Tahukah Kamu, Konsumsi ini Dapat Menyebabkan Perut Kembung?

Sumber gambar: freepik.com

Penulis: dr. Virly Nanda Muzellina, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna
KSM/Departemen Ilmu Penyakit Dalam
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

 

Perut kembung adalah keluhan yang umum dirasakan banyak orang. Gejalanya meliputi rasa penuh, begah, tidak nyaman, atau kadang disertai nyeri di perut. Pada sebagian besar kasus, kembung terjadi akibat penumpukan gas, perubahan gerakan usus (gut motility), atau kombinasi keduanya. Meskipun umumnya tidak berbahaya, perut kembung bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab dan cara pencegahannya.

Makanan dan Minuman yang Dapat Menyebabkan Kembung:

  1. Makanan tinggi serat

    Serat penting untuk kesehatan usus, tetapi jenis serat tertentu (misalnya pada kacang-kacangan, brokoli, bawang, kol) lebih sulit dicerna di usus halus, sehingga perlu difermentasi oleh bakteri di usus besar. Proses fermentasi ini akan menghasilkan gas yang memicu rasa kembung.
    Tips: Tambahkan serat ke dalam menu secara bertahap agar usus dapat menyesuaikan dan kombinasikan dengan cukup cairan.

  2. Produk olahan susu

    Pada sebagian orang, terutama yang memiliki intoleransi laktosa, konsumsi susu dan produk olahannya (keju, yoghurt, es krim) dapat menyebabkan kembung, begah, sering bersendawa, atau diare. Hal ini karena tubuh kekurangan enzim laktase untuk memecah laktosa.
    Tips: Coba pilih produk susu rendah laktosa atau alternatif nabati seperti susu kedelai/almond.

  3. Makanan dengan kadar lemak tinggi

    Makanan berlemak dapat memperlambat pengosongan lambung sehingga perut terasa penuh lebih lama. Contohnya: gorengan, makanan cepat saji, atau hidangan bersantan kental.
    Tips: Batasi porsi makanan berlemak, pilih metode memasak sehat (rebus, panggang, atau kukus).

  4. Minuman bersoda

    Minuman bersoda mengandung karbon dioksida yang langsung menambah gas di lambung. Akibatnya, perut cepat terasa penuh dan kembung.
    Tips: Batasi konsumsi minuman bersoda, terutama setelah makan besar.

  5. Pemanis buatan

    Pemanis buatan seperti sorbitol, manitol, atau xylitol yang sering ditemukan dalam permen bebas gula juga dapat menyebabkan kondisi perut kembung. Pemanis jenis tersebut sulit untuk diproses oleh tubuh sehingga diperlukan proses fermentasi oleh bakteri usus. Maka, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, gas yang terbentuk di saluran pencernaan akan menumpuk dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
    Tips: Konsumsi secukupnya, jangan berlebihan.

Faktor Kebiasaan Sehari-Hari:

Selain makanan dan minuman, beberapa kebiasaan juga dapat memperburuk kembung:

  1. Makan terlalu cepat atau sambil berbicara, sehingga lebih banyak udara tertelan.
  2. Kurang aktivitas fisik, yang memperlambat pergerakan usus.
  3. Stres dan cemas, yang dapat memengaruhi fungsi saluran cerna.

Cara Mengurangi dan Mencegah Perut Kembung

Berdasarkan rekomendasi pedoman gastroenterology, mengatasi perut kembung dapat dilakukan dengan cara sederhana.

  1. Makan dengan perlahan, kunyah makanan dengan baik
  2. Batasi makanan atau minuman pemicu sesuai toleransi tubuh masing-masing.
  3. Perbanyak air putih
  4. Rutin olahraga ringan (jalan kaki, yoga, peregangan)
  5. Pertimbangkan konsumsi makanan atau minuman probiotik untuk membantu keseimbangan bakteri usus
  6. Terapkan pola makan seimbang (misalnya Mediterranean diet atau pola makan tinggi serat larut)

Umumnya perut kembung tidak berbahaya. Namun, segera konsultasi ke dokter bila kembung disertai:

  1. Nyeri perut berat atau menetap
  2. Muntah terus-menerus
  3. Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
  4. Perubahan pola buang air besar (diare kronis, konstipasi parah, atau tinja berdarah)

Gejala tersebut bisa menjadi tanda adanya penyakit yang lebih serius seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), intoleransi makanan, hingga gangguan organik lain pada saluran cerna.

Perut kembung sering kali berhubungan dengan jenis makanan atau minuman dan kebiasaan sehari-hari. Dengan mengenali faktor pemicu, menerapkan pola makan sehat, serta menjaga gaya hidup aktif, keluhan ini dapat dicegah dan dikendalikan. Jika kembung terjadi terus-menerus atau disertai gejala yang mencurigakan, pemeriksaan medis perlu dilakukan.


Referensi:

  1. Dimidi E, Christodoulides S, Scott SM, Whelan K. Mechanisms of Action of Probiotics and the Gastrointestinal Microbiota on Gut Motility and Constipation. Adv Nutr. 2017 May 15;8(3):484-494. doi: 10.3945/an.116.014407. PMID: 28507013; PMCID: PMC5421123.
  2. Xu Y, Xue Z. The relationship between food components and constipation: a cross-sectional study. BMC Gastroenterol. 2024 Dec 18;24(1):459. doi: 10.1186/s12876-024-03515-1. PMID: 39695406; PMCID: PMC11654163.
  3. Di Rosa C, Altomare A, Terrigno V, Carbone F, Tack J, Cicala M, Guarino MPL. Constipation-Predominant Irritable Bowel Syndrome (IBS-C): Effects of Different Nutritional Patterns on Intestinal Dysbiosis and Symptoms. Nutrients. 2023 Mar 28;15(7):1647. doi: 10.3390/nu15071647. PMID: 37049488; PMCID: PMC10096616.
  4. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Dispepsia dan Infeksi pylori di Indonesia (PEGI/IPD, 2022).
  5. ACG Clinical Guideline: Management of Functional Bloating and Gas. Am J Gastroenterol. 2021.
  6. BSG Guidelines on Functional Gastrointestinal Disorders, 2022.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*