Inflammatory Bowel Disesase (IBD) atau penyakit radang usus adalah penyakit autoimun yang menyerang saluran cerna. IBD terbagi menjadi dua, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Penyakit Crohn merupakan penyakit peradangan saluran cerna yang dapat terjadi dibagian mana saja pada saluran pencernaan mulai mulut hingga anus. Sedangkan kolitis ulseratif adalah peradangan yang terjadi pada area usus besar dan rektum. Gejala yang ditimbulkan dari kedua penyakit tersebut umumnya sama, yakni diare berkepanjangan, dengan atau tanpa darah, dan nyeri perut.
IBD tidak bisa benar-benar sembuh atau hilang. Akan tetapi, pasien dapat mengalami remisi atau periode dimana peradangan sedang tidak aktif. Prinsip dalam pengobatan IBD adalah menekan sistem imun, mengobati peradangan yang aktif sampai tercapai remisi, mencegah timbulnya kekambuhan, dan mencegah terjadinya komplikasi.
.
Kenapa pasien IBD berisiko kekurangan nutrisi?
Seseorang yang menderita IBD memiliki risiko untuk mengalami malnutrisi. Hal tersebut dapat disebabkan karena:
- Asupan makanan/ cairan yang tidak cukup, disebabkan karena gejala IBD seperti nyeri perut dan kehilangan nafsu makan,
- Kehilangan nutrisi, akibat diare,
- Meningkatnya kebutuhan nutrisi, karena adanya proses peradangan atau infeksi sehingga meningkatkan kebutuhan metabolisme,
- Kegagalan penyerapan nutrisi, karena adanya peradangan usus yang berat, riwayat operasi usus, dan obat-obatan IBD
Oleh karena itu berbagai studi menyatakan bahwa pemilihan diet yang tepat pada pasien IBD memiliki peran penting dalam perjalanan penyakitnya.
.
Simak juga: Membahas Radang Usus (IBD) secara Mendalam bersama Para Profesor dan Konsultan Pencernaan
.
Pasien IBD harus pilih makanan apa?
- Konsumsi serat dengan bijak
Sayur, buah, biji-bijian merupakan makanan yang kaya akan serat. Pada penderita IBD yang mengalami relaps atau peradangan yang sedang aktif maka makanan berserat yang tidak larut dan lebih sulit dicerna sebaiknya dihindari terlebih dahulu. Contoh makanan serat tidak larut antara lain roti gandum, kacang utuh, dan biji-bijian utuh. Ketika sudah memasuki periode remisi, penderita IBD dapat mengonsumsinya kembali. - Hindari produk olahan susu
Produk susu yang tidak dipasteurisasi tidak disarankan untuk penderita IBD karena dapat meningkatkan potensi terjadinya infeksi saluran cerna. Selain itu, beberapa penderita IBD mengeluh gejalanya memberat ketika mengonsumsi susu yang mengandung laktosa. Ternyata, kondisi intoleransi laktosa karena kurangnya enzim laktase umum ditemukan pada penderita IBD. - Hindari makanan berlemak
Makanan berlemak ternyata dapat memperparah gejala diare dan nyeri perut pada pasien IBD. Makanan berlemak yang dimaksud pada poin ini adalah makanan yang mengandung lemak jenuh seperti yang ada pada daging merah, mentega, keju, kulit ayam, serta lemak trans seperti pada produk olahan, makanan cepat saji, dan cokelat. Berbeda dengan asam lemak omega-3, konsumsi jenis lemak tersebut direkomendasikan untuk pasien IBD dan bisa didapatkan dari konsumsi salmon, bukan dari suplemen. - Batasi asupan tinggi gula
Beberapa studi menunjukan bahwa asupan tinggi gula dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya IBD. Pada penderita IBD, terlalu banyak mengonsumsi gula terutama pemanis buatan (sorbitol, manitol, dan xylitol) pada makanan minuman kemasan dapat memperburuk keluhan yang dirasakan seperti memperberat nyeri perut. - Mencoba diet rendah FODMAP
FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, polyol) adalah sekumpulan karbohidrat rantai pendek dan alkohol gula yang secara alami ada didalam makanan dan minuman ataupun sebagai zat tambahan yang kurang bisa diserap oleh saluran cerna. Karena kurang bisa diserap, FODMAP dapat difermentasi secara berlebihan oleh bakteri usus dan prosesnya akan menghasilkan gas hidrogen, karbon dioksida, dan metana yang menyebabkan perut menjadi kembung. Apel, pir, semangka, asparagus, kembang kol, bawang putih, bawang bombay, buncis, susu, dan pemanis buatan merupakan contoh dari makanan tinggi FODMAP. Untuk pasien IBD yang mengalami gejala menetap, diet rendah FODMAP mungkin dapat memperbaiki gejala.
