Penulis: Prof. dr. Marcellus Simadibrata Kolopaking, PhD, SpPD, K-GEH, FINASIM, FACG, FASGE
Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Departemen Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo
Dalam usus manusia normal terdapat flora usus yang merupakan keseimbangan antara bakteri baik (menguntungkan) dan bakteri patogen (merugikan) dimana bakteri baik lebih banyak dan dominan. Bakteri atau flora usus yang baik berfungsi dalam mempertahankan kesehatan usus yang normal dan kesehatan tubuh secara umum. Bakteri baik dapat dikembangbiakkan diluar usus dan digunakan untuk menormalkan usus manusia, mencegah dan mengobati penyakit usus dan penyakit sistemik (yang mempengaruhi tubuh secara umum). Bakteri baik yang dikembangbiakkan tersebut disebut sebagai probiotik. Beberapa bakteri yang baik (menguntungkan), diantaranya Bacteroides,Eubacterium, Anaerobic streptococcus, Bifidobacterium, Enterococcus, Escherichia, dan Lactobacillus. Bakteri baik ini berfungsi menghasilkan vitamin-vitamin, membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi (absorbsi nutrien), mencegah infeksi dan stimulasi kekebalan (imunitas). Sedangkan, beberapa bakteri patogen (merugikan), diantaranya Escherichia patogen, Veillonella, Clostridium, Staphylococcus,Proteus dan Pseudomonas. Bakteri merugikan ini menimbulkan pembusukan (putrefaksi) usus, menghasilkan racun mikroba (toksin microbial), menghasilkan substansi karsinogenik (bersifat mengendap dan merusak menyebabkan kanker) dan bersifat patogen (menyebabkan penyakit).
Definisi probiotik dan prebiotik
Probiotik yaitu mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang adekuat (cukup) akan menimbulkan manfaat kesehatan yang baik pada manusia. Sedangkan prebiotik yaitu serat yang digunakan sebagai sumber makanan dari probiotik dan digunakan untuk pertumbuhan probiotik.
Fungsi probiotik
Beberapa fungsi probiotik, yaitu:
- Memelihara flora gastrointestinal (sistem pencernaan) normal
- Memfasilitasi resistensi (kekebalan) manusia terhadap infeksi oportunistik dan berdampak positif pada berbagai keadaan klinis. Infeksi oportunistik adalah penyakit yang muncul karena sistem kekebalan tubuh sudah rusak atau melemah
- Mengobati dan mencegah diare karena antibiotik
- Mencegah dan mengobati diare akut–kronis
- Mengobati penyakit radang usus
- Mengobati sindrom iritasi usus, dan lainnya
Fungsi probiotik secara umum yaitu memberikan kekebalan terhadap bakteri yang menyebabkan sakit, memproduksi substansi antimikrobial (substansi yang mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme) seperti asam organik, hydrogen peroxide, dan bacteriocins/reuterin, menghambat menempelnya (adhesi) kuman patogen, menghancurkan toksin, menstimulasi imunitas lokal dan perifer (tepi), menstimulasi IgA sekretorik dan mencegah translokasi mikrobial.
Klasifikasi probiotik
Probiotik berdasarkan tipe kumannya, dapat dibagi menjadi tunggal dan kombinasi. Contoh probiotik tunggal yaitu Interlac, Yakult, dan lainnya. Sedangkan contoh probiotik kombinasi yaitu Lacidofil, Bion3, BioGI, Activia, Rillus, dan lainnya.
Berdasarkan perbedaan hidup atau matinya, bakteri probiotik dalam sediaan dapat dibagi menjadi probiotik hidup dan probiotik setengah hidup (Tyndalized). Contoh probiotik hidup adalah BioGI, rillus, interlac, lacidofil, dan lainnya. Sedangkan contoh probiotik setengah hidup adalah lacto AD, dialac, dan lacbon.
