Penulis: dr. Imelda Rey, M.Ked (PD), SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterohepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Malik, Medan
Apakah kanker lambung itu?
Kanker muncul jika sel-sel di tubuh kita tumbuh tanpa dapat dikontrol. Sel-sel di hampir semua bagian tubuh kita dapat berkembang menjadi kanker, dan dapat menyebar ke area tubuh yang lain. Kanker Lambung dimulai dari lambung.
Kanker lambung atau karsinoma lambung merupakan penyakit keganasan keempat tersering di dunia dan masih menjadi penyebab kematian kedua dari seluruh penyakit keganasan di dunia.
Early dan Advanced Gastric Carcinoma
Kanker lambung secara klinis dibagi menjadi early (stadium dini) dan advanced (stadium lanjut) untuk menentukan tindakan atau penanganan apa yang cocok untuk dilakukan. Kanker lambung stadium dini (Early gastric carcinoma) adalah karsinoma invasif yang terbatas pada lapisan mukosa dan/atau submukosa lambung, dengan atau tanpa adanya penyebaran kanker (metastasis) kelenjar limfe, tanpa memandang ukuran tumor. Prognosis dari early gastric carcinoma sangat baik, yaitu angka harapan hidup sekitar 90%. Sebaliknya, kanker lambung stadium lanjut (advanced gastric carcinoma) yang menginvasi ke muscularis propria atau lebih dalam, memiliki prognosis yang jelek, dimana angka harapan hidup sekitar atau kurang dari 60%. Hal ini menunjukkan pentingnya deteksi dini dan segera berkonsultasi ke dokter terutama apabila ada gejala yang dirasakan.
Apa saja gejala dan tanda kanker lambung?
Karena pada stadium awal sering tidak dirasakan gejala (asimptomatik), diagnosis sering diketahui pada saat stadium penyakit sudah lanjut dengan prognosis yang jelek, dimana angka harapan hidup 5 tahun kurang dari 30%. Peningkatan kewaspadaan terhadap gejala yang dirasakan serta interpretasi yang tepat untuk rujukan pemeriksaan lanjutan seperti gastroskopi dapat meningkatkan angka harapan hidup.
Beberapa gejala dan tanda kanker lambung diantaranya hilang nafsu makan, berat badan menurun, nyeri perut, rasa tidak enak di perut, rasa penuh di perut bagian atas setelah makan makanan porsi kecil, nyeri dada seperti rasa terbakar, sulit mencerna, mual, muntah dengan atau tanpa muntah darah, ada benjolan di perut, ada darah pada tinja, anemia, dan lainnya.
Beberapa gejala diatas juga dapat disebabkan penyakit selain kanker lambung seperti gastritis ataupun tukak lambung. Bila gejala dan tanda berlanjut dan semakin berat, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter sehingga dapat dideteksi atau didiagnosis sedini mungkin.
Sulit menelan (disfagia), penurunan berat badan, dan adanya benjolan di perut merupakan faktor prognostik (faktor yang berpengaruh) utama pada kanker lambung, sementara perdarahan saluran cerna, muntah, dan lamanya gejala, tidak terlalu berpengaruh pada angka harapan hidup pasien kanker lambung.
Penentuan diagnosis kanker lambung dilakukan dengan melakukan endoskopi untuk memeriksa bagian perut (gastroskopi) yang disertai pengambilan sampel jaringan (biopsi) tumor yang kemudian jaringan tersebut diperiksa dibawah mikroskop.
Apa saja faktor risiko untuk terjadinya kanker lambung?
Kanker lambung dapat disebabkan oleh adanya kombinasi berbagai faktor lingkungan dan akumulasi dari perubahan genetik tertentu. Walaupun ada kecenderungan penurunan angka kejadian, pencegahan terhadap kanker lambung ini masih menjadi prioritas.
Deteksi dini terhadap faktor risiko baik yang dapat diubah maupun faktor risiko yang tidak dapat diubah sangat penting dalam pencegahan primer.
- Faktor risiko yang dapat diubah dari sisi pasien yaitu mempertahankan diet seimbang, mengurangi atau mencegah asupan alkohol, berhenti merokok, dan mempertahankan berat badan normal; dari sisi dokter yaitu melakukan eradikasi H. pylori dan pertimbangan pemakaian NSAID.
- Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain paparan pekerjaan, riwayat keluarga atau keturunan kanker lambung, penyakit lain yang diderita, dan riwayat pernah menjalani operasi gastrektomi.
Bagaimana mencegah kanker lambung?
