Bagaimana menegakkan diagnosis SIBO ?
Diagnosis SIBO dapat menggunakan kultur bakteri dari usus halus dan breath testing. Dengan kultur bakteri, SIBO ditentukan jika menemukan jumlah koloni bakteri ≥1×103 CFU/mL dari aspirasi cairan duodenum atau jejenum proksimal. Aspirasi adalah pengambilan cairan menggunakan alat hisap, seperti jarum suntik.
Pemeriksaan breath testing (glucose hydrogen atau lactulose hydrogen) dianjurkan untuk menegakkan diagnosis SIBO pada pasien IBS. Pemeriksaan ini juga dianjurkan untuk diagnosis SIBO pada pasien dengan gejala gangguan pergerakan usus, serta pada pasien dengan gejala seperti nyeri perut, kembung dan gas, serta diare jika pernah menjalani operasi perut.
Persiapan sebelum pemeriksaan breath testing perlu memperhatikan beberapa hal, seperti berhenti konsumsi antibiotik 4 minggu sebelumnya, berhenti obat motilitas usus dan obat pencahar satu minggu sebelumnya, berhenti merokok, berhenti komsumsi makanan yang bisa terfermentasi seperti karbohidrat komplek, serta batasi aktifitas fisik.
.
Baca juga: Apa yang Sebaiknya Dikonsumsi Ketika Perut Kembung?
.
Bagaimana pengobatan SIBO?
Pengobatan farmakologi
Tujuan pengobatan pasien SIBO adalah perbaikan gejala dengan menghilangkan bakteri yang tumbuh berlebihan. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian antibiotik. Tetapi beberapa pasien dapat tetap bergejala walaupun sudah diobati. Hal ini menunjukkan adanya kondisi yang mendasari (misalnya ganguan pergerakan atau penggunaan PPI) dapat menyebabkan gejala dan/atau kebal terhadap antibiotik. Sehingga, terapi yang efektif adalah menghilangkan bakteri, mengobati kondisi penyakit yang menyertai, dan mencegah SIBO. Saat ini, tidak ada obat yang spesifik untuk terapi SIBO. Beberapa obat telah diteliti, yaitu rifaximin. Rifaximin adalah antibiotik yang terlihat efektif terhadap SIBO. Walaupun dosis, lama pemberian dan populasi pasien berbeda dalam berbagai penelitian, efek samping rifaximin jarang terjadi. Antibiotik sistemik lain seperti ciprofloxacin, norfloxacin, dan metronidazole juga dapat menghilangkan SIBO dengan bukti breath test atau kultur bakteri, walaupun sampel masih sedikit.
Probiotik dianggap bermanfaat bagi mikrobiota usus. Akan tetapi penelitian masih terbatas dan memiliki hasil yang bervariasi. Hasilnya pun masih dianggap kontroversial. Satu penelitian menunjukkan probiotik dapat mengkoloni dalam usus halus, dapat menyebabkan SIBO dan D-lactic acidosis, serta brain fogginess.
Pengobatan non-farmakologi
Beberapa terapi non-farmakologi diteliti karena harga dan efek samping dari antibiotik dan probiotik. Salah satu pengobatan non-farmakologi SIBO adalah diet elemental yang mengandung mikronutrien (zat gizi mikro), yang biasanya diserap di usus halus bagian awal, sehingga membatasi penghantaran nutrisi ke bakteri di bagian usus halus yang lebih jauh. Pada satu penelitian diet rendah oligosakarida, disakarida, monosakarida dan polyol menunjukkan manfaat pada IBS. Hal ini karena penurunan paparan bakteri usus halus ke karbohidrat dan produk fermentasinya, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri atau mengubah perpindahan cairan usus dan produksi gas usus. Namun data yang mendukung bahwa diet-diet tersebut bermanfaat untuk SIBO masih sedikit.
.
Apakah SIBO dapat menyebabkan komplikasi?
Komplikasi SIBO bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Komplikasi ringan, seperti diare dan kekurangan vitamin ringan. Komplikasi berat, seperti malabsorpsi dan gangguan karena kekurangan vitamin yang larut dalam lemak.
.
SIBO menyebabkan gejala saluran cerna yang tidak spesifik dan berhubungan dengan keluhan di luar saluran cerna. Gejala yang dialami setiap pasien sangat bervariasi, sehingga tidak bisa hanya satu gejala untuk menegakkan diagnosis SIBO. Pemeriksaan diagnostik sangat diperlukan. Pemeriksaan nafas (breath test) dianggap aman dan menjadi alat diagnostik non invasif untuk SIBO, walaupun ada perbedaan metode yang optimal dan interpretasi hasil. Penanganan yang efektif yaitu antibiotik termasuk rifaximin. Perbedaan dalam berbagai penelitian terkait tes diagnostik dan interpretasi, dosis dan antibotik yang digunakan, memerlukan penelitian yang lebih lanjut.
