Buah dengan protein atau karbohidrat
Buah merupakan makanan yang sering dianggap sebagai penutup dari suatu menu hidangan. Seiring dengan berkembangnya zaman, buah dapat diubah menjadi sebuah hidangan utama dan dikombinasikan dengan protein maupun karbohidrat. Studi menunjukkan bahwa buah yang dikonsumsi bersamaan dengan protein atau karbohidrat akan membuat proses dari penyerapan nutrisinya menjadi lebih lambat. Keadaan seperti ini juga dapat menimbulkan perasaan begah pada perut serta mual. Beberapa makanan yang asam serta buah-buahan yang asam disarankan oleh Shelton untuk dikonsumsi secara terpisah dengan jenis makanan lain. Hal tersebut dilakukan karena menurut studi yang dipaparkannya didapatkan adanya peningkatan keluhan pada saluran cerna ketika mengonsumsi makanan asam dengan makanan jenis lainnya.
.
Baca juga: Harus Baca Ini Jika Sering Mengonsumsi Minuman dan Makanan Kaleng!
.
Susu dengan buah
Teori Ayurveda adalah salah satu aliran pengobatan tradisional dari India yang menyatakan bahwa setiap makanan memiliki rasa, energi, serta efek setelah dikonsumsi. Makanan dengan masing-masing elemen tersebut haruslah dikonsumsi secara seimbang karena jika terdapat ketidakseimbangan akan mengganggu proses pencernaan itu sendiri. Kesulitan penyerapan dan pembentukan gas dalam saluran cerna hingga munculnya penyakit saluran cerna dikatakan menjadi salah satu hal yang disebabkan karena ketidakseimbangan makanan. Teori tersebut memberi contoh bahwa konsumsi pisang dengan susu dapat mengganggu bakteri pada usus dan menciptakan ketidakseimbangan bakteri usus sehingga menyebabkan gangguan pada saluran cerna. Ayurveda juga menyatakan bahwa konsumsi susu dengan berbagai buah dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan kita sehingga disarankan untuk memberikan jeda waktu antara konsumsi buah dan susu. Hal-hal diatas belum ditemukan bukti ilmiahnya, namun menjadi sebuah landasan dalam perlakuan orang-orang di India.
.
Makanan merupakan sumber energi dan nutrisi untuk kita. Penting untuk selalu diingat bahwa konsumsi makanan secukupnya, tidak berlebihan, serta bergizi adalah kunci utama. Banyak kombinasi makanan yang kita dengar tidak boleh dikonsumsi bersamaan namun penelitian belum sepenuhnya memberikan pembuktian yang jelas. Telah dibahas pula mengenai beberapa kombinasi makanan yang dapat dipertimbangkan untuk dihindari dikonsumsi bersamaan karena dapat mengganggu saluran cerna dan menyebabkan nutrisi yang terserap tidak maksimal. Penderita dispepsia juga harus mempertimbangkan kombinasi makanan apa yang aman dikonsumsi agar tidak memicu keluhan muncul kembali. Oleh karena itu, sudah tahukah Anda ingin makan apa hari ini?
.
Referensi
Duncanson KR, Talley NJ, Walker MM, Burrows TL. 2018. Food and functional dyspepsia: a systematic review. J Hum Nutr Diet.31(3):390-407.
Li, Kelvin et al. 2018. The good, the bad, and the ugly of calcium supplementation: a review of calcium intake on human health. Clinical interventions in aging vol.13: 2443-2452
Massey LK, Roman-Smith H, Sutton RA. 1993. Effect of dietary oxalate and calcium on urinary oxalate and risk of formation of calcium oxalate kidney stones. J Am Diet Assoc. 93(8):901-906.
Shelton HM. 2013. The Science and Fine Art of Food and Nutrition. Hygienic System. Health Research Books. 2:299.
Sabnis, Mukund. 2012. Viruddha Ahara: A critical view. Ayu.33(3):332-336.
Leave a Reply