Sering Membuat Tidak Nyaman, Ini 8 Penyebab Dubur Gatal dan Nyeri

Sumber gambar: freepik.com

Pernahkah Anda merasakan gatal dan nyeri pada dubur atau anus? Jika pernah, apakah sebenarnya kondisi tersebut merupakan kondisi umum yang biasa dirasakan ataukah kondisi yang harus diwaspadai karena berkaitan dengan suatu penyakit? Mari kita temukan jawabannya pada artikel ini.

.

Seperti apa gatal dan nyeri di dubur?

Gatal pada dubur (Pruritus Ani) adalah kondisi dimana timbulnya sensasi rasa gatal yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk kulit disekitar lubang dubur yang bisa disebabkan oleh beberapa keadaan dan pada beberapa kasus juga bisa disebabkan oleh suatu penyakit. Sementara Nyeri pada dubur (Anal pain) adalah kondisi nyeri pada ujung usus besar (rektum) sampai ke anus atau dubur. Sensasi nyeri pada dubur tergantung dari kondisi penyebab, nyeri bisa dirasakan seperti perih, keram, tertusuk, atau bahkan seperti terbakar.

Kedua kondisi tersebut memang bukanlah suatu penyakit, namun munculnya kondisi nyeri dan gatal pada dubur janganlah disepelekan karena kondisi tersebut bisa saja berkaitan dan disebabkan oleh suatu penyakit. Lantas apa sajakah penyebab atau kemungkinan penyakit yang dapat menimbulkan kondisi nyeri dan gatal pada dubur? Berikut rangkumannya.

.

Apa yang menyebabkan dubur gatal dan nyeri?

  1. Infeksi
    Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit dan terutama jamur dapat menyebabkan kondisi gatal pada dubur. Infeksi jamur ditemukan pada 15% kasus pruritus ani. Salah satu jamur yang sering menjadi penyebab pruritus ani adalah Candida albicans. Infeksi di area dubur juga berkaitan dengan terkontaminasinya area tersebuta dengan sisa-sisa feses atau kotoran yang tidak dibersihkan secara tepat, penggunaan pakaian dalam yang lembab dan kotor, sehingga memicu kuman untuk berkembang biak dan menimbulkan keluhan gatal serta nyeri pada dubur.

  2. Abses perianal dan fistula
    Abses perianal adalah suatu infeksi berupa kumpulan kantong berisi nanah yang berada di dekat anus. Pada sekitar 50% kasus, abses menjadi cukup besar dan dapat membentuk sambungan atau terowongan antara kulit dan organ yang disebut dengan fistula. Fistula ani adalah terbentuknya lubang seperti terowongan antara ujung usus dan kulit sekitar anus. Ketika seseorang memiliki abses atau fistula, keluhan nyeri di daerah anus disertai kemerahan dan rasa gatal pada anus merupakan salah satu gejala yang sering terjadi.

  3. Hemoroid
    Hemoroid atau yang lebih umum dikenal dengan wasir adalah pembengkakan atau pembesaran pada pembuluh darah di bagian akhir rektum dan anus. Gejala hemoroid tergantung dari derajat pembengkakan yang muncul. Hemoroid juga sering ditandai adanya benjolan pada anus yang akan menimbulkan keluhan nyeri disekitar anus. Selain itu, gatal pada anus juga sering dikeluhkan penderita hemoroid. Keluhan khas lain ditandai dengan adanya darah segar menetes pada saat penderita buang air besar.

    Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika BAB Berdarah?

  4. Konstipasi
    Konstipasi atau sembelit adalah keadaan sulit buang air besar dimana feses atau sisa tinja masih tertahan di rektum. Hal ini akan memberikan sensasi rasa gatal pada ujung dubur, dan ketika sisa tinja tertahan terus menerus dengan konsistensi yang keras akan menimbulkan rasa nyeri pada dubur. Keluhan konstipasi juga sering ditandai dengan nyeri perut yang terasa penuh.

  5. Prolaps rektum
    Prolaps rektum adalah kondisi yang terjadi ketika bagian dari rektum atau ujung usus besar keluar menuju kearah bawah dan berada di luar anus. Gejala khas dari prolaps rektum adanya benjolan yang keluar dari anus disertai dengan rasa nyeri bahkan dapat disertai perdarahan pada anus. Selain itu, pada kondisi ini penderita juga sering mengalami keluhan seperti tidak bisa menahan buang air besar (inkontinensia alvi), tidak bisa menahan buang air kecil (inkontinensia urin), dan konstipasi.

  6. Sindrom levator ani
    Sindrom levator ani adalah episode nyeri yang timbul berulang atau terus-menerus dengan sensasi nyeri seperti adanya tekanan spasme otot di daerah pelvis (tulang panggul), rektum, sakrum (tulang kelangkang) dan tulang ekor dan penjalaran nyeri di daerah bokong dan paha hingga vagina. Nyeri bersifat kronik yang dapat berlangsung lebih dari 30 menit. Nyeri memburuk saat duduk dan membaik ketika berbaring atau berdiri. Kondisi sindrom levator ani biasa muncul akibat adanya riwayat trauma di daerah pelvis, abdomen dan pinggang.

  7. Proctalgia fugax
    Proctalgia fugax adalah kondisi nyeri pada dubur yang berlangsung tiba-tiba dan dapat berlangsung selama beberapa detik sampai menit. Nyeri dirasakan ekstrem seperti kram dan kejang otot. Suatu studi menjelaskan ada tiga kriteria proctalgia fugax, yaitu nyeri berulang yang terlokalisir pada dubur (anus) dan rektum bagian bawah, episode nyeri berlangsung dari detik hingga menit, dan tidak disertai nyeri anorektal lain selama episode nyeri berlangsung. Kondisi nyeri pada dubur ini diduga karena adanya gangguan atau kegagalan fungsi pada otot polos di anus, yaitu otot sfingter anus yang berfungsi mengatur buang air besar.

  8. Penyakit radang usus (IBD)
    Inflammatory Bowel Disease atau disingkat IBD merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang saluran cerna. IBD terdiri dari dua jenis, yakni penyakit Chron dan kolitis ulseratif. Keduanya dapat menyebabkan peradangan kronis yang disertai nyeri pada bagian saluran cerna. Pada kolitis ulseratif, peradangan terjadi pada area usus besar hingga rektum sedangkan pada penyakit Crohn peradangan dapat terjadi pada bagian saluran cerna atas maupun bawah. Karena kolitis ulseratif hampir melibatkan peradangan pada rektum dan usus besar bagian bawah, keluhan nyeri pada dubur sering kali dikeluhkan oleh penderita kolitis ulseratif.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*