Gastritis adalah suatu kondisi medis adanya iritasi atau peradangan pada lapisan dinding lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor penyebab yang tersering diantaranya adalah pola konsumsi makanan yang tidak teratur, konsumsi alkohol, stress psikologis, kondisi autoimun, maupun infeksi pencernaan yang berlangsung dalam jangka panjang. Gejala gastritis dapat bervariasi, tergantung pada jenis gastritis, berapa lama seseorang mengalaminya, dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum gastritis di antaranya adalah rasa sakit atau panas di perut, kembung, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan.
Kondisi gastritis tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi penderitanya yang ingin berpuasa penuh selama bulan Ramadan. Berpuasa bisa menjadi terasa lebih sulit karena gastritis cukup sensitif dengan kondisi perut yang kosong, serta rentan timbul gejala yang tidak diinginkan pada kondisi perut kosong. Namun bukan berarti bahwa berpuasa penuh adalah hal yang mustahil bagi seorang penderita gastritis. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu pasien dengan gastritis tetap sehat dalam menjalankan puasa:
- Disiplin dalam mengatur waktu dan pola makan
Usahakan selalu makan dan minum teratur sesuai dengan waktu sahur dan buka puasa. Pastikan untuk makan dengan porsi secukupnya, agar tidak membebani lambung dengan konsumsi makanan dan minuman yang terlalu banyak. Hindari juga menunda waktu makan saat sahur dan berbuka puasa, supaya kondisi perut kosong tidak berlangsung dalam waktu yang semakin lama. - Pilihlah jenis makanan dan minuman yang tepat
Selama berpuasa, pastikan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk gejala gastritis, seperti makanan yang bersifat terlalu asam, pedas, dan berlemak. Sebaliknya, konsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna seperti nasi putih, daging ayam rendah lemak, telur, buah-buahan, sayuran matang, dan air putih, akan membantu menjaga kesehatan saluran cerna.
Baca juga: Sakit Perut Setelah Berbuka Puasa, Apa Penyebabnya? - Hindari makan terlalu cepat dan dalam jumlah berlebihan
Pada waktu berbuka puasa, seringkali rasa lapar membuat lupa bahwa kita sudah makan terlalu banyak dalam waktu yang singkat. Padahal, agar makanan lebih mudah dicerna, yang perlu kita lakukan adalah makan dengan perlahan dan mengunyah makanan dengan baik. Dengan melakukan hal ini dapat membantu lambung memproses makanan dengan lebih mudah dan mencegah peradangan lambung atau munculnya gejala-gejala nyeri perut yang tidak diinginkan. - Konsultasi pada dokter
Sebelum memutuskan untuk berpuasa penuh selama bulan Ramadan, pasien dengan gastritis kronis harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui secara medis apakah lambungnya berada dalam kondisi yang baik dan memungkinkan untuk dapat melakukan puasa. Dokter mungkin akan memberikan tambahan obat yang dapat dikonsumsi selama sahur atau berbuka puasa. - Minum obat sesuai dengan instruksi dari dokter
Pasien dengan riwayat penyakit gastritis umumnya mempunyai obat rutin yang dikonsumsi setiap hari. Oleh karena itu, sangat penting bagi penderita gastritis membuat jadwal tetap untuk konsumsi obat secara teratur yang harus selalu dilakukan rutin dengan menyesuaikan waktu sahur dan berbuka puasa.
Baca juga: Tidak Ingin Maag dan GERD Kambuh Saat Puasa? Ini Tipsnya! - Waspada akan munculnya gejala akut
Pasien gastritis harus memperhatikan tanda-tanda kekambuhan atau munculnya gejala akut saat berpuasa, seperti rasa sakit atau perih pada lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Jika salah satu gejala tersebut muncul dan dirasakan semakin memberat, maka waktunya untuk mempertimbangkan segera mengunjungi rumah sakit untuk mendapatkan penanganan awal.
Berpuasa penuh selama bulan Ramadan merupakan suatu tantangan yang bisa jadi cukup berat bagi pasien dengan riwayat gastritis. Adanya kemungkinan-kemungkinan kekambuhan gejala disaat sedang menjalani puasa merupakan hal yang tidak diinginkan yang berpotensi dapat muncul sewaktu-waktu. Walaupun begitu, dengan mengikuti tips-tips yang disampaikan tersebut, menjaga pola makanan, serta berkonsultasi dengan dokter secara teratur, maka berpuasa penuh selama bulan Ramadan adalah sesuatu yang sangat mungkin dilakukan.
Informasi tentang Gastritis di sini
Referensi
Astuti W, Taharuddin T. Hubungan Pola Makan dengan Kekambuhan Gastritis pada Remaja: Literature Review. Borneo Studies and Research. 2022 Apr 12;3(2):1148-56.
Mardhiyah R, Makmun D, Syam AF, Setiati S. The Effects of Ramadhan Fasting on Clinical Symptoms in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease. Acta Med Indones. 2016 Jul;48(3):169-174. PMID: 27840350.
Ramadani A. Hubungan Jenis, Jumlah Dan Frekuensi Makan Dengan Pola Buang Air Besar Dan Keluhan Pencernaan Pada Mahasiswa Muslim Saat Puasa Ramadhan (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Leave a Reply