Penulis: dr. Hasan Maulahela, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
.
Apa itu Melena dan Hematochezia?
Melena dan hematochezia, keduanya merupakan gejala yang dapat muncul pada seseorang karena adanya perdarahan pada saluran cerna. Melena adalah suatu kondisi terjadinya buang air besar berwarna merah tua hingga kehitaman dan umumnya dengan konsistensi tinja yang cair hingga lunak. Sedangkan hematochezia adalah adalah suatu kondisi terdapatnya darah dalam tinja saat buang air besar, dimana darah tersebut biasanya berwarna merah segar dan dapat tercampur dengan tinja atau juga dapat terlihat sebagai suatu lapisan merah yang terpisah dari tinja.
Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa walaupun secara klinis keduanya memiliki gambaran umum yang hampir serupa yaitu adanya perubahan pada warna tinja, namun keduanya merupakan hal yang berbeda
Baca juga: Berdarah Saat Buang Air Besar, Waspada Hematochezia!
Apakah penyebabnya?
Penyebab utama dari kedua gejala tersebut adalah adanya perdarahan pada saluran cerna, yang bermanifestasi sebagai gejala yang berbeda berdasarkan sumber perdarahannya. Dalam hal ini, gejala yang timbul akan bergantung pada sumber perdarahannya yang berasal dari saluran cerna bagian atas atau bagian bawah. Apabila sumber perdarahan berasal dari saluran cerna bagian atas, maka gejala yang terjadi adalah melena. Contoh dari penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang sering terjadi adalah tukak lambung, perdarahan pada kerongkongan, atau adanya keganasan pada lambung. Warna hitam pada tinja terjadi karena adanya reaksi antara darah dengan asam lambung yang diproduksi.
Sedangkan apabila perdarahan berasal dari saluran cerna bagian bawah seperti rektum atau kolon, maka gejala yang terjadi adalah hematochezia. Hal ini bisa disebabkan oleh karena terjadinya luka atau peradangan pada usus besar, infeksi, penyakit inflamasi usus, polip usus yang berdarah, radang usus, divertikulitis, atau wasir. Karena perdarahan terjadi di saluran cerna bagian bawah, darah yang muncul menjadi berwarna merah segar karena tidak adanya reaksi yang terjadi antara darah dengan asam lambung seperti halnya pada kasus melena.
Baca juga: Warna Tinjamu Berbeda? Mungkin Kamu Baru Saja Mengonsumsi Ini!
Bagaimana gejalanya?
Walaupun melena dan hematochezia adalah gejala pencernaan yang dapat muncul sebagai gejala tunggal, namun gejala pencernaan lainnya juga dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan. Gejala penyerta tersebut dapat bermacam-macam tergantung dari penyakit utama yang menyebabkannya. Contoh gejala pencernaan yang dapat menyertai antara lain mual, muntah, rasa terbakar di dada, serta gejala khas peradangan lambung pada kasus melena. Sedangkan pada kasus hematochezia, gejala penyerta lain yang biasanya terjadi seperti diare, kram perut, atau sembelit. Pada kondisi terjadinya melena dan hematochezia yang cukup parah dan berlangsung dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin dalam darah, yang ditandai dengan tampilan fisik yang menjadi lebih pucat, serta penurunan kondisi tubuh secara umum menjadi lebih mudah letih dan lelah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Bagaimana cara mendiagnosisnya?
Untuk mencari penyebab dan menegakkan diagnosis penyebab terjadinya gejala melena dan hematochezia, perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan yang melibatkan wawancara kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang laboratorium, radiologis, hingga pemeriksaan yang melibatkan prosedur invasif jika diperlukan.
Pemeriksaan teropong saluran cerna atas atau esofagogastroduodenoskopi merupakan salah satu pemeriksaan invasif yang dapat dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya melena. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat melalui kamera bagian kerongkongan dan lambung untuk mendapatkan visualisasi permasalahan yang terjadi pada saluran cerna bagian atas. Sedangkan untuk gejala hematochezia dapat dilakukan pemeriksaan invasif berupa kolonoskopi atau teropong melalui saluran cerna bagian bawah untuk mencari penyebab terjadinya perdarahan pada rektum hingga usus besar.
Baca juga: Akan Menjalani Pemeriksaan Endoskopi Saluran Cerna Atas? Perhatikan Hal-hal Ini
Jika Anda mengalami gejala melena atau hematochezia, penting untuk Anda segera berobat ke dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan perawatan yang memadai. Jika dibiarkan dalam waktu lama, kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin darah yang membahayakan. Selain itu, pentingnya penegakkan diagnosis yang adekuat dalam waktu cepat diperlukan untuk menjamin tata laksana yang adekuat serta mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Referensi
Kamboj AK, Hoversten P, Leggett CL. Upper Gastrointestinal Bleeding: Etiologies and Management. Mayo Clin Proc. 2019 Apr;94(4):697-703. doi: 10.1016/j.mayocp.2019.01.022. PMID: 30947833.
Feinman M, Haut ER. Lower gastrointestinal bleeding. Surg Clin North Am. 2014 Feb;94(1):55-63. doi: 10.1016/j.suc.2013.10.005. PMID: 24267497.
Gross M. Hämatochezie: ambulant oder stationär abklären? [Hematochezia]. MMW Fortschr Med. 2019 Jun;161(11):43-44. German. doi: 10.1007/s15006-019-0621-6. PMID: 31183697.
Leave a Reply