Catat! Begini Efek Konsumsi Makanan Olahan

Sumber gambar: freepik.com

Jenis-jenis makanan olahan seperti kornet, sosis, dan makanan kaleng tidak dipungkiri sangat menggiurkan dan memiliki rasa yang lezat. Sebagian besar makanan olahan telah melewati beberapa tingkat pemrosesan dan tidak semua makanan olahan buruk bagi tubuh. Namun, makanan olahan kimiawi yang disebut sebagai ultra-processed foods, cenderung memiliki kandungan gula, bahan buatan, karbohidrat olahan, dan lemak jenuh yang tinggi. Oleh karena itu, makanan-makanan tersebut adalah salah satu faktor penyumbang utama obesitas dan penyakit metabolik di seluruh dunia.

Bagaimana efek makanan olahan bagi tubuh?

Berdasarkan hasil studi yang melibatkan lebih dari 100.000 orang dewasa menyatakan bahwa konsumsi 10% makanan olahan memiliki keterkaitan yang erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung, pembuluh darah otak, dan obesitas hingga lebih dari 10%. Dalam beberapa dekade terakhir, asupan makanan olahan ini meningkat cukup drastis di seluruh dunia.

Saat ini, makanan olahan menyumbang sekitar 25–60% asupan energi harian seorang individu, terutama di negara berkembang, padahal konsumsi makanan olahan dalam jumlah berlebih dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan tubuh dan sistem pencernaan.

Makanan olahan seringkali memiliki kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi, serta rendah serat dan nutrisi dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, diantaranya sebagai berikut:

  1. Kenaikan berat badan tetapi nutrisi kurang
    Konsumsi terlalu banyak makanan olahan dapat menyebabkan penambahan berat badan yang signifikan apabila tidak dikontrol dengan baik. Akibatnya, timbulah masalah kesehatan seperti obesitas dan sindroma metabolik. Sindroma metabolik adalah sekelompok masalah kesehatan yang diderita secara bersamaan yang dapat meningkatkan risiko penyakit kencing manis, jantung, dan stroke. Diagnosis sindroma metabolik dapat diidentifikasi setidaknya apabila seseorang mengalami tiga masalah kesehatan dari tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, peningkatan kadar trigliserid dalam darah, rendahnya HDL atau kolestrol baik, dan peningkatan lingkar perut.
    1.
  2. Menyebabkan masalah pencernaan
    Makanan olahan seringkali rendah serat dan banyak di antaranya mengandung zat aditif dan pengawet yang sulit dicerna oleh tubuh. Kandungan serat yang rendah dapat mengganggu pencernaan dan memperberat gejala gangguan pencernaan yang ada seperti perut kembung dan sembelit.
    Selain itu, tingginya kadar kolestrol yang terkandung dalam makanan olahan juga dapat menumpuk pada kandung empedu dan jika semakin lama semakin menumpuk berpotensi menjadi batu empedu. Kadar lemak yang tinggi dalam makanan olahan juga dapat mengganggu penyerapan di dalam usus sehinggga menimbulkan diare.
    Kandungan zat aditif seperti pengawet, pemanis, atau pewarna makanan dan minuman dapat mengubah keseimbangan bakteri pada usus, sehingga seringkali menyebabkan penurunan fungsi saluran pencernaan dan munculnya keluhan gangguan pada pencernaan.
    1.1.
  3. Mengganggu sistem imunitas tubuh
    Salah satu pencetus kambuhnya penyakit autoimun diduga berasal dari kerusakan pada lapisan yang melindungi dinding saluran cerna serta adanya gangguan keseimbangan bakteri dalam usus. Studi menunjukkan bahwa secara tidak langsung kandungan di dalam makanan olahan seperti pengawet, perasa, dan pengemulsi dapat mengganggu pertahanan saluran pencernaan dan keseimbangan bakteri usus sehingga menyebabkan timbul atau kambuhnya penyakit yang mengganggu sistem imun seperti lupus, rematik, multiple sclerosis, dan inflammatory bowel disease atau peradangan usus.
    1.
  4. Peningkatan risiko penyakit kronis
    Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa kandungan yang ada di dalam makanan olahan mempunyai efek bahaya bagi tubuh kita apabila dikonsumsi berlebihan dalam jangka pendek maupun panjang. Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa pada orang yang mengonsumsi lebih dari empat porsi makanan olahan setiap hari dapat terjadi peningkatan angka mortalitas atau kematian sebanyak 62% lebih tinggi dibandingkan yang tidak. Terlalu banyak konsumsi makanan olahan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, kanker, dan penyakit radang lainnya.

Secara keseluruhan, disimpulkan bahwa dengan mengkonsumsi terlalu banyak makanan olahan dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pentingnya menjaga fokus pada diet sehat yang mencakup makanan sehat dan kaya akan nutrisi untuk menjaga kesehatan tubuh kita dan menghindarkan diri dari penyakit metabolik yang berpotensial terjadi di masa depan.

Informasi mengenai Efek Makanan Olahan lainnya di sini


Referensi
de Araújo TP, de Moraes MM, Magalhães V, Afonso C, Santos C, Rodrigues SSP. Ultra-Processed Food Availability and Noncommunicable Diseases: A Systematic Review. Int J Environ Res Public Health. 2021 Jul 10;18(14):7382.

Poti JM, Braga B, Qin B. Ultra-processed Food Intake and Obesity: What Really Matters for Health-Processing or Nutrient Content? Curr Obes Rep. 2017 Dec;6(4):420-431.

Rico-Campà, A., et al. 2019. Association between consumption of ultra-processed foods and all cause mortality: SUN prospective cohort study.

Srour, B., et al. 2019. Ultra-processed food intake and risk of cardiovascular disease: Prospective cohort study (NutriNet-Santé).

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*