.
Referensi
Rezaie A, Buresi M, Lembo A, et al. Hydrogen and methane-based breath testing in gastrointestinal disorders: The North American consensus. Am J Gastroenterol 2017;112:775–84.
Ghoshal UC, Ghoshal U. Small intestinal bacterial overgrowth and other intestinal disorders. Gastroenterol Clin North Am 2017;46:103–20.
Polkowska-Pruszynska B, Gerkowicz A, Szczepanik-Kulak P, et al. Small intestinal bacterial overgrowth in systemic sclerosis: A review of the literature. Arch Dermatol Res 2019;311:1–8.
Erdogan A, Rao SS. Small intestinal fungal overgrowth. Curr Gastroenterol Rep 2015;17:16.
Erdogan A, Rao SS, Gulley D, et al. Small intestinal bacterial overgrowth: Duodenal aspiration vs glucose breath test. Neurogastroenterol Motil 2015;27:481–9.
Ghoshal UC, Srivastava D, Ghoshal U, et al. Breath tests in the diagnosis of small intestinal bacterial overgrowth in patients with irritable bowel syndrome in comparison with quantitative upper gut aspirate culture. Eur J Gastroenterol Hepatol 2014;26:753–60.
Fialho A, Fialho A, Kochhar G, et al. Association between small intestinal bacterial overgrowth by glucose breath test and coronary artery disease. Dig Dis Sci 2017;63:412–21.
Rao SSC, Tan G, Abdulla H, et al. Does colectomy predispose to small intestinal bacterial (SIBO) and fungal overgrowth (SIFO)? Clin Transl Gastroenterol 2018;9:146.
Franco DL, Disbrow MB, Kahn A, et al. Duodenal aspirates for small intestine bacterial overgrowth: Yield, PPIs, and outcomes after treatment at a tertiary academic medical center. Gastroenterol Res Pract 2015;2015: 971582
Kim DB, Paik CN, Kim YJ, et al. Positive glucose breath tests in patients with hysterectomy, gastrectomy, and cholecystectomy. Gut Liver 2017;11:237–42.
Therrien A, Bouchard S, Sidani S, et al. Prevalence of small intestinal bacterial overgrowth among chronic pancreatitis patients: A case-control study. Can J Gastroenterol Hepatol 2016;2016:7424831.
Bae S, Lee KJ, Kim YS, et al. Determination of rifaximin treatment period according to lactulose breath test values in nonconstipated irritable bowel syndrome subjects. J Korean Med Sci 2015;30:757–62.
Gatta L, Scarpignato C. Systematic review with meta-analysis: Rifaximin is effective and safe for the treatment of small intestine bacterial overgrowth. Aliment Pharmacol Ther 2017;45:604–16
Meyrat P, Safroneeva E, Schoepfer AM. Rifaximin treatment for the irritable bowel syndrome with a positive lactulose hydrogen breath test improves symptoms for at least 3 months. Aliment Pharmacol Ther 2012; 36:1084–93.
Khalighi AR, Khalighi MR, Behdani R, et al. Evaluating the efficacy of probiotic on treatment in patients with small intestinal bacterial overgrowth (SIBO)–A pilot study. Indian J Med Res 2014;140:604–8.
Kwak DS, Jun DW, Seo JG, et al. Short-term probiotic therapy alleviates small intestinal bacterial overgrowth, but does not improve intestinal permeability in chronic liver disease. Eur J Gastroenterol Hepatol 2014; 26:1353–9.
Lunia MK, Sharma BC, Sharma P, et al. Probiotics prevent hepatic encephalopathy in patients with cirrhosis: A randomized controlled trial. Clin Gastroenterol Hepatol 2014;12:1003–8.e1001.
Zhong C, Qu C,Wang B, et al. Probiotics for preventing and treating small intestinal bacterial overgrowth: A meta-analysis and systematic review of current evidence. J Clin Gastroenterol 2017;51:300–11.
Quigley EMM, Pot B, Sanders ME. “Brain fogginess” and D-lactic acidosis: Probiotics are not the cause. Clin Transl Gastroenterol 2018;9:187.
Dionne J, Ford AC, Yuan Y, et al. A systematic review and meta-analysis evaluating the efficacy of a gluten-free diet and a low FODMAPs diet in treating symptoms of irritable bowel syndrome. Am J Gastroenterol 2018; 113:1290–300.
Leave a Reply