Kriteria probiotik yang baik
Probiotik yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Berasal dari manusia
- Toleran terhadap asam lambung dan empedu
- Tetap hidup (survive) melalui saluran gastrointestinal
- Mampu menempel (adhesi) pada permukaan usus
- Mampu kolonisasi sementara
- Antagonis terhadap patogen
- Memproduksi substansi antimikrobial
- Dibuat dengan teknologi baik
- Aman untuk digunakan sebagai makanan dan klinis
- Secara klinis tervalidasi dan terdokumentasi menimbulkan efek kesehatan
Mekanisme berbagai probiotik
Berbagai probiotik memiliki efek yang berbeda-beda satu sama lain
Lactobacillus acidophilus: dapat menghambat adhesi bakteri patogen di usus, mengaktivasi sistem imun (lokal dan perifer), mengobati infeksi, menurunkan waktu transit usus, mencegah kanker kolon, memiliki efek hipokolesterolemia. Hipokolesterolemia adalah kondisi rendahnya kadar kolesterol dalam darah.
Lactobacillus casei: mengaktivasi sistem imun (lokal dan perifer), meningkatkan IgA sekretorik usus, dapat memengaruhi mikroflora usus, mengurangi lama dan insidens diare, meningkatkan kadar imunoglobulin, gamma interferon, aktivitas fagositik* dan menurunkan aktivitas enzim yang berhubungan risiko kanker kolon.
*aktivitas fagositik adalah suatu kegiatan yang mengambil makanan berupa zat makanan
Lactobacillus GG: menghambat pertumbuhan dan kolonisasi patogen, menghambat pertumbuhan tumor, mencegah traveler’s diarrhea, diare karena antibiotik dan diare pada anak.
Bifidobacterria: memengaruhi komposisi flora usus dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen, menurunkan insidens dan lama diare, menurunkan waktu transit usus, menurunkan insidens kanker usus dan menurunkan produksi imunoglubin sekretorik.
Lactobacillus reueri: dapat mengkolonisasi dan tumbuh di lambung, usus dua belas jari (duodenum), usus halus dan kolon, aman untuk manusia berbagai umur, orang dewasa yang imunokompromais**, dan usia lanjut, menurunkan lama diare dan gastroenteritis pada anak dan dewasa, menurunkan risiko infeksi bakteri dan jamur pada infant (usia satu tahun pertama) prematur, menurunkan kebutuhan perawatan di ICU, menurunkan efek samping pada pengobatan eradikasi (pemusnahan agen infeksi) Helicobacter pylori, dan menurukan kadar infeksi Helicobacter pylori.
**imunokompromais adalah fungsi sistem imun yang menurun (lemah) karena pemakaian obat imunosupresan, radiasi, malnutrisi dan adanya proses penyakit misalnya keganasan, infeksi HIV/AIDS dan lain sebagainya
Probiotik dan respon imun
Konsumsi probiotik ternyata menurunkan dan mengatur respon imun yang berlebihan pada penderita autoimun atau gangguan inflamasi imun, seperti penyakit radang usus (IBD) dan penyakit atopik (penyakit kulit). Probiotik juga meningkatkan fungsi imun spesifik pada manusia sehat.
Probiotik sebagai obat anti-virus
Probiotik memiliki efek sebagai obat anti virus. Probiotik bakteri Lactobacillus casei DN-114001 menginduksi perubahan glikosilasi serupa dengan yang produksi Bifidobacterium theta yang juga dapat mencegah infeksi rotavirus, dengan lebih 80% sel-sel menjadi resisten. Glikosilasi enzimatik menimbulkan efek proteksi terhadap rotavirus.
Probiotik pada gangguan atau penyakit gastrointestinal
Dalam beberapa penelitian, ternyata probiotik dapat mencegah dan mengobati beberapa penyakit gastrointestinal, yaitu dapat mencegah dan memperpendek lama diare (terutama pada infeksi rotavirus), mengurangi gejala-gejala sindrom iritasi usus (IBS), mengobati penyakit radang usus (IBD), mencegah atau mengurangi infeksi Helicobacter pylori, mengobati intoleransi laktosa, dan mengurangi kecepatan pertumbuhan kanker kolon (berdasarkan studi pada binatang).
