Gastritis: Peradangan pada Lambung yang Dapat Menimbulkan Komplikasi Serius

Sumber gambar: freepik.com

Sering kali kita mengeluhkan gangguan pada lambung seperti mual atau nyeri pada perut, namun apakah kita sudah benar-benar memahami apa yang terjadi pada saluran cerna kita? Oleh karena itu artikel ini akan membantu kita mengenali salah satu gangguan saluran cerna yang mungkin Anda sedang atau pernah alami sebelumnya yaitu gastritis.

.

Apa itu gastritis?

Gastritis adalah peradangan pada dinding permukaan lambung. Untuk menegakkan diagnosis gastritis sesungguhnya tidak mudah, diperlukan beberapa tahapan seperti pemeriksaan gastroskopi dan jaringan untuk mencari penyebab keluhan tersebut.

Gastritis merupakan permasalahan kesehatan yang paling banyak ditemukan pada pasien yang berobat ke poliklinik. Terkadang pasien bukan datang dengan keluhan yang disebabkan gastritis, namun disebabkan oleh komplikasi yang ditimbulkan gastritis tersebut.

Gastritis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Infeksi bakteri ini banyak sekali ditemukan pada negara yang masih berkembang dengan sanitasi lingkungan yang masih kurang baik. Selain bakteri, gastritis juga dapat disebabkan oleh respon daya tahan tubuh, yaitu keluhan yang ditimbulkan biasanya bersifat menahun. Gastritis yang disebabkan oleh respon daya tahan tubuh ini biasanya disertai dengan adanya anemia atau yang biasa dikenal sebagai kekurangan sel darah merah. Selain itu, gastritis juga dapat disebabkan oleh jenis virus rotavirus dan calcivirus. Keduanya menimbulkan gejala gastritis dengan gambaran jaringan yang tidak khas pada pemeriksaan. Sedangkan infeksi dari cytomegalovirus biasanya menimbulkan gambaran jaringan yang khas pada pemeriksaan dengan disertai adanya gangguan pada organ lain dan riwayat penderita dengan gangguan sistem daya tahan tubuh.

.

Bagaimana cara mengetahui mengalamai gastritis atau tidak?

Pasien sering datang dengan keluhan nyeri pada perut, gangguan pencernaan, hilang nafsu makan, mual, ataupun muntah. Penegakan diagnosis penyakit gastritis tidak hanya berdasarkan keluhan yang dirasakan pada lambung, namun memerlukan juga pemeriksaan endoskopi dan jaringan. Hal inilah yang membedakan gastritis dengan yang disebut sebagai sindrom dispepsia. Pada endoskopi, dapat ditemukan adanya gambaran kemerahan, bengkak, lecet, atau bahkan perdarahan. Sedangkan pada jaringan, dapat ditemukan adanya perubahan jaringan, peradangan sel, hingga kematian jaringan. Secara endoskopi, jaringan lambung yang terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori menunjukkan gambaran peradangan dengan adanya lecet dan luka pada permukaan lambung yang dapat disertai dengan perdarahan.

.

Bagaimana penanganan pada pasien yang terdiagnosis gastritis?

Tujuan pengobatan pada pasien dengan gastritis adalah mengurangi gejala dan memperbaiki jaringan yang rusak. Apabila tidak ditemukan adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori dan tidak didapatkan adanya gambaran kematian pada pemeriksaan jaringan, maka pengobatan yang diberikan dapat sama dengan pasien sindrom dispepsia. Yang perlu menjadi perhatian adalah apabila disertai dengan adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori dan gambaran perubahan jaringan lambung, karena penanganan yang tidak tepat pada pasien-pasien tersebut dapat menimbulkan komplikasi kearah keganasan.

Pengobatan utama adalah mengatasi sumber penyebab terjadinya gastritis. Apabila gastritis disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, maka perlu mengonsumsi antibiotik bersamaan dengan obat penghambat pengeluaran asam lambung. Antibiotik yang digunakan biasanya kombinasi antara klarothomisin dengan amoksisilin, klarithomisin dengan metronidazol, atau tetrasiklin dengan metronidazol. Untuk penghambat asam lambung, biasanya digunakan golongan proton pump inhibitor. Pada gastritis yang dicurigai disebabkan oleh autoimun, memerlukan tambahan vitamin B12 untuk meningkatkan pemulihan jaringan lambung yang rusak. Selain itu, asupan nutrisi yang baik dari segi kualitas dan kuantitas, menghindari asupan alkohol, kopi, dan obat-obatan dapat membantu memperbaiki keluhan dan perbaikan jaringan yang rusak.

Selain mengobati, kita juga perlu mencegah terjadinya gastritis dengan menghindari beberapa faktor risiko, seperti:

Penting bagi kita untuk memahami gastritis karena dengan pemahaman yang baik, kita dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis dan menyusun rencana penatalaksanaan. Dengan kerja sama yang baik antara dokter dan pasien, hasil pelayanan kesehatan yang optimal dapat tercapai.

.

Referensi
Daniel TP. Reflection: Gastritis, Lifestyle and Proton Pump Inhibitor. 2016; (1).

Hasler W, Owyang C. Harrison Principle of Internal Medicine Approach To The Patient With Gastrointestinal Disease. 19th edition. Amerika Serikat: McGraww Hill; 2015.

Hirlan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1: Gastritis. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p.509-12. Padmavathi GV. Et al. Knowledge and Factor Influencing on Gastritis among Distant Mode Learners of Various Unversities at Selected Study Centers Around Bangalore City With a View of Providing Pamphlet. 2013; (1) p. 101-10.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*