Bukan Hanya Mencegah COVID-19, Cuci Tangan Juga Mencegah Penyakit-penyakit Ini!

Sumber gambar: freepik.com

Cuci tangan merupakan cara yang sederhana dan mudah dilakukan guna menjaga kebersihan dan kesehatan badan. Mencuci tangan bila dilakukan dengan benar merupakan cara terbaik untuk menghindari kita tertular dari berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan kuman lainnya. Tangan bisa menjadi media penularan penyakit karena sering kontak langsung dengan berbagai benda atau area yang mengandung banyak kuman penyebab penyakit. Terdapat 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun yang disarankan untuk mencegah penyebaran penyakit, yakni saat sebelum makan, sebelum mengolah/menyiapkan makanan dan minuman, setelah beraktivitas memegang benda kotor atau hewan, sebelum menyusui/memegang bayi, dan setelah buang air kecil/besar.

.

Apa saja penyakit saluran cerna yang dapat dicegah?

Studi menunjukkan, mencuci tangan dengan baik dan benar berdampak pada penurunan penyakit saluran cerna sebesar 31% dan saluran pernapasan sebanyak 21%.  Berikut akan kita bahas beberapa penyakit saluran cerna yang disebabkan karena cuci tangan yang tidak benar.

Diare akibat bakteri
Masalah kesehatan yang sering kita temui akibat cara cuci tangan yang tidak tepat adalah diare. Bakteri penyebab diare yang paling sering ditemukan adalah Escherichia coli yang umumnya ditemukan di kotoran manusia yang terinfeksi. Bakteri ini mudah pindah dari kotoran ke tangan karena tidak mencuci tangan setelah buang air atau dari toilet. Setelah tertelan, bakteri akan masuk ke saluran cerna dan mengeluarkan racun bakteri atau menembus lapisan usus sehingga menimbulkan gejala perut tidak nyaman dan diare. Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya atau menyebabkan diare yang relatif singkat. Tetapi beberapa jenisnya ada yang dapat menyebabkan nyeri perut yang lebih berat dan diare berdarah. Selain E.Coli bakteri lain yang dapat menimbulkan gejala saluran cerna dan menular lewat tangan atau makanan yang terkontaminasi antara lain Salmonella, Shigella, dan Campylobacter.

Baca juga: Ketahui Penanganan Diare Akut yang Tepat

Demam tifoid
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran cerna seperti mual, sembelit, diare, atau perut terasa tidak nyaman. Bakteri masuk ke saluran cerna melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh tinja penderita tifoid. Jika lambung tidak dapat mematikan seluruh bakteri, maka ia akan lolos ke dalam usus, berkembang biak, dan membuat peradangan. Bakteri juga dapat menginfeksi hati dan berkembang biak disana. Jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat terjadi komplikasi pada saluran cerna seperti perdarahan pada usus, usus yang bocor, dan peradangan pada lapisan dinding dalam perut.

Diare akibat virus
Selain bakteri, virus juga dapat menyebabkan diare. Rotavirus merupakan penyebab terbanyak diare pada anak. Rotavirus menyebabkan kerusakan pada lapisan dinding usus penderita yang diakibatkan karena racun yang dihasilkannya sehingga menyebabkan peradangan dan terganggunya penyerapan cairan serta nutrisi.

Diare akibat parasit
Giardia lamblia adalah salah satu jenis parasit yang menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan yang disebut Giardiasis. Parasit ini bisa menyebabkan keluhan diare, tinja seperti berminyak, perut kram, dan terasa kembung. Terkadang mungkin tidak ada gejala sama sekali. Parasit ini hidup di tinja manusia atau hewan dan dapat mencemari tanah dan air. Giardiasis juga dapat menular melalui makanan. Tidak mencuci tangan atau mencuci tangan kurang bersih sebelum makan dan mencuci alat makan dengan air yang terkontaminasi dapat menjadi media penyebaran parasit.

Cacing pada usus
Penyakit cacingan tidak hanya dapat menyerang anak-anak, orang dewasa pun bisa menderita cacingan. Penyakit ini disebabkan karena kurangnya kebersihan diri dan lingkungan. Cacing ditularkan melalui telur cacing yang dikeluarkan bersamaan dengan tinja orang yang terinfeksi. Telur-telur cacing dapat hidup di kuku akibat tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar atau setelah memegang tanah. Saat kita makan menggunakan tangan, telur ini dapat tertelan dan masuk ke dalam saluran cerna. Telur akan menetas menjadi larva dan menempel bahkan menembus dinding usus untuk masuk ke dalam pembuluh darah dan menginfeksi organ lainnya. Kemudian larva kembali ke usus halus dan berubah menjadi cacing dewasa. Gejala yang ditimbulkan bisa dimulai dari gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Penumpukkan cacing dewasa dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran cerna dan menyebabkan gejala yang lebih berat.

Hepatitis A
Tidak hanya saluran cerna, kebiasaan mencuci tangan yang tidak tepat juga dapat menyebabkan penyakit pada organ pencernaan lainnya. Hepatitis A adalah suatu penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh virus. Virus Hepatitis A dapat menular melalui jalur fecal-oral, di mana virus masuk ke mulut melalui benda, makanan, atau minuman yang sudah terkontaminasi oleh tinja penderita hepatitis A. Gejala yang sering dialami oleh penderita hepatitis A antara lain mudah merasa lelah, mual, muntah, perut terasa tidak nyaman, demam ringan, kulit dan bagian putih mata terlihat lebih kuning.

.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*