Pencegahan utama kanker lambung yaitu asupan makanan yang sehat, terapi anti-H.pylori, deteksi dini, dan kemoprevensi, yaitu menggunakan berbagai bahan farmakologis aktif untuk mencegah, menghambat, dan mengembalikan fungsi normal dari proses karsinogenesis. Faktor diet atau asupan makanan berperan penting dalam perkembangan kanker lambung, terutama dalam kasus adenokarsinoma intestinal. Kebiasaan asupan makanan yang sehat, yaitu buah-buahan dan sayuran segar, diet rendah garam, mengurangi asupan alkohol, dan mempertahankan berat badan ideal dapat mengurangi risiko terjadinya kaker lambung.
- Buah-buahan segar dan sayuran hijau terbukti memiliki efek protektif terhadap kanker lambung karena mengandung zat-zat yang baik bagi tubuh, diantaranya B karoten, vitamin C, E, dan folat
- Banyak penelitian yang mengonfirmasi bahwa merokok meningkatkan risiko kanker lambung. Risiko meningkat sebanyak 60% pada laki-laki dan 20% pada wanita
- Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker lambung. Terdapat hubungan antara konsumsi alkohol yang berlebihan dan kanker lambung kardia
- Penelitian menyebutkan kanker lambung berbanding terbalik dengan status sosioekonomi, terutama subtipe kardia dan intestinal. Profesi pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terjadinya kanker lambung adalah nelayan, operator mesin, perawat, juru masak, petugas laundry dan dry cleaner, dimana pekerjaan tersebut berisiko terpapar debu, nitrogen oxida, senyawa N-nitroso dan radiasi
- Infeksi Helicobacter pylori diketahui merupakan satu dari infeksi bakteri kronis yang paling sering pada manusia dan berhubungan dengan penyakit tukak lambung, adenokarsinoma lambung, dan primary gastric B-cell lymphoma. Secara keseluruhan, prevalensi H. pylori di Indonesia berkisar 22,1% (59/267). Perbaikan kondisi sanitasi termasuk sumber makanan dan minuman sangat penting untuk menurunkan angka kejadian terinfeksi Helicobacter pylori.
Bagaimana penanganan kanker lambung?
Terdapat lebih dari satu pilihan terapi untuk kanker lambung. Tidak semua orang akan menerima semua terapi yang ada. Pilihan terapi akan dipilih disesuaikan untuk masing-masing individu. Strategi perencanaan terapi akan dipilih dengan berbagai pertimbangan, diantaranya stadium tumor, tujuan terapi, status performa pasien atau kondisi pasien, dan kemungkinan pelaksanaan secara teknis.
Perencanaan terapi melibatkan para ahli secara multidisiplin sebelum terapi dilakukan. Pilihan terapi kanker lambung mencakup terapi secara endoskopi, terapi pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, targeted terapi dan clinical trial.
- Reseksi secara endoskopi untuk kanker lambung awal (early gastric cancer) tertentu. European Society of Gastrointestinal Endoscopy (ESGE) merekomendasikan reseksi secara endoskopi untuk terapi lesi tumor yang dangkal yang memiliki risiko rendah adanya metastasis kelenjar limfe. Reseksi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat sebagian atau seluruh lambung
- Endoscopic mucosal resection (EMR) merupakan pilihan yang dapat diterima untuk lesi yang lebih kecil dari 10 – 15 mm dengan histologi kecil kemungkinan merupakan stadium lanjut
- ESGE merekomendasikan endoscopic submucosal dissection (ESD) sebagai terapi pilihan untuk kebanyakan lesi tumor lambung dangkal
- Jenis operasi pembedahan bergantung pada stadium penyakit
- Terapi sistemik dapat memperbaiki kondisi jangka panjang dan angka harapan hidup dengan bebas progresi dibandingkan hanya dengan operasi saja
- Kemoterapi paliatif pada pasien yang tidak dapat dioperasi dapat memperpanjang angka harapan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
Karena kanker lambung pada stadium awal sering tidak dirasakan gejalanya, ayo cegah kanker lambung dengan mengkonsultasikan faktor risiko yang Anda miliki ke dokter Anda.
Referensi
Lauren P. The two histological main types of gastric carcinoma: diffuse and so-called intestinal-type carcinoma. An attempt at a histo-clinical classification. Acta Pathol Microbiol Scand.1965; 64:31-49 [PMID: 14320675]
Shah MA, Khanin R, Tang L, Janjigian YY, Klimstra DS, Gerdes H, Kelsen DP. Molecular classification of gastric cancer: a new paradigm. Clin Cancer Res.2011; 17: 2693-2701 [PMID: 21430069; DOI: 10.1158/1078-0432.CCR-10-2203]
Shah MA, Kelsen DP. Gastric cancer: a primer on the epidemiology and biology of the disease and an overview of the medical management of advanced disease. J Natl Compr Canc Netw 2010; 8: 437-447 [PMID: 20410336]
Skierucha M, Milne AN, Offerhaus GJ, Polkowski WP, Maciejewski R, Sitarz R. Molecular alterations in gastric cancer with special reference to the early-onset subtype. World J Gastroenterol. 2016;22(8):2460–2474
Jemal A, Bray F, Center MM, Ferlay J, Ward E, Forman D. Global cancer statistics. CA Cancer J Clin. 2011;61(2):69–90
Buckland G, Travier N1, Huerta JM, et al. Healthy lifestyle index and risk of gastric adenocarcinoma in the EPIC cohort study. Int J Cancer. 2015;137(3):598–606
Massarrat S, Stolte M. Development of gastric cancer and its prevention. Arch Iran Med. 2014;17(7):514–520
Nomura AM, Hankin JH, Kolonel LN, Wilkens LR, Goodman MT, Stemmermann GN. Case-control study of diet and other risk factors for gastric cancer in Hawaii (United States). Cancer Causes Control.2003;14(6):547–558
Tavani A, Malerba S, Pelucchi C, et al. Dietary folates and cancer risk in a network of case-control studies. Ann Oncol. 2012;23(10):2737–2742
Camargo MC, Burk RF, Bravo LE, et al. Plasma selenium measurements in subjects from areas with contrasting gastric cancer risks in Colombia. Arch Med Res. 2008;39(4):443–451
Jenab M, Riboli E, Ferrari P, et al. Plasma and dietary carotenoid, retinol and tocopherol levels and the risk of gastric adenocarcinomas in the European prospective investigation into cancer and nutrition.Br J Cancer. 2006;95(3):406–415
Ladeiras-Lopes R, Pereira AK, Nogueira A, et al. Smoking and gastric cancer: systematic review and meta-analysis of cohort studies. Cancer Causes Control. 2008;19(7):689–701
Nishino Y, Inoue M, Tsuji I, et al. Research Group for the Development and Evaluation of Cancer Prevention Strategies in Japan. Tobacco smoking and gastric cancer risk: an evaluation based on a systematic review of epidemiologic evidence among the Japanese population. Jpn J Clin Oncol. 2006;36(12):800–807
Lagergren J, Bergstrom R, Lindgren A, Nyren O. The role of tobacco, snuff and alcohol use in the aetiology of cancer of the oesophagus and gastric cardia. Int J Cancer. 2000;85(3):340–346
Nagel G, Linseisen J, Boshuizen HC, et al. Socioeconomic position and the risk of gastric and oesophageal cancer in the European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC-EURGAST).Int J Epidemiol. 2007;36(1):66–76
Aragones N, Pollan M, Gustavsson P. Stomach cancer and occupation in Sweden: 1971–89. Occup Environ Med. 2002;59(5):329–337
Peek RM Jr., Blaser MJ (2002) Helicobacter pylori and gastrointestinal tract adenocarcinomas. Nat Rev Cancer 2: 28–37
Syam AF, Miftahussurur M, Makmun D, Nusi IA, Zain LH, Zulkhairi , et al. (2015) Risk Factors and Prevalence of Helicobacter pylori in Five Largest Islands of Indonesia: A Preliminary Study. PLoS ONE 10(11): e0140186. doi:10.1371/journal.pone.0140186
Maconi G, Manes G, Porro GB. Role of symptoms in diagnosis and outcome of gastric cancer.World J Gastroenterol. 2008; 14(8): 1149–1155
Iascone C and Vallerani D. Early Gastric Cancer: An Overview and Future Perspective. J Gastroint Dig Syst 2013, S12. [DOI: 10.4172/2161-069X.S12-013]
Pimentel-Nunes P, Dinis-Ribeiro M, Ponchon T, Repici A, Vieth M, De Ceglie A, et al. Endoscopic submucosal dissection: European Societyof Gastrointestinal Endoscopy (ESGE) Guideline. Endoscopy. 2015; 47: 829–854. [DOI:http://dx.doi.org/10.1055/s-0034-1392882]
Smyth EC, Verheij M, Allum W, Cunningham D, Cervantes A, and Arnold D. Gastric cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up. Annals of Oncology. 2016; 27(5): v38–v49.[doi:10.1093/annonc/mdw350]
Leave a Reply