Volvulus: Ketika Usus Terpelintir dan Tersumbat

Sumber gambar: freepik.com

Penulis: dr. Rabbinu Rangga Pribadi, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

.

Volvulus adalah gangguan pada saluran cerna dimana usus terpelintir dan menyebabkan obstruksi atau sumbatan pada usus. Terpelintirnya usus juga mengakibatkan aliran darah dalam pembuluh darah usus menjadi terhambat dan menyebabkan jaringan usus tidak mendapatkan cukup darah. Hal tersebut membuat jaringan yang tidak tersuplai darah menjadi kurang darah (iskemia) dan lama-kelamaan menjadi mati (nekrosis). Volvulus dapat terjadi baik pada bayi, anak, maupun dewasa.

Volvulus pada usus halus biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak, sedangkan pada orang dewasa cenderung terjadi di usus besar dan kasus lebih jarang terjadi. Volvulus merupakan gangguan saluran cerna yang memiliki kedaruratan medis dan membutuhkan tindakan segera untuk mencegah kerusakan jaringan usus.

.

Faktor risiko terjadinya volvulus

Berikut beberapa faktor risiko yang dapat mencetuskan terjadinya volvulus, diantaranya:

  • Adanya sembelit yang berkepanjangan
  • Konsumsi obat pencahar jangka panjang
  • Diet tinggi serat yang berlebihan
  • Riwayat penyakit hirschprung (adanya sel-sel saraf yang hilang di otot-otot sebagian atau seluruh usus besar)
  • Riwayat operasi dan infeksi perut
  • Masalah anatomi
  • Pasien yang memiliki masalah neuropsikiatri seperti penyakit Parkinson, multiple sklerosis

Selain faktor risiko yang telah disebutkan, laki-laki lansia dan wanita hamil juga berisiko mengalami volvulus.

.

Baca juga: Penanganan Mandiri Nyeri Perut: Kapan Saya Harus ke Dokter?

.

Gejala volvulus

Sebagian besar pasien mengeluhkan gejala yang akut atau tiba-tiba. Namun, hampir sepertiga kasus gejala mungkin timbul bertahap. Gejala dari volvulus antara lain perut semakin membesar karena makanan, cairan, dan gas tidak dapat dialirkan, nyeri perut, muntah, tinja berdarah, tidak bisa buang air besar, dan demam.

Apabila pasien terlambat datang ke rumah sakit, gejala nyeri tekan seluruh perut dan perabaan yang keras atau kaku pada perut dapat menunjukkan kemungkinan adanya kebocoran yang menyebabkan infeksi seluruh rongga perut. Kondisi ini dapat mengancam jiwa karena sering diikuti dengan ketidakstabilan hemodinamik seperti penurunan tekanan darah dan gangguan pernapasan.

.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*