Inilah Beberapa Pemeriksaan yang Dapat Dilakukan untuk Mendiagnosis GERD

Sumber gambar: hopkinsmedicine.org

Gastroesophageal reflux disease atau biasa disingkat dengan GERD adalah kondisi dimana terjadinya refluks atau naiknya isi lambung ke dalam kerongkongan sehingga menyebabkan kerusakan jaringan kerongkongan dan menimbulkan gejala. GERD disebabkan karena adanya kelemahan atau kegagalan dari lower esophageal sphincter (LES) atau otot yang berbentuk cincin yang berperan dalam mengatur proses buka-tutup pintu/klep antara kerongkongan bawah dengan lambung. Normalnya, klep ini akan menutup setelah makanan sudah melewati kerongkongan dan masuk ke lambung. Apabila otot ini lemah, maka klep ini akan tetap terbuka sehingga asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan.

Keluhan yang sering dirasakan oleh penderita GERD adalah rasa panas terbakar di dada atau dikenal dengan heartburn dan rasa asam dan pahit di lidah atau bisa disebut dengan regurgitasi. Kebanyakan orang dapat mengatasi ketidaknyamanan GERD dengan merubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan obat-obatan untuk lambung. Meskipun jarang terjadi, beberapa kasus GERD mungkin memerlukan pembedahan untuk meredakan gejala.

GERD yang tidak ditatalaksana dengan baik dapat mengganggu aktivitas, memicu peradangan yang lebih berat, dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti striktur atau penyempitan esofagus (kerongkongan), perforasi atau bocornya esofagus, Barrett esofagus, bahkan kanker esofagus.

Baca juga: 8 Komplikasi GERD yang Perlu Diwaspadai!

Di kalangan awam, GERD seringkali dianggap sama dengan penyakit maag. Padahal dua penyakit tersebut sebenarnya berbeda. GERD tidak boleh dianggap remeh karena bisa menyebabkan komplikasi berbahaya seperti yang telah disebutkan sebelumya. Oleh karena itu, penting untuk kita menegakkan diagnosis GERD baik dari wawancara klinis dan pemeriksaan penunjang. Artikel ini akan menjelaskan pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis GERD.

.

GERD-Q

GERD-Q atau kuesioner GERD adalah kuesioner yang dikembangkan untuk membantu mendiagnosis GERD, menilai respon pasien GERD terhadap terapi yang telah dijalani, dan membantu dalam memilih terapi. GERD-Q juga memiliki kemampuan untuk menilai dampak relatif GERD terhadap kehidupan pasien. Kuesioner ini sudah tervalidasi di Indonesia dan dapat diisi sendiri oleh pasien.

Pasien akan menjawab tiap pertanyaan yang ada di kuesioner tersebut sesuai dengan frekuensi gejala yang dirasakan dalam kurun waktu 7 hari terakhir.

Gambar 1. GERD-Q
(Sumber gambar: Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, 2019)

Setelah mengisi seluruh pertanyaan, skor tersebut akan dijumlahkan. Hasil skor lebih dari 8 menunjukkan bahwa pasien tersebut kemungkinan mengalami GERD.

.

Baca juga: Mengenal GERD: Penyakit Refluks Asam Lambung ke Kerongkongan

.

Tes PPI (Proton Pump Inhibitor)

PPI adalah golongan obat yang bekerja pada sel-sel lambung untuk menurunkan produksi asam. Tes PPI dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan gejala tipikal, seperti heartburn dan regurgitasi tanpa adanya tanda bahaya. Tes PPI dilakukan dengan memberikan obat PPI dosis ganda selama 1-2 minggu tanpa didahului dengan pemeriksaan endoskopi. Jika gejala menghilang dengan pemberian PPI dan muncul kembali saat PPI dihentikan, maka diagnosis GERD dapat ditegakkan.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*