Sembelit adalah suatu kondisi ketika Anda mengalami sulit buang air besar. Kondisi ini tentunya membuat penderita menjadi tidak nyaman dan lama-kelamaan dapat menimbulkan rasa sakit pada perut. Ketika keluhan ini tidak segera diatasi, maka kotoran atau tinja akan semakin menumpuk di usus, keras dan kering, sehingga lebih sulit lagi untuk dikeluarkan dan berpotensi menyebabkan keluhan yang berkepanjangan. Sebenarnya, sembelit dapat mudah kita atasi secara mandiri. Anda tidak perlu terburu-buru untuk mengonsumsi obat pencahar karena sebenarnya sebagian besar penderita tidak membutuhkan obat pencahar dan cukup mengubah diet dan gaya hidup untuk mengatasi keluhannya. Diet yang dimaksud disini adalah meningkatkan asupan serat dan air putih.
Serat adalah karbohidrat kompleks yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Serat merupakan kandungan dalam makanan yang berasal dari tumbuhan, diperlukan oleh tubuh, dan sangat erat kaitannya dengan kesehatan saluran cerna. Serat dapat kita temukan pada pada buah-buahan, sayuran, gandum, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Ada dua jenis serat makanan, yaitu serat larut dan serat tidak larut. Manakah yang lebih baik untuk dikonsumsi ketika Anda sembelit? Sebenarnya, kedua jenis serat ini sama-sama memiliki manfaat bagi saluran cerna dan juga untuk mengatasi sembelit.
.
Baca juga: Wajib Tahu: 14 Fakta Menarik Tentang Serat!
.
Serat larut
Serat larut adalah serat yang mudah larut dalam air dan dipecah menjadi zat seperti gel pada usus besar. Serat tersebut dapat membantu menyerap kelebihan cairan dalam usus yang terjadi ketika Anda diare, sehingga tinja Anda akan lebih berbentuk. Oleh karenanya, jenis serat larut ini baik dikonsumsi ketika Anda sedang diare. Dari pernyataan tersebut, muncul pertanyaan apakah serat larut hanya dapat berguna bagi orang yang memiliki keluhan diare? Jawabannya adalah tidak.
Serat larut juga memiliki manfaat bagi penderita sembelit. Didalam usus besar, serat larut akan difermentasi oleh bakteri dan menghasilkan produk sampingan fermentasi yaitu gas dan asam lemak rantai pendek. Asam lemak rantai pendek ini dapat mempercepat pergerakan tinja saat melalui usus besar. Selain itu, serat larut juga berperan dalam peningkatan bakteri menguntungkan diusus yang membuat saluran cerna kita senantiasa terjaga. Kondisi ini juga membuat keluhan sembelit membaik, sebab menurut penelitian, ketidakseimbangan bakteri didalam usus merupakan salah satu penyebab timbulnya keluhan sembelit. Beberapa contoh serat larut yang dapat Anda konsumsi antara lain biji-bijian, kacang-kacangan, buncis, apel, jeruk, wortel, dan psyllium. Psyllium merupakan serat larut yang tersedia dalam bentuk suplemen yang memiliki potensi untuk mengatasi sembelit dan juga meredakan diare.
.
Serat tidak larut
Serat tidak larut memang tidak dapat larut didalam air dan relatif utuh saat melewati saluran pencernaan. Jenis serat ini sangat baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang mengalami sembelit sebab serat makanan yang tidak larut berperan dalam meningkatkan massa tinja dan mempercepat perjalanan tinja dalam usus. Beberapa contoh makanan yang mengandung serat tidak larut antara lain roti gandum dan nasi merah.
Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kedua serat tersebut memiliki peran yang baik untuk mengatasi sembelit. Jadi, tidak melulu sembelit hanya boleh mengonsumsi serat tidak larut. Suatu penelitian menunjukkan bahwa, mengonsumsi kombinasi serat larut dan tidak larut dapat mengurangi keluhan sembelit lebih baik dibandingkan hanya mengonsumsi satu jenis serat.
.
Perlu diketahui bahwa ketika kita mengonsumsi serat dengan jumlah yang berlebihan, namun tidak diimbangi dengan asupan air putih yang cukup justru akan menyebabkan keluhan sembelit semakin parah. Selain itu, mengonsumsi serat berlebihan juga dapat menyebabkan timbulnya keluhan lain pada perut seperti meningkatnya gas usus, perut kembung, dan kram. Oleh karenanya, kita perlu mengetahui berapakah kebutuhan serat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Pada umumnya, perubahan pola makanan yang sehat seperti diet cukup serat dan minum air putih yang cukup, serta membiasakan diri untuk olahraga rutin dan menghindari menahan buang air besar sudah mampu untuk mengatasi sembelit. Namun, apabila dengan cara tersebut, keluhan Anda masih ada dan tidak ada perubahan, maka Anda dapat berkonsultasi ke dokter untuk mencari penyebab sembelit Anda dan mendapatkan terapi yang tepat. Jangan menunda untuk ke dokter jika Anda menemukan keluhan tinja berwarna hitam atau adanya darah dan terus menerus, nyeri perut hebat, serta penurunan berat badan yang tidak wajar.
.
Referensi
Alanka J, Major G, Murray K, Singh G, Nowak A, Kurtz C, Silos-Santiago I, Johnston JM, de Vos WM, Spiller R. 2019. The Effect of Psyllium Husk on Intestinal Microbiota in Constipated Patients and Healthy Controls. Int J Mol Sci. 20(2):433.
Bae SH. 2014. Diets for constipation. Pediatr Gastroenterol Hepatol Nutr. 17(4):203-208.
Ohkusa T, Koido S, Nishikawa Y, Sato N. 2019. Gut Microbiota and Chronic Constipation: A Review and Update. Front Med (Lausanne). 6:19.
Yang J, Wang HP, Zhou L, Xu CF. 2012. Effect of dietary fiber on constipation: a meta analysis. World J Gastroenterol. 18(48):7378-7383.
Leave a Reply