Bingung Kapan Minum Obat GERD saat Puasa? Ini Tipsnya!

Sumber gambar: freepik.com

Penyakit refluks asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi medis yang terjadi karena adanya aliran balik asam lambung yang naik ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding kerongkongan. Kondisi ini tentunya menyebabkan gejala yang mengganggu seperti rasa asam di mulut, sulit menelan, rasa terbakar di dada, dan mual. Penyebab GERD sangat beragam dan bisa terjadi pada siapapun. Bagi mereka yang menderita GERD, mengonsumsi obat-obatan secara teratur dan disiplin sangat penting untuk mengontrol gejala dan mencegah komplikasi.

Selama bulan puasa, kita menahan diri untuk tidak makan dan minum selama lebih dari 14 jam. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi penderita GERD untuk mengatur cara konsumsi obat GERD yang baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatur tata cara konsumsi obat GERD selama bulan puasa:

  1. Atur jadwal minum obat dan pasang reminder untuk minum obat
    Jika Anda ingin berpuasa selama bulan ramadan, penting untuk membuat jadwal waktu konsumsi obat GERD yang harus dilakukan secara rutin, menyesuaikan dengan jam sahur dan jam berbuka puasa.
    Jangan lewatkan waktu Anda untuk meminum obat selama bulan puasa. Jika kesulitan dalam mengatur waktu konsumsi obat, ada baiknya Anda menambahkan reminder atau pengingat untuk waktu minum obat pada perangkat elektronik Anda.

  2. Ketahui fungsi obat yang Anda minum dan waktu minum obat
    Jika dokter memberikan obat-obatan yang berfungsi untuk mengontrol produksi asam lambung yang dikonsumsi sekali sehari, maka sebaiknya anda perlu mengonsumsinya pada malam hari sebelum tidur. Hal ini karena puncak