Tidak jarang kita mendengar orang mengatakan dirinya sedang mengalami GERD dengan keluhan rasa panas di dadanya. Tidak jarang pula kita menemukan orang yang sangat menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi untuk mencegah kambuhnya GERD. Sebenarnya apa itu GERD? Apakah penyakit ini memang sering kita temui?
.
Apa itu GERD?
GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal reflux disease. Penyakit ini adalah salah satu penyakit pada saluran cerna yang sudah tidak asing dan jumlah penderitanya pun cenderung meningkat di Indonesia. GERD adalah suatu keadaan dimana naiknya isi lambung termasuk asam lambung ke dalam kerongkongan atau esofagus. Penyakit ini disebabkan karena melemahnya katup antara kerongkongan dan lambung. Pada kondisi yang normal, katup tersebut akan terbuka agar makanan dan minuman dapat masuk ke lambung. Setelah masuk ke dalam lambung, katup tersebut akan menyempit untuk mencegah kembalinya isi lambung ke kerongkongan. Pada pasien GERD, terjadi pelemahan pada katup ini sehingga tidak dapat menutup dengan baik.
.
Baca juga: Tidur Setelah Makan: Apakah Dampaknya dan Bagaimana Merubahnya?
.
Apakah Anda berisiko mengalami GERD?
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena GERD, antara lain obesitas, usia lebih dari 40 tahun, wanita, kebiasaan langsung berbaring setelah makan, hamil, merokok, stres, memiliki riwayat sakit diabetes, dan hiatal hernia. Pada sebagian orang, makanan atau minuman dapat menjadi pemicu timbulnya GERD, contohnya bawang-bawangan, minuman bersoda, alkohol, cokelat, kafein, makanan pedas, berlemak, ataupun porsi makan yang terlalu banyak. Beberapa obat juga dapat memperburuk timbulnya gejala GERD karena mengganggu kerja dari katup kerongkongan bawah yang memisahkan antara kerongkongan dengan lambung. Obat-obatan tersebut antara lain obat sedatif, penenang, anti-depresan, obat penurun tekanan darah golongan antagonis kalsium, dan narkotika. Penggunaan beberapa jenis antibiotika dan anti-nyeri golongan NSAID yang rutin digunakan pun disebutkan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya peradangan pada kerongkongan.
Leave a Reply