Makanan dan minuman yang memiliki rasa asam tentunya memiliki penggemar tersendiri. Rasa asam yang terdapat pada makanan maupun minuman memberikan sensasi segar saat dikonsumsi. Selain dari cita rasanya yang unik, keasaman juga dapat digunakan untuk mengawetkan makanan. Pada makanan yang diasamkan, diharapkan pH makanan menjadi turun sehingga dapat mencegah pertumbuhan organisme dan makanan menjadi tidak cepat rusak atau busuk. Namun adakah pengaruh dari makanan atau minuman asam bagi kesehatan tubuh kita?
.
Berapa tingkat keasaman yang normal?
Keasaman suatu zat biasa dinilai dari pH-nya. Suatu zat dikatakan asam bila memiliki pH kurang dari 7 dan basa bila pH diatas 7. Sedangkan pH 7 sendiri dikategorikan sebagai netral. Pada umumnya makanan memiliki pH sedikit asam (dibawah 7), meskipun rasa makanan tersebut tidak asam. Di dalam tubuh manusia sendiri memiliki tingkat keasaman yang berbeda-beda. Pada kondisi normal, darah manusia memiliki pH 7.35-7.45. Meskipun darah terdapat pada seluruh organ tubuh, bukan berarti seluruh bagian tubuh memiliki pH yang sama. Sebagai contoh, air liur memiliki pH 6.5-7.5, lambung memiliki pH 1.5-6.5, usus kecil memiliki pH 6.0-7.4, dan usus besar memiliki pH 5.0-8.0.
Tubuh kita memiliki mekanisme pengaturan keasaman tubuh, yaitu melalui saluran kemih dan saluran pernapasan. Jika seseorang mengonsumsi makanan yang bersifat asam, tentunya akan meningkatkan keasaman pada organ pencernaan untuk sementara waktu. Namun, makanan yang diserap nantinya akan dinetralisir oleh kedua organ (saluran kemih dan saluran pernapasan) tersebut sehingga keasaman tubuh terjaga, terutama pada orang dengan usia yang masih muda karena memiliki kemampuan toleransi keasaman yang lebih baik dibandingkan orang yang sudah tua.
Baca juga: Gangguan Pencernaan Apa Saja yang Biasanya Dialami oleh Lansia?
.
Leave a Reply