Bagaimana cara mengatasi keracunan makanan?
Komplikasi keracunan makanan yang paling sering adalah dehidrasi akibat keluarnya cairan yang banyak melalui muntah dan diare. Prinsip penatalaksanaan awal keracunan makanan adalah rehidrasi atau mengganti cairan yang hilang akibat muntah dan diare. Air putih dan oralit merupakan pilihan cairan yang baik dan mudah didapatkan untuk mengganti dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh Anda yang hilang. Minuman isotonik juga dapat menjadi pilihan cairan untuk rehidrasi. Ketika Anda mengalami keracunan makanan, jangan cepat-cepat untuk mengonsumsi obat anti-mual dan anti-diare tanpa anjuran dari dokter.
Jika Anda mengalami gejala dehidrasi berat seperti timbulnya rasa pusing, ingin pingsan, berkurangnya jumlah dan frekuensi buang air kecil, dan gejala yang lebih serius seperti yang telah dibahas sebelumnya, kemungkinan Anda harus mendapatkan penanganan khusus di fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemberian cairan melalui infus. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, dehidrasi berat dapat memicu timbulnya komplikasi yang lebih serius dan berakibat fatal.
Selain memenuhi kebutuhan cairan, waktu dan pemilihan makanan yang tepat juga perlu diperhatikan untuk mengurangi gejala keracunan makanan. Ketika gejala keracunan makanan muncul, biarkan perut Anda untuk beristirahat sejenak. Jika Anda merasakan mual sudah berkurang dan perut sudah siap untuk menerima makanan, cobalah untuk memulai makan sedikit demi sedikit dengan makanan yang ringan, lembut, rendah lemak, dan rendah serat. Hindari makanan pedas dan terlalu manis untuk sementara waktu.
.
Baca juga: Ingin Usus Tetap Sehat? Lakukan Ini!
Punya keluhan sakit maag/ GERD/ lambung?
Isi survei kami di bit.ly/surveiherbalYGI
.
Bagaimana cara mencegah keracunan makanan?
Berikut beberapa tips pencegahan keracunan makanan yang dapat Anda ikuti baik saat di rumah maupun di luar rumah:
- Cuci tangan dan peralatan yang digunakan sebelum, selama, setelah menyiapkan makanan, dan juga sebelum makan dengan bersih. Kuman dapat bertahan dibanyak tempat di sekitar dapur Anda, termasuk tangan, meja makan, peralatan masak, dan peralatan makan.
- Cuci buah dan sayur-sayuran dengan air mengalir yang bersih.
- Pisahkan makanan seperti daging mentah, unggas, makanan laut, dan telur dari makanan lain saat berbelanja maupun saat penyimpanan di lemari es.
- Masak makanan hingga matang. Daging sapi, kambing, domba, dan ikan dimasak sampai matang dengan suhu 62º Celsius, daging giling harus dimasak hingga bagian dalam daging bersuhu 71º Celsius, dan daging unggas dimasak hingga 73º Celsius. Gunakan termometer makanan untuk memastikan makanan dimasak dengan suhu internal yang aman.
- Simpan makanan yang mudah busuk seperti daging dalam kulkas pada suhu 4º Celsius atau lebih rendah. Makanan tertentu perlu disimpan pada suhu yang tepat untuk mencegah bakteri berbahaya tumbuh dan berkembang biak. Selalu periksa petunjuk penyimpanan pada label makanan.
- Hindari makan makanan mentah yang tidak segar dan pemrosesannya kurang baik.
- Tutup dan simpan makanan dengan baik jika Anda belum langsung memakannya untuk menghindari hinggapnya lalat pada makanan.
- Pilih tempat makan dengan hati-hati, hindari jajan makanan sembarangan.
Selalu perhatikan ketika mengolah makanan dan makanan yang akan dikonsumsi sehingga terhindar dari keracunan makanan. Namun jika mengalami gejala keracunan makanan, segera tangani agar tidak timbul komplikasi yang serius.
Referensi
Switaj TL, Winter KJ, Christensen SR. 2015. Diagnosis and Management of Foodborne Illness. Am Fam Physician. 92(5):358-365.
Centers for Disease Control and Prevention. 2020. Food Safety. Available online at: https://www.cdc.gov/foodsafety/index.html
Leave a Reply