Beberapa contoh pilihan diet rendah FODMAP yang dapat dikonsumsi oleh penderita IBD, antara lain kelompok protein seperti ayam, ikan, tempe, tahu, dan kelompok karbohidrat seperti beras putih, kentang. - Mempertibangkan diet bebas gluten
Diet bebas gluten umumnya dikenal sebagai pengobatan bagi penderita penyakit Celiac. Seseorang yang menderita penyakit Celiac tidak dapat mengonsumsi gluten (sejenis protein yang ditemukan dalam gandum) karena memicu respon kekebalan tubuh dan menyebabkan gejala nyeri perut yang mirip dengan IBD. Studi menunjukkan bahwa penyakit Celiac merupakan faktor risiko timbulnya IBD sehingga mempertimbangkan diet bebas gluten dapat dilakukan, namun tetap disesuaikan dengan rekomendasi dokter.
.
Baca juga: 5 Hal Penting Bagi Pasien Peradangan Usus (IBD) yang Ingin Berpuasa
.
Selain yang telah disebutkan diatas, berikut beberapa tips pemilihan diet bagi penderita IBD yang dapat diikuti:
- Kurangi makanan cepat saji, ganti dengan makanan yang diproses sendiri
- Kurangi konsumsi daging merah, ganti dengan ikan atau daging ayam tanpa kulit
- Ganti mentega atau minyak goreng dengan olive oil
- Hindari konsumsi alkohol dan minuman bersoda
Pengaturan diet pada pasien IBD baik dalam kondisi remisi atau relaps adalah salah satu kunci dalam mengelola penyakit tersebut. Pemilihan diet pada pasien IBD ditujukan untuk memodifikasi lingkungan pada usus agar tidak semakin meradang dengan mempengaruhi mediator peradangan dan sel imun.
Masalah yang sering terjadi pada penderita IBD adalah mereka takut untuk mengonsumsi makanan sembarangan. Sehingga bukannya mencegah terjadinya kekambuhan malah timbul masalah baru, yakni malnutrisi. Ketika penderita IBD bingung dalam memilih diet yang baik untuk kondisinya, konsultasi dengan dokter merupakan cara yang tepat untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai pilihan diet yang terbaik untuk dirinya.
Informasi tentang IBD di sini
.
Referensi
Khademi Z, Milajerdi A, Larijani B, Esmaillzadeh A. Dietary Intake of Total Carbohydrates, Sugar and Sugar-Sweetened Beverages, and Risk of Inflammatory Bowel Disease: A Systematic Review and Meta-Analysis of Prospective Cohort Studies. Front Nutr. 2021 Oct 1;8:707795.
Levine A, Rhodes JM, Lindsay JO, Abreu MT, Kamm MA, Gibson PR, Gasche C, Silverberg MS, Mahadevan U, Boneh RS, Wine E, Damas OM, Syme G, Trakman GL, Yao CK, Stockhamer S, Hammami MB, Garces LC, Rogler G, Koutroubakis IE, Ananthakrishnan AN, McKeever L, Lewis JD. Dietary Guidance From the International Organization for the Study of Inflammatory Bowel Diseases. Clin Gastroenterol Hepatol. 2020 May;18(6):1381-1392.
Herfarth HH, Martin CF, Sandler RS, Kappelman MD, Long MD. Prevalence of a gluten-free diet and improvement of clinical symptoms in patients with inflammatory bowel diseases. Inflamm Bowel Dis. 2014 Jul;20(7):1194-7.
Leave a Reply