Kenapa Buang Angin Berlebihan Setelah Makan Kacang?

Penulis: dr. Amanda Pitarini Utari, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

 

Kacang-kacangan adalah jenis makanan dengan sumber nutrisi yang kaya akan protein, lemak, dan serat yang penting bagi tubuh manusia. Namun, bagi sebagian orang mengonsumsi kacang terutama dalam jumlah yang banyak, sering menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan berupa buang angin (kentut) yang berlebihan. Gejala ini sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi dan berhubungan langsung dengan cara tubuh mencerna jenis makanan tertentu, terutama makanan yang mengandung jenis karbohidrat kompleks tertentu.

Kacang mengandung salah satu jenis karbohidrat kompleks yang sulit dicerna oleh tubuh manusia, yaitu oligosakarida. Asam lambung dan enzim pencernaan yang berada di lambung dan usus halus tidak mampu memecah senyawa oligosakarida ini secara sempurna. Akibatnya, oligosakarida ini mencapai usus besar dalam keadaan utuh hingga ke usus besar. Kemudian di sinilah terjadi proses fermentasi oleh bakteri usus. Proses fermentasi oligosakarida oleh bakteri yang berada di usus besar menghasilkan beberapa gas, terutama hidrogen, karbondioksida, dan metana. Akumulasi dari gas inilah yang akhirnya menumpuk di usus dan dikeluarkan saat buang angin. Karena jumlah oligosakarida yang terkandung dalam kacang cukup tinggi, maka produksi gas yang dihasilkan pun bisa berlebihan.

Baca Juga: Mengenal SIBO, Penyakit yang Menyebabkan Perut Kembung dan Sering Buang Angin

Selain oligosakarida, kacang juga kaya akan serat tidak larut. Kandungan serat ini walaupun bermanfaat bagi kesehatan pencernaan, namun dapat juga memicu produksi gas apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak secara tiba-tiba. Hal ini karena serat tidak larut adalah bahan makanan bagi mikrobiota di usus besar yang berperan dalam proses pencernaan oligosakarida dan memproduksi gas sebagai hasil sampingnya.

Bagi beberapa orang terutama yang memiliki masalah sensitivitas gastrointestinal seperti irritable bowel syndrome (IBS), reaksi yang ditimbulkan akibat konsumsi kacang bisa lebih intens dibandingkan pada orang kebanyakan. Pada orang dengan IBS, sistem pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap peregangan yang terjadi pada usus akibat tumpukan gas, sehingga dapat menyebabkan rasa nyeri perut, kembung, atau gangguan buang air besar.

Cara pengolahan kacang yang dikonsumsi juga dapat memengaruhi jumlah gas yang dihasilkan. Kacang yang mentah atau kurang matang mengandung lebih banyak oligosakarida aktif dibanding kacang yang matang atau dimasak dengan baik. Merendam kacang dalam air sebelum dimasak juga  dapat membantu mengurangi kandungan oligosakarida. Selain itu, kombinasi makanan yang dikonsumsi dengan kacang juga berperan pada efek yang dihasilkan. Mengonsumsi kacang bersama makanan lain yang juga tinggi serat atau mengandung oligosakarida tinggi seperti kubis, brokoli, atau susu pada orang yang intoleran laktosa bisa meningkatkan efek produksi gas yang berlebihan. Oleh karena itu, penting memperhatikan kombinasi makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengan kacang.

Baca Juga: Apa Saja Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersamaan Agar Pencernaan Tidak Terganggu?

Pada akhirnya, buang angin setelah makan kacang bukanlah hal yang berbahaya. Sebaliknya, hal tersebut menandakan bahwa sistem pencernaan bekerja secara aktif dan baik karena merupakan reaksi normal tubuh terhadap kandungan oligosakarida dan serat tinggi yang sulit dicerna. Namun, jika disertai dengan keluhan berat seperti nyeri perut, atau kembung, atau diare yang berkepanjangan, maka diperlukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang adekuat. Dengan pengolahan dan konsumsi yang bijak, efek samping yang terjadi akibat konsumsi kacang dapat diminimalisasi tanpa perlu menghindari kacang secara total, karena kandungan gizinya tetap sangat bermanfaat bagi kesehatan.


Referensi:

  1. Yongdi Li, Xiaoqi Liu, Liyang Zhou, Lei Dai, Yang Qin, Liu Xiong, Qingjie Sun, Effects of peanut oligopeptides on the pasting properties of potato starch and digestive characteristics of dry, flat potato starch noodles. International Journal of Biological Macromolecules, Volume 253, Part 5, 2023, 126992, ISSN 0141-8130, https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2023.126992.
  2. Zhang N, Jin M, Wang K, Zhang Z, Shah NP, Wei H. Functional oligosaccharide fermentation in the gut: Improving intestinal health and its determinant factors-A review. Carbohydr Polym. 2022 May 15;284:119043. doi: 10.1016/j.carbpol.2021.119043. Epub 2021 Dec 30. PMID: 35287885.
  3. Geng Q, Zhang Y, Song M, Zhou X, Tang Y, Wu Z, Chen H. Allergenicity of peanut allergens and its dependence on the structure. Compr Rev Food Sci Food Saf. 2023 Mar;22(2):1058-1081. doi: 10.1111/1541-4337.13101. Epub 2023 Jan 9. PMID: 36624611.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*