Probiotik juga dapat mencegah dan mengobati diare akibat antibiotik. Sacharomyces boulardii telah dibuktikan dapat mencegah dan mengobati diare akibat antibiotik pada dosis 1 gram perhari.
- Probiotik mencegah dan mengobati diare akut
- Probiotik pada Sindrom Iritasi Usus (IBS). Lactobacillus plantarum 299V pada pasien sindrom iritasi usus secara signifikan dapat mengobati keluhan IBS (Irritable Bowel Syndrom).
- Probiotik pada infeksi Helicobacter pylori
- Probiotik pada alergi. Pada studi-studi pemberian probiotik pada penderita alergi didapatkan hasil yang cukup menggembirakan. Di Finlandia, pemberian suplemen Lactobacillus rhamnosus GG dibanding plasebo, mendapatkan hasil yang baik secara bermakna. Placebo adalah zat atau obat yang tidak menimbulkan efek pada tubuh.
- Probiotik pada Intoleransi Laktosa. Beberapa strain Lactobacillus (misal Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dapat meningkatkan aktivitas laktase di dalam dinding usus.
Efek samping probiotik
Biasanya tidak ada efek samping probiotik yang dirasakan, namun ada laporan kasus per kasus seperti infeksi dan gejala gastrointestinal, tetapi tidak signifikan.
Probiotik berperan penting pada tubuh manusia serta pencegahan dan pengobatan beberapa gangguan dan penyakit usus.
Sumber:
FAO/WHO. 2002. Joint Working Group Guidelines for Probiotics in Food. Available from http://www.who.int/foodsafety/fs_management/en/probiotic_guidelines.pdf. Cited 20 Agustus 2018
Kumar D. The Advanced Probiotic. Available from http://www.bioplus.in/probiotics.htm. Cited 2 September 2018
Freitas M, Tavan E, Thoreux K et al. 2003. Lactobacillus casei DN-114 001 and Bacteroides thetaiotaomicron VPI-5482 inhibit rotavirus infection. Gastroenterol. 2003; 124: A475–A476
Ritchie ML, Romanuk TN. 2012. A Meta-Analysis of Probiotic Efficacy for Gastrointestinal Diseases. PLoS ONE 7(4): e34938. doi:10.1371/journal.pone.0034938 http://www.plosone.org/article/info:doi/10.1371/journal.pone.0034938
D’Souza AL, Rajkumar C, Cooke J, Bulpitt CJ. 2002. Probiotics in prevention of antibiotic associated diarrhoea: meta-analysis. BMJ 2002; 324: 1361
Sazawal S, Hiremath G, Dhingra U, Malik P, Deb S, et al. 2006. Efficacy of probiotics in prevention of acute diarrhoea: a meta-analysis of masked, randomised, placebo-controlled trials. Lancet Infect Dis. 2006; 6: 374–82
Niedzielin K, Kordecki H, Birkenfeld B. 2001.A controlled, double-blind, randomized study on the efficacy of Lactobacillus plantarum 299V in patients with irritable bowel syndrome. Eur J Gastroenterol Hepatol. 2001; 13 (10: 1143-7)
Johnson-Henry KC, Mitchel DJ, Avitzur Y, et al. 2004. Probiotics reduce bacterial colonization and gastric inflammation in H. pylori-infected mice. Dig Dis Sci 2004; 49: 1095–102
Sykora J, Valecková K, Amlerová J, et al. 2005. Effects of a specially designed fermented milk product containing probiotic Lactobacillus casei DN-114 001 and the eradication of H. pylori in children: a prospective randomized double-blind study. J Clin Gastroenterol. 2005; 39(8): 692–8
Sheu BS, Cheng HC, Kao AW, Wang ST, Yang YY, Yang HB, Wu JJ. 2006. Pretreatment with Lactobacillus– and Bifidobacterium-containing yogurt can improve the efficacy of quadruple therapy in eradicating residual Helicobacter pylori infection after failed triple therapy. Am J Clin Nutr. 2006; 83: 864–9
Terima kasih untuk informasinya!
Terima kasih kembali. Semoga bermanfaat