Kandung empedu
- Batu kandung empedu
Di dalam kandung empedu kita terdapat cairan empedu yang memiliki peran penting dalam pencernaan lemak. Batu empedu bisa terjadi akibat adanya kolesterol yang mengeras dan tertimbun dalam kandung empedu. Wanita lebih sering mengalami batu empedu dua kali lebih daripada pria sebab hormon pada wanita yaitu estrogen dapat menyebabkan relaksasi pada otot-otot di kandung empedu sehingga akan memperlambat aliran empedu. - Pergerakan kandung empedu
Selain itu, peningkatan kadar hormon progesteron pun dikatakan juga terlibat dalam penurunan motilitas (pergerakan) kandung empedu pada masa kehamilan.
.
Usus besar
- Waktu pengosongan usus
Menurut penelitian, wanita memiliki waktu pengosongan usus besar yang lebih lambat dibandingkan dengan pria. Hal ini bisa menjelaskan bahwa wanita cenderung lebih sering mengalami konstipasi atau sembelit dibandingkan pria. - Sindrom iritasi usus (IBS)
Penyakit lain di usus besar yang lebih rentan diderita oleh wanita adalah sindrom iritasi usus atau Irritable Bowel Syndrome (IBS). IBS merupakan kumpulan gejala akibat adanya iritasi pada saluran cerna yang menimbulkan keluhan seperti kembung, diare, sembelit, keram perut yang bersifat kambuhan. Pada wanita, gejala sembelit dilaporkan lebih banyak terjadi, sedangkan pada pria lebih banyak mengalami diare. Kekambuhan IBS bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti stress emosional, perubahan hormonal misalnya saat menstruasi, dan akibat konsumsi makanan dan minuman pencetus. - Radang usus (IBD)
Penyakit radang usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) terdiri dari dua penyakit, yakni penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui dengan pasti, namun sering dikaitkan dengan adanya gangguan sistem kekebalan tubuh. Pada penyakit Crohn, daerah yang terjadi peradangan dapat dimulai dari mulut hingga dubur dan daerah yang meradang dapat diselingi dengan daerah yang sehat. Berbeda dengan kolitis ulseratif yang peradangannya berada pada usus besar dan rektum.
IBD lebih sering diderita oleh wanita dibandingkan pria dengan perbandingan sekitar 2:1. Menurut studi, IBD lebih rentan diderita oleh wanita, namun ada juga yang mengatakan bahwa penyakit Crohn saja yang lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria. Perubahan hormon pada wanita sebagai pencetus kambuhnya IBD belum sepenuhnya jelas. Namun, suatu penelitian melaporkan bahwa wanita dengan IBD mengalami perburukan gejala selama siklus menstruasi dan kehamilan namun perlu dilakukan penelitian lebih besar untuk menunjukkan hubungan ini.
Baca juga: Gangguan Pencernaan Apa Saja yang Biasanya Dialami oleh Lansia?
.
Jenis kelamin tidak selalu menjamin bahwa gangguan pencernaan yang tercantum diatas akan hanya dialami pada wanita saja. Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan mengalami gangguan pencernaan ini antara lain pastikan minum banyak air, makan cukup serat, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan yang sehat dan ideal, serta mengonsumsi probiotik untuk kesehatan usus.
Referensi
American College of Gastroenterology. n.d. Common GI Problem in Women. Available at: https://gi.org/topics/common-gi-problems-in-women/
Borum, M. L. 1998. GASTROINTESTINAL DISEASES IN WOMEN. Medical Clinics of North America, 82(1), 21–50.
Vineet SR, Laleh B, Millie DL, Dermot PB, Wenli C, Christopher FM et al. 2018. The Influence of Hormonal Fluctuation on Inflammatory Bowel Disease Symptom Severity—A Cross-Sectional Cohort Study, Inflammatory Bowel Diseases, 24(2): 387–393.
Leave a Reply