
Penulis: Dr. dr. Kaka Renaldi, SpPD, K-GEH, FINASIM
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Amoebiasis atau amebiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit protozoa amoeba. Ada beberapa spesies parasit amoeba yang dapat menginfeksi saluran cerna, salah satunya adalah Entamoeba histolytica. Parasit ini dapat menginfeksi usus manusia dan menyebabkan berbagai gejala mulai dari gejala ringan hingga gejala yang cukup parah. Infeksi ini umumnya terjadi di daerah dengan higienitas dan sanitasi yang buruk, misalnya di tempat-tempat yang memiliki pasokan air yang kurang bersih dan terkontaminasi. Amebiasis lebih umum terjadi di negara-negara berkembang dengan sanitasi yang buruk. Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai dapat mengurangi penyebaran penyakit ini secara signifikan. Meskipun prevalensi amebiasis menurun di beberapa negara maju berkat sanitasi yang baik, penyakit ini tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa wilayah dengan akses sanitasi yang terbatas.
Penyebab
Amebiasis disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica. Parasit ini biasanya menyebar melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi oleh tinja yang mengandung parasit tersebut. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan tangan. Orang yang tidak menjaga kebersihan tangan mereka baik sebelum makan atau setelah menggunakan toilet juga berisiko tinggi terjangkit amebiasis.
Gejala
Gejala dari amebiasis cukup bervariasi pada beberapa orang. Beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali, sementara yang lain dapat mengalami keluhan seperti diare, sakit perut, kembung, dan demam. Pada kasus berat, dapat terjadi kerusakan pada usus karena amoeba bisa menembus dinding usus dan menyebabkan kerusakan pada jaringan. Selain itu, dapat juga terjadi komplikasi serius seperti abses (nanah) pada hati. Berbagai gejala tersebut dapat muncul di kisaran waktu satu hingga empat minggu setelah terinfeksi.
Penegakkan Diagnosis
Diagnosis amebiasis cukup sulit ditegakkan karena gejalanya bisa mirip dengan penyakit pencernaan lainnya. Untuk menegakkan diagnosis, dokter biasanya akan meminta sampel tinja untuk mengidentifikasi keberadaan dari parasit. Pemeriksaan dari sampel tinja ini mempunyai peran besar dalam penegakkan diagnosis amebiasis.
Pengobatan
Pengobatan amebiasis akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Untuk kasus yang ringan, dokter umumnya akan meresepkan obat antimikroba untuk membunuh parasit. Pada kasus yang lebih parah, tidak jarang memerlukan perawatan rawat inap di rumah sakit serta pengobatan yang lebih intensif. Evaluasi laboratorium secara berkala akan dilakukan untuk menilai keefektivitasan pengobatan.
Jika tidak diobati, amebiasis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti abses hati atau peritonitis (radang rongga perut). Abses hati dapat terjadi ketika parasit menyebar dari usus ke hati melalui aliran darah. Populasi rentan seperti pada anak, orang dewasa yang tinggal di daerah endemis, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi yang lebih berat.
Amebiasis adalah penyakit yang dapat dicegah. Pencegahan amebiasis memerlukan praktik sanitasi yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet dan sebelum menyiapkan atau menyantap makanan. Memastikan air minum dan makanan terlindungi dari kontaminasi juga sangat penting dilakukan agar terhindar dari resiko amebiasis. Edukasi masyarakat tentang praktik sanitasi yang sehat, pengelolaan air bersih, dan kebersihan dapat membantu mengurangi insiden amebiasis di seluruh dunia. Kesadaran akan gejala dan tindakan pencegahan juga penting untuk mengurangi penyebaran infeksi ini.
Referensi:
- Guillén N. Pathogenicity and virulence of Entamoeba histolytica, the agent of amoebiasis. Virulence. 2023 Dec;14(1):2158656. doi: 10.1080/21505594.2022.2158656. PMID: 36519347; PMCID: PMC9815260.
- Morán P, Serrano-Vázquez A, Rojas-Velázquez L, González E, Pérez-Juárez H, Hernández EG, Padilla MLA, Zaragoza ME, Portillo-Bobadilla T, Ramiro M, Ximénez C. Amoebiasis: Advances in Diagnosis, Treatment, Immunology Features and the Interaction with the Intestinal Ecosystem. Int J Mol Sci. 2023 Jul 21;24(14):11755. doi: 10.3390/ijms241411755. PMID: 37511519; PMCID: PMC10380210.
- Calle-Pacheco GL, Jiménez-Chunga JA, Vivas-Ruiz DE. Molecular diagnosis of amoebiasis. Bol Med Hosp Infant Mex. 2022;79(1):3-16. English. doi: 10.24875/BMHIM.21000044. PMID: 35086128.
Leave a Reply