Peroral Endoscopic Myotomy (POEM) pada Achalasia Esofagus

Sumber gambar: Dokumentasi asli

Penulis: Dr. dr. Achmad Fauzi, SpPD, K-GEH, FINASIM
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

 

Achalasia esofagus adalah suatu kondisi medis yang mempengaruhi esofagus atau kerongkongan, saluran yang menjadi perantara lewatnya makanan dari mulut ke lambung. Pada pasien dengan achalasia esofagus, otot-otot di bagian bawah esofagus (sfingter esofagus bagian bawah) tidak bisa melakukan relaksasi otot dengan baik saat menelan, sehingga menyebabkan terjadinya kesulitan menelan (disfagia), regurgitasi makanan yang tidak tercerna, dan terkadang nyeri dada. Achalasia esofagus dapat disebabkan beberapa hal, salah satu hal yang diduga paling berperan adalah karena adanya kerusakan saraf yang mengontrol otot esofagus.

Apa itu Peroral Endoscopic Myotomy (POEM)?

Peroral Endoscopic Myotomy (POEM) merupakan pilihan pertama (1st choice) sebagai modalitas terapi yang merupakan prosedur terbaru dan inovatif saat ini dalam mengatasi achalasia esofagus. POEM melibatkan pembedahan lapisan dalam otot esofagus tanpa perlu sayatan eksternal, dilakukan melalui endoskop yang dimasukkan melalui mulut. Prosedur ini merupakan  prosedur yang lebih minimal invasif dibandingkan dengan operasi konvensional. Selain itu, POEM juga menunjukkan hasil yang sangat baik dalam mengurangi gejala achalasia esofagus.

Apa yang terjadi selama prosedur POEM?

POEM dilakukan dengan memotong otot sirkuler dan atau longitudinal esofagus bagian bawah untuk mengurangi tekanan dan memudahkan jalannya makanan ke lambung. Prosedur ini dimulai dengan membuat sayatan kecil pada lapisan mukosa esofagus, diikuti dengan pembuatan terowongan di bawah mukosa menuju ke otot yang perlu dipotong. Setelah otot dipotong, mukosa ditutup kembali untuk menyelesaikan prosedur.

Siapa saja yang mungkin memerlukan prosedur POEM?

Sebelum adanya POEM, pengobatan untuk achalasia esofagus biasanya melibatkan dilatasi pneumatik (memperlebar sfingter dengan balon), injeksi botulinum toxin, atau operasi terbuka yang disebut Heller Myotomy. Meskipun cukup efektif, metode-metode ini memiliki keterbatasan, seperti risiko komplikasi, masa pemulihan yang panjang, kekambuhan gejala serta tidak mencegah proses dilatasi progresif esofagus menuju End-stage achalasia (ESA).

Salah satu keuntungan utama POEM adalah sifatnya yang minimal invasif, yang berarti pemulihan lebih cepat dan lebih sedikit rasa sakit pasca operasi. Selain itu, POEM dapat dilakukan pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi tradisional karena alasan kesehatan. POEM juga memungkinkan untuk lebih tepat menargetkan area otot yang perlu dipotong, yang dapat mengurangi risiko kekambuhan gejala. Studi klinis menunjukkan bahwa POEM memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mengurangi gejala achalasia esofagus, dengan peningkatan signifikan dalam kemampuan menelan dan kualitas hidup setelah prosedur. Efektivitas POEM juga bertahan dalam jangka panjang, dengan gejala yang lebih jarang kambuh dibandingkan metode pengobatan lainnya.

Risiko dan Komplikasi POEM

Meskipun POEM adalah prosedur yang minimal invasif, seperti semua prosedur medis, POEM juga memiliki risiko. Komplikasi yang mungkin termasuk perdarahan, infeksi, dan refluks gastroesofageal (GERD). Namun begitu, risiko ini biasanya dapat dikelola dengan baik dengan tingkat komplikasi yang rendah. POEM juga telah menjadi pilihan yang efektif untuk pasien dengan achalasia esofagus berulang, di mana pasien dengan achalasia esofagus berulang ini biasanya mengalami kegagalan dengan metode pengobatan sebelumnya. Pada pasien ini, POEM sering kali memberikan perbaikan gejala yang signifikan dan meminimalkan kebutuhan untuk intervensi lebih lanjut.

Kelebihan prosedur POEM

Seiring dengan berkembangnya teknologi endoskopi, teknik POEM terus diperbaiki dan disempurnakan. Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk meningkatkan hasil jangka panjang, mengurangi komplikasi, dan memperluas indikasi POEM untuk berbagai gangguan motilitas esofagus lainnya. Adanya POEM telah menjadi inovasi penting dalam pengobatan achalasia esofagus, menawarkan alternatif yang efektif dan lebih aman dibandingkan dengan metode konvensional. Dengan keuntungan minimal invasif, pemulihan cepat, dan hasil jangka panjang yang baik, POEM diprediksi akan terus menjadi pilihan utama dalam manajemen achalasia esofagus dan mungkin juga untuk gangguan esofagus lainnya di masa depan.


Referensi:

  1. Ujiki MB, VanDruff VN. Peroral Endoscopic Myotomy for Achalasia. World J Surg. 2022 Jul;46(7):1542-1546. doi: 10.1007/s00268-022-06477-1. Epub 2022 Feb 25. PMID: 35217889.
  2. Friedel D, Stavropoulos SN. Peroral endoscopic myotomy for achalasia. Minerva Gastroenterol (Torino). 2023 Jun;69(2):239-253. doi: 10.23736/S2724-5985.22.03080-7. Epub 2022 Feb 3. PMID: 35112822.
  3. Sharma P, Stavropoulos SN. Is peroral endoscopic myotomy the new gold standard for achalasia therapy? Dig Endosc. 2023 Jan;35(2):173-183. doi: 10.1111/den.14477. Epub 2022 Dec 27. PMID: 36385512.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*