Nyeri Perut Kanan Bawah? Hati-Hati Radang Usus Buntu

Sumber gambar: freepik.com

Penulis: dr. Amanda Pitarini Utari, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

.
Usus buntu merupakan salah satu bagian dari organ pencernaan yang berbentuk kantong dengan ukuran sekitar 5 – 10 cm dan terhubung ke bagian caecum. Radang usus buntu atau umumnya dikenal sebagai appendisitis, adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika bagian usus buntu, yang berlokasi di perut bagian sebelah kanan bawah mengalami peradangan. Kondisi ini biasanya disebabkan karena adanya sumbatan pada saluran usus buntu ataupun karena infeksi bakteri yang menginvasi. Radang usus buntu dapat menimbulkan gejala yang hebat dan berpotensi berbahaya jika tidak segera diobati dengan cepat dan tepat.

Salah satu gejala utama radang usus buntu adalah nyeri perut tiba-tiba yang terasa sangat hebat di sebelah kanan bawah perut. Nyeri ini seringkali dimulai di sekitar pusar dan kemudian berpindah ke lokasi yang lebih rendah dan lebih ke kanan. Keluhan nyeri perut juga biasanya disertai dengan mual, muntah, dan demam. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera, karena jika usus buntu yang meradang mengalami perforasi atau pecah, maka infeksi serius dalam perut dapat terjadi.

Secara umum, gejala-gejala yang dapat timbul dari adanya peradangan usus buntu antara lain sebagai berikut:

  1. Rasa sakit di perut bagian kanan bawah
    Rasa sakit yang dialami bisa bermanifestiasi hilang timbul, serta pada umumnya terjadi diawali di area sekitar pusar. Secara perlahan, rasa sakit akan berpindah ke bagian perut sebelah kanan bawah dan rasa nyeri dapat semakin hebat.
  1. Menggigil dan demam
    Menggigil dan demam dapat menjadi salah satu tanda bahwa di dalam bagian tubuh ada organ yang mengalami infeksi atau inflamasi. Kondisi ini juga dapat terjadi pada kondisi peradangan usus buntu.
  1. Mual, muntah, nafsu makan menurun
    Bagian usus buntu yang mulai terinfeksi atau mengalami inflamasi dapat menyebabkan munculnya gangguan pada sistem pencernaan. Hal ini menyebabkan penderitanya dapat mengalami rasa mual dan ingin muntah. Selain itu gejala penurunan nafsu makan dapat muncul sebagai salah satu tanda yang perlu diwaspadai.
  1. Konstipasi dan tidak bisa buang angin
    Adanya peradangan pada usus buntu juga dapat menjadi penyebab terjadinya sumbatan pada saluran pencernaan. Apabila terjadi penyumbatan pada usus buntu, dapat terjadi gejala seperti tidak bisa buang air besar dan buang angin.

Baca juga: Buang Air Besar Tidak Teratur? Mungkin Anda Mengalami Konstipasi

Pada kebanyakan kasus, pengobatan radang usus buntu perlu melibatkan tindakan pembedahan untuk mengangkat usus buntu yang terinfeksi, terutama apabila peradangan tersebut sudah menginfeksi rongga perut secara keseluruhan. Prosedur ini disebut apendektomi dan biasanya berhasil dilakukan dengan baik. Jika usus buntu yang mengalami infeksi atau inflamasi tersebut mengalami perforasi, maka tindakan pembedahan menjadi hal yang mutlak diperlukan untuk menghindari komplikasi serius.

Pencegahan radang usus buntu sebagian besar bersifat tidak dapat diprediksi karena tidak selalu ada penyebab yang jelas dan spesifik. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya radang usus buntu, antara lain sebagai berikut:

  1. Menjaga pola makan sehat dengan serat yang cukup
  2. Makan teratur sesuai dengan waktu makan
  3. Konsumsi makanan yang terjamin kebersihannya
  4. Konsumsi air putih secara teratur

Baca juga: #videoYGI: Kenapa Kita Perlu Minum Air Putih Setiap Hari?

Dengan konsisten menjalani gaya hidup yang sehat serta pola makan yang baik, saluran pencernaan akan juga terjaga kesehatannya. Selain itu gaya hidup dan pola makan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko penyumbatan usus buntu.


Referensi

Bhangu A, Søreide K, Di Saverio S, Assarsson JH, Drake FT. Acute appendicitis: modern understanding of pathogenesis, diagnosis, and management. Lancet. 2015 Sep 26;386(10000):1278-1287. doi: 10.1016/S0140-6736(15)00275-5. Erratum in: Lancet. 2017 Oct 14;390(10104):1736. PMID: 26460662.

D’Souza N, Nugent K. Appendicitis. Am Fam Physician. 2016 Jan 15;93(2):142-3. PMID: 26926413.

Walter K. Acute Appendicitis. JAMA. 2021 Dec 14;326(22):2339. doi: 10.1001/jama.2021.20410. PMID: 34905029.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*