Membatu mencegah osteoporosis
Probiotik yang terkandung dalam makanan fermentasi dapat membantu pengobatan osteoartritis, osteoporosis, dan patah tulang pada orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lactobacillus dapat membantu meningkatkan proses pembentukan tulang, meningkatkan kepadatan massa tulang, dan mencegah tulang keropos sehingga tulang kita menjadi lebih sehat!
.
Membantu menurunkan gula darah
Penelitian menunjukkan mengonsumsi makanan dan minuman fermentasi memiliki manfaat pada pasien diabetes dengan menurunkan gula darahnya, namun mekanisme pastinya belum jelas. Sejauh ini, temuan dari beberapa studi menunjukkan bahwa makanan dan minuman fermentasi secara signifikan dapat mencegah dan mengurangi komplikasi kesehatan terkait diabetes melalui kemampuannya sebagai anti-oksidan dan anti-peradangan.
.
Meningkatkan sistem imun
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh bekerja untuk melindungi tubuh kita dari serangan virus, bakteri, jamur, dan parasit. Saat sistem kekebalan tubuh melemah, kuman-kuman tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Beberapa peneliti menganggap usus adalah organ yang bepengaruh terhadap sistem kekebalan di seluruh tubuh. Peradangan kronis yang terkait dengan penyakit jantung, diabetes, dan kanker dapat dimulai dari ketidakseimbangan bakteri pada usus. Makanan fermentasi berperan mendorong pertumbuhan bakteri baik sehingga meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara menyeimbangkan jumlah bakteri dalam usus. Semakin banyak bakteri baik yang ada di usus, semakin mudah bagi tubuh untuk melawan penyakit. Selain itu, bakteri baik dapat menyeimbangkan sel tentara dalam tubuh yaitu limfosit B dan T dimana sel tentara ini akan bekerja sama dalam melawan kuman yang dapat membahayakan tubuh.
.
Baca juga: Pengaruh Kondisi Psikologis Terhadap Saluran Cerna
.
Menjaga kesehatan mental
Tidak hanya kesehatan fisik, makanan fermentasi juga beperan dalam kesehatan mental. Beberapa penelitian telah mengaitkan probiotik Lactobacillus helveticus dan Bifidobacterium longum dengan pengurangan gejala kecemasan dan depresi. Kedua probiotik tersebut ditemukan dalam makanan fermentasi. Lactobacillus bertugas untuk mengurangi bakteri jahat yang mengganggu produksi hormon serotonin dan dopamin. Rendahnya kadar kedua hormon tersebut dapat membuat suasana hati kita menjadi sedih. Itulah mengapa mengonsumsi makanan fermentasi menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi gejala kecemasan dan depresi.
.
Setelah mengetahui manfaat makanan fermentasi bagi kesehatan, penting untuk kita ketahui apa saja makanan dan minuman fermentasi yang dapat menjadi pilihan untuk kita konsumsi.
Tempe: Makanan yang terbuat dari fermentasi kedelai. Proses fermentasi memecah protein kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna usus. Tempe juga mengandung probiotik dan senyawa lainnya yang dapat bertindak sebagai antioksidan.
Kimchi: Makanan asal Korea biasanya dibuat dari kol yang difermentasi, dapat juga dibuat dari sayuran fermentasi lainnya seperti lobak, wortel, dan sawi memiliki khasiat dalam menurunkan kolestrol, gula darah, dan tekanan darah.
Miso: Miso adalah bumbu umum dalam masakan jepang dibuat dengan memfermentasi kacang kedelai dengan garam dan jamur. Miso sering dihidangkan dalam bentuk sup. Suatu penelitian di Jepang menunjukkan miso dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara.
Natto: Makanan tradisional jepang terbuat dari fermentasi kedelai. Natto kaya akan serat sehingga baik untuk kesehatan pencernaan. Natto juga kaya akan vitamin K dan mengandung enzim nattokinase yang dapat membantu mencegah pembekuan darah dan mengurangi tekanan darah.
Saurkraut: Biasa disebut acar kubis terbuat dari kol atau kubis yang diiris halus dan difermentasi oleh berbagai bakteri asam laktat. Makanan ini rendah kalori namun kaya akan serat, vitamin C, dan vitamin K. Makanan ini biasa dijadikan isian pada sandwich dan hotdog.
Yoghurt: Diproduksi dari susu yang telah difermentasi, umumnya dengan bakteri asam laktat. Yoghurt kaya akan probiotik dan mengandung banyak nutrisi penting, seperti kalsium, kalium, fosfor, riboflavin dan vitamin B12. Perlu diketahui tidak semua jenis yoghurt mengandung probiotik, karena bakteri menguntungkan ini dapat terbunuh selama pemrosesan.
Kefir: Terbuat dari susu yang diolah dengan biji kefir lalu difermentasi oleh ragi dan bakteri. Tekstur kefir lebih cair dibandingkan yoghurt namun memiliki rasa yang lebih tajam. Dibandingkan dengan yoghurt, kefir mengandung tiga kali lebih banyak probiotik yang dapat membantu memecah laktosa sehingga lebih mudah dicerna bagi penderita intoleransi laktosa.
Teh kombucha: Terbuat dari teh hitam atau hijau yang difermentasi dengan ragi dan bakteri, baik untuk kesehatan karena mengandung berbagai asam amino esensial, vitamin B, dan vitamin C.
Telah kita ketahui, makanan fermentasi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, bukan berarti kita cukup hanya mengonsumsi makanan fermentasi saja karena tubuh membutuhkan banyak nutrisi yang diharus dipenuhi dari makanan lainnya. Jadi, makanan fermentasi dapat dijadikan sebagai pilihan makanan tambahan yang sangat baik untuk diet Anda.
.
Referensi
Gamboa-Gómez CI, González-Laredo RF, Gallegos-Infante JA, et al. 2016. Antioxidant and Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitory Activity of Eucalyptus camaldulensis and Litsea glaucescens Infusions Fermented with Kombucha Consortium. Food Technol Biotechnol, 54(3):367-374.
Sanlier,N., Gökcen, BB., & Sezgin, AC. 2017. Health benefits of fermented foods. Critical Reviews in Food Science and Nutrition: 1-22.
Sivamaruthi BS., Kesika P., Prasanth MI., Chaiyasut C. 2018. A Mini Review on Antidiabetic Properties of Fermented Foods. Nutrients, 10(12):1973.
Stiemsma, LT., Nakamura, RE., Nguyen, JG., & Michels, KB. 2020. Does Consumption of Fermented Foods Modify the Human Gut Microbiota? The Journal of Nutrition. Yamamoto S, Sobue T, Kobayashi M, Sasaki S, Tsugane S. 2003. Soy, isoflavones, and breast cancer risk in Japan. J Natl Cancer Inst, 95(12):906-913.
Leave a Reply