Tips Sehat Berpuasa agar Terhindar dari Gangguan Saluran Cerna!

Sumber gambar: herworld.com

Penulis: dr. Amanda Pitarini Utari, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

.

Puasa adalah suatu proses menahan diri dari makan, minum, serta hawa nafsu mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Hal ini merupakan suatu hal yang umum dilakukan bahkan di negara-negara barat. Seseorang melakukan puasa dapat berdasarkan alasan kesehatan, bentuk protes terhadap sesuatu, ataupun merupakan perintah agama. Bagi umat muslim, ibadah puasa di Bulan Ramadhan merupakan ibadah wajib yang dilakukan setiap tahunnya. Seiring berkembanganya ilmu pengetahuan, banyak studi yang dilakukan tentang kesehatan dalam berpuasa yang berlangsung selama 16 jam atau lebih, maupun mengenai pembatasan asupan makanan yang dikonsumsi. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai pengaturan asupan makanan dan minuman yang baik selama berpuasa di bulan Ramadhan.

,

Apa yang terjadi pada tubuh ketika berpuasa di bulan Ramadhan?

Respon tubuh kita ketika berpuasa akan sangat bergantung pada berapa lama kita berpuasa. Hal ini dikarenakan makanan dan minuman yang terakhir dikonsumsi memerlukan waktu delapan hingga dua belas jam agar dapat dicerna dengan baik. Setelah waktu tersebut, barulah tubuh masuk pada tahap berpuasa, dimana sumber energi yang digunakan berasal dari cadangan energi di dalam tubuh. Penting bagi kita mengatur waktu sahur yang tepat sehingga cadangan energi di dalam tubuh tidak digunakan secara berlebih saat berpuasa.

Beberapa hormon di dalam tubuh akan mengalami penyesuaian agar penggunaan cadangan energi dapat berjalan dengan baik. Gula merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Ketika berpuasa, kadar insulin (hormon yang berperan terhadap penyimpanan kadar gula) akan menurun. Selain itu, beberapa hormon akan meningkatkan akses pada cadangan energi gula dan lemak, sehingga kadar gula didalam darah juga akan meningkat. Pada orang dewasa yang sehat, apabila berpuasa lebih dari 24 jam, barulah dilakukan pemecahan pada protein sebagai sumber energi alternatif.

Asupan lemak di bulan puasa juga mengalami perubahan metabolime, dimana kadar lemak jahat di dalam tubuh (LDL dan Trigliserida) berkurang sementara lemak baik (HDL) meningkat jika berpuasa selama sepuluh hari atau lebih. Hal itu akan menurunkan risiko penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Sehingga dengan berpuasa secara tepat dan rutin, kita dapat menjaga kadar kolesterol didalam darah untuk menghindari risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.

Bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit gula, perlu berhati-hati karena berpuasa akan berdampak pada peningkatan risiko gula darah rendah dan krisis gula darah (gula darah tinggi). Oleh karena itu, pasien gula yang memerlukan penggunaan insulin untuk mengendalikan kadar gula darahnya tidak dianjurkan berpuasa. Sedangkan, pasien yang gula darahnya terkendali, baik dengan mengonsumsi obat ataupun diet, dapat berpuasa dengan pengaturan waktu pemberian obat dan evaluasi kondisi penyakitnya sebelum mulai berpuasa.

,

Baca juga: Sakit Perut Setelah Berbuka Puasa, Apa Penyebabnya?

.

Apa saja manfaat berpuasa bagi kesehatan?

  • Penurunan berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Berat dan indeks masa tubuh menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada orang yang rutin berpuasa.
  • Penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik cukup signifikan pada periode berpuasa yang cukup panjang.
  • Perubahan pada komponen darah. Berpuasa dalam periode yang cukup lama akan menimbulkan beberapa perubahan pada komponen darah, diantaranya penurunan kadar sel darah putih, peningkatan kadar sel darah merah, penurunan kadar sel pembekuan darah dan peningkatan waktu pembekuan darah (Prothrombin time/PT dan Activated partial thromboplastin time/APTT)
  • Peningkatan pada fungsi hati. Berpuasa akan menimbulkan sedikit peningkatan pada SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase) yang merupakan penanda pada penilaian dari fungsi hati. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan proses detoksifikasi hati selama berpuasa.
  • Peningkatan fungsi ginjal. Puasa dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam darah, yaitu kadar tertinggi biasa didapatkan pada hari ke-lima belas berpuasa. Hal ini disebabkan peningkatan dari pemecahan protein yang menghasilkan asam urat. Kreatinin sebagai salah satu dari penanda fungsi ginjal mengalami sedikit peningkatan pada saat berpuasa.
  • Menjaga keseimbangan pada saluran cerna. Berpuasa akan menjaga keseimbangan pada saluran cerna berupa pertumbuhan sel-sel saluran cerna, sehingga membantu mencegah pertumbuhan sel yang berlebih dan tidak normal. Hal ini dapat mencegah terjadinya keganasan (kanker) pada saluran cerna.

,

2 Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*