98
Leave a Reply