Penulis: dr. Saskia Aziza Nursyirwan, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
.
Saat kita merasa adanya nyeri pada ulu hati, sering kali dianggap bahwa kita menderita GERD. Padahal, tidak semua nyeri ulu hati disebabkan oleh GERD. Ada penyakit saluran cerna lainnya yang dapat memberikan gejala nyeri ulu hati yang sangat mengganggu, yaitu tukak lambung. Lalu, bagaimana cara membedakan keduanya? Mari kita simak artikel ini.
- Pengertian
Untuk mengetahui perbedaan keduanya, yang perlu kita pahami pertama adalah pengertian dari masing-masing penyakit tersebut. Gastroesophageal reflux disease atau yang disingkat dengan GERD adalah suatu kondisi dimana naiknya isi lambung termasuk asam lambung ke dalam esofagus atau kerongkongan sehingga menyebabkan peradangan pada lapisan kerongkongan dan menimbulkan keluhan rasa terbakar di dada. Sedangkan tukak lambung adalah kondisi dimana adanya peradangan pada lambung karena adanya luka terbuka atau ulkus pada lapisan dinding lambung.
. - Penyebab dan pemicu
Pada kondisi yang normal, katup antara kerongkongan dan lambung akan terbuka saat kita menelan, agar makanan dan minuman dapat masuk ke lambung. Setelah masuk ke dalam lambung, katup tersebut akan menyempit untuk mencegah kembalinya isi lambung ke kerongkongan. Pada penderita GERD, katup antara kerongkongan dan lambung tersebut melemah sehingga isi lambung termasuk asam lambung akan naik ke kerongkongan. Jika ini terjadi terus menerus, maka lapisan pada kerongkongan dapat teriritasi dan terjadi peradangan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena GERD, antara lain obesitas, adanya hiatal hernia, sedang hamil, sering merokok, stress, dan kebiasan langsung berbaring setelah makan. Beberapa makanan atau minuman juga dilaporkan dapat menyebabkan katup antara kerongkongan dan lambung melemah sehingga memicu timbulnya GERD, seperti bawang-bawangan, minuman bersoda, kafein, alcohol, makanan pedas, dan berlemak. Ada pula obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi katup tersebut, yakni obat penenang, anti-depresan, dan obat anti-hipertensi golongan antagonis calcium
.
Pada kondisi tukak lambung, terdapat penurunan fungsi protektif dari dinding lambung sehingga lapisannya mudah terkikis oleh paparan asam yang diproduksi lambung dan membuat luka pada lapisannya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan penurunan fungsi proteksi dinding lambung adalah adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti antiinflamasi non-steroid (obat untuk nyeri) dalam waktu yang lama dan dosis yang tinggi
. - Keluhan yang dirasakan
Keluhan yang dirasakan oleh penderita GERD dan tukak lambung memang mirip, yaitu adanya rasa nyeri atau perih pada ulu hati. Namun, GERD ternyata memiliki keluhan yang khas, yaitu heartburn atau rasa terbakar sampai ke dada dan regurgitasi atau rasa pahit di mulut. Kedua keluhan ini terasa memburuk setelah makan besar atau jika penderita berbaring setelah makan. Hal ini tidak hanya terjadi pada penderita tukak lambung. Penderita GERD juga dapat mengeluh sulit menelan hinga batuk-batuk, dan keluhan itu tidak biasa terjadi pada tukak lambung.
.
Pada tukak lambung, nyeri biasanya dirasakan di perut bagian atas, bukan di dada. Perbedaan penting lainnya adalah terjadinya perdarahan akibat tukak lambung lebih umum terjadi, sehingga keluhan muntah darah berwarna kehitaman atau adanya darah kehitaman pada tinja bisa menjadi penanda adanya tukak lambung.
. - Hasil pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan endoskopi dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dari lapisan saluran cerna kita. Pada penderita GERD, ahli gastroenterologi akan menemukan adanya peradangan pada lapisan esofagus. Sedangkan pada penderita tukak lambung, ahli gastroenterologi akan menemukan adaya luka terbuka seperti borok pada lapisan lambung. Pada pemeriksaan endoskopi, dokter juga dapat melakukan biopsi atau mengambil sampel jaringan untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya dan pemeriksaan lebih lanjut.
.
Pemeriksaan lain yang juga dapat membantu mendiagnosis GERD adalah tes pH esofagus untuk mengetahui seberapa tingkat keasaman di kerongkongan dan manometri esofagus untuk mengetahui seberapa baik fungsi dan kondisi katup antara kerongkongan dan lambung. Sedangkan untuk tukak lambung, pemeriksaan urea breath test dan biopsi dapat menunjukan adakah keterlibatan Helicobacter pylori sebagai penyebab tukak lambung.
. - Tatalaksana dan komplikasi
Dalam banyak kasus, pengobatan GERD dan tukak lambung menggunakan obat yang sama, yaitu obat yang dapat mengurangi atau menghambat produksi asam lambung seperti golongan PPI (proton pump inhibitor). Namun, terkadang tukak lambung membutuhkan obat tambahan seperti antibiotik jika diketahui penyebabnya adalah infeksi Helicobacter pylori. Alasan penting lainnya untuk membedakan GERD dan tukak lambung adalah bahwa setiap kondisi dapat menyebabkan komplikasi yang berbeda. Misalnya, GERD yang sudah berlangsung lama dapat menyebabkan Barret esofagus, yaitu suatu kondisi di mana terdapat kerusakan pada lapisan kerongkongan merupakan faktor risiko terjadinya kanker esofagus.
.
Tukak lambung tidak meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus, namun dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pada saluran cerna, perforasi atau bocornya dinding lambung, dan obstruksi atau penyumbatan pada saluran keluar lambung akibat pembengkakan dan jaringan parut yang terbentuk akibat adanya luka.
Itulah beberapa poin penting mengenai perbedaan antara GERD dan tukak lambung yang perlu kita pahami. Terdapat beberapa cara mudah untuk mencegah dan mengurangi keluhan bagi penderita GERD dan tukak lambung, diantaranya dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan lebih teratur, batasi makanan terlalu asam, pedas, dan berlemak, hindari berbaring setelah makan, jaga berat badan tetap ideal, dan hindari merokok serta konsumsi alkohol. Jangan sembarangan mengonsumsi obat-obatan penghilang nyeri. Konsultasikan diri Anda ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Stay healthy!
Referensi
Badillo R, Francis D. Diagnosis and treatment of gastroesophageal reflux disease. World J Gastrointest Pharmacol Ther. 2014 Aug 6;5(3):105-12.
Ebell MH. Diagnosis of Gastroesophageal Reflux disease. Am Fam Physician. 2010;15;81(10):1278-1280.
Fashner J, Gitu AC. Diagnosis and Treatment of Peptic Ulcer Disease and H. pylori Infection. Am Fam Physician. 2015 Feb 15;91(4):236-42.
Kavitt RT, Lipowska AM, Anyane-Yeboa A, Gralnek IM. Diagnosis and Treatment of Peptic Ulcer Disease. Am J Med. 2019 Apr;132(4):447-456.
Leave a Reply