Endoskopi saluran cerna atas
Pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas atau biasa disebut dengan esofagogastroduodenoskopi (EGD) memungkinkan visualisasi langsung dari lapisan kerongkongan, lambung, dan duodenum dengan menggunakan alat teropong seperti selang yang memiliki kamera yang dimasukkan melalui mulut pasien.
Endoskopi pada pasien GERD terutama ditujukan pada pasien dengan tanda bahaya, yaitu:
- Disfagia (kondisi saat seseorang merasa sulit menelan) yang progresif
- Odinofagia (kondisi saat seseorang merasa sakit saat menelan)
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
- Adanya anemia
- Adanya hematemesis (muntah darah) dan/atau melena (tinja berdarah warna hitam)
- Riwayat keluarga dengan kanker lambung dan/atau kerongkongan
- Penggunaan obat pereda nyeri seperti golongan NSAID dalam jangka waktu lama
- Usia lebih dari 40 tahun di daerah prevalensi kanker lambung tinggi
- Tidak merespons terhadap terapi GERD, seperti obat golongan PPI
Dengan pemeriksaan ini, dokter dapat melihat adanya peradangan di kerongkongan dan lambung, serta komplikasinya. Selama prosedur, dokter juga dapat mengumpulkan sampel jaringan atau disebut dengan biopsi untuk dianalisis lebih lanjut. Pemeriksaan jaringan dalam diagnosis GERD dapat menentukan apakah perkembangan sel normal (metaplasia), tidak normal yang belum tentu berbahaya (displasia), atau tidak normal yang berbahaya (kanker).
.
Pemeriksaan pH-metri
Tes ini terdiri dari tabung kecil yang dimasukkan dalam hidung sampai ke kerongkongan setinggi LES. Sensor pH di ujung tabung memungkinkan pengukuran paparan asam di kerongkongan yang disambungkan dengan alat portabel. Probe pH dipakai selama 24 jam terus-menerus. Tabung kemudian dikeluarkan dan hasil dari alat portabel diinterpretasikan. Umumnya, pemeriksaan ini dilakukan jika dokter belum dapat menegakkan gejala pasien terkait dengan GERD atau jika pasien dengan GERD tidak merespon terapi PPI.
Baru-baru ini, alat pengukur pH nirkabel berbentuk kapsul telah dikembangkan sehingga tidak diperlukan tabung kecil melalui hidung ke kerongkongan. Sensor pH mengirimkan data ke alat portabel mengenai paparan asam di kerongkongan.
.
Baca juga: Bagaimana Pertolongan Pertama GERD Kambuh dan Ibu Hamil? Simak Penjelasan dari Dokter
.
Manometri Esofagus
Manometri esofagus adalah suatu prosedur tes yang digunakan untuk mengukur fungsi LES dan otot-otot esofagus. Pemeriksaan ini tidak khusus untuk pemeriksaan GERD. Namun, dengan tes ini dapat diketahui apakah ada kelemahan yang terjadi pada LES yang memungkinkan asam lambung akan lebih mudah naik ke kerongkongan. Pemeriksaan manometri esofagus dilakukan dengan cara memasukan tabung kecil ke dalam kerongkongan yang dihubungkan dengan alat perekam tekanan untuk mengukur kontraksi otot kerongkongan ketika pasien menelan.
.
Esofagografi Barium
Pemeriksaan esofagografi barium dilakukan dengan cara pasien menelan barium (zat kontras) dan ahli radiologi akan memvisualisasikan kerongkongan dan lambung di bawah fluoroskopi. Tes ini dapat membantu mendeteksi jika ada masalah dengan striktur di kerongkongan atau jika ada hiatal hernia. Pemeriksaan ini juga dapat memberikan perkiraan tingkat kontraksi otot kerongkongan. Namun, esofagografi barium tidak dapat menentukan apakah pasien mengalami peradangan ringan pada kerongkongan atau sudah komplikasi menjadi Barrett. Walaupun pemeriksaan ini tidak sensitif untuk diagnosis GERD, namun pada keadaan tertentu pemeriksaan ini mempunyai kelebihan dibandingkan endoskopi dalam kondisi adanya penyempitan kerongkongan dan hiatal hernia.
.
Telah dijelaskan secara ringkas beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis GERD. Tidak semua pemeriksaan harus dijalani oleh seseorang untuk menegakkan diagnosis. Dokter akan memberikan usulan pemeriksaaan apa yang akan dijalani oleh pasien disesuaikan dengan keluhan, tanda dan gejala, kondisi kesehatan, serta ketersediaannya. Diharapkan pemeriksaan yang tepat mampu membantu pasien dalam mengatasi gejala GERD dan mencegah timbulnya komplikasi.
.
Informasi tentang GERD di sini
.
Referensi
Badillo R, Francis D. Diagnosis and treatment of gastroesophageal reflux disease. World J Gastrointest Pharmacol Ther. 2014 Aug 6;5(3):105-12.
The Indonesian Society of Gastroenterology. 2014. National Consensus on the Management of Gastroesophageal Reflux Disease in Indonesia. 46(3): 263-271.
Leave a Reply