Apakah Pengaruh Kafein pada Saluran Cerna Anda?

Apa Manfaat Kafein bagi Saluran Cerna?

Selain efek negatif yang telah disebutkan, ternyata kafein juga memiliki efek positif bagi saluran cerna kita. Kafein disebut-sebut dapat mengurangi risiko terjadinya kanker pada usus besar. Kafein dapat bertindak sebagai antioksidan yang melindungi sel dari stres oksidatif dan membantu memperbaiki DNA. Stres oksidatif adalah kerusakan pembuluh darah dan organ akibat gerakan radikal bebas yang tak terkendali. Selain mengurangi risiko terjadinya kanker usus besar, efek antioksidan yang ada di kafein diyakini mampu melindungi organ hati dari kerusakan. Kafein dapat mengurangi risiko terjadinya sirosis hati dan memperlambat laju pengembangan penyakit pada infeksi hepatitis C. Suatu penelitian menunjukkan bahwa kafein mungkin memiliki manfaat perlindungan bagi orang dengan kanker hati.

Penelitian lain juga menunjukkan sisi positif dari kafein bagi organ kecil pada saluran pencernaan, yaitu organ empedu. Kafein dikatakan dapat membantu menurunkan risiko terjadinnya batu empedu dikarenakan kafein dapat merangsang kontraksi kandung empedu dan aliran empedu sehingga mencegah empedu mengkristal dan menjadi batu. Kafein dapat merangsang pelepasan hormon kolesistokinin yang dapat meningkatkan kontraksi kandung empedu, meningkatkan fungsi lapisan kandung empedu, dan mengurangi pengkristalan kolesterol dalam empedu. Efek ini telah dihipotesiskan bergantung pada jumlah kandungan kafeinnya. Namun perlu diingat, apabila Anda sudah memiliki riwayat batu empedu dan sudah terjadi peradangan yang salah satunya ditandai muncul gejala nyeri pada perut bagian kanan atas, maka kafein perlu dihindari.

.

Baca juga: Ingin Usus Tetap Sehat? Lakukan Ini!

Punya keluhan sakit maag/ lambung/ GERD?
Isi survei kami di
bit.ly/surveiherbalYGI

.

Sebagai minuman yang populer saat ini, minuman berkafein ternyata memiliki efek negatif maupun positif bagi saluran cerna. Jadi, jika Anda ingin menyeduh teh, kopi, atau mengonsumsi minuman lainnya yang mengandung kafein, ingat untuk senantiasa menjaga dosis kafein harian pada kisaran yang tidak berlebihan. Apabila Anda sensitif terhadap efek dari kafein atau sedang memiliki keluhan pencernaan seperti diare, perut terasa panas atau nyeri, dan tidak nyaman, lebih baik Anda menghindari sementara minuman berkafein.

.


Referensi
Grosso, G., Godos, J., Galvano, F., Giovannucci, EL. 2017. Coffee, Caffeine, and Health Outcomes: An Umbrella Review. Annual Review of Nutrition, 37:131-57.

Schmit, SL., Rennert, HS.,Rennert, G., Gruber1,SB. 2016. Coffee Consumption and the Risk of Colorectal Cancer. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 25(4): 634–639.

Bai, K., Cai, Q., Jiang, Yi., Lizhi. 2016. Coffee consumption and risk of hepatocellular carcinoma: a meta-analysis of eleven epidemiological studies.Onco Targets Ther, 9: 4369–4375.

Boekema, PJ., Samsom, M., Henegouwen, GP., Smout, AJ. 1999. Coffee and gastrointestinal function: facts and fiction. A review. Scand J Gastroenterol Suppl,230: 35-39.

Lohsiriwat, S., Puengna, N., Leelakusolvong, S. 2006. Effect of caffeine on lower esophageal sphincter pressure in Thai healthy volunteers. Dis Esophagus. Dis Esophagus, 19(3): 183-188.

Nwokediuko, S. 2009. Gastroesophageal Reflux Disease: A Population Based Study. Gastroenterology Res, 2(3):152-156.

Shimamoto, T., Yamamichi, N., Kodashima, S., Takahashi, Y., Fujishiro, M., Oka, M. et al. 2013. No association of coffee consumption with gastric ulcer, duodenal ulcer, reflux esophagitis, and non-erosive reflux disease: a cross-sectional study of 8,013 healthy subjects in Japan. PLoS One, 8(6).

Liszta, KI., Leyc, JP., Liedera,B., Behrensd, M., Stögerb, V., Reinere, A., et al. 2017. Caffeine induces gastric acid secretion via bitter taste signaling in gastric parietal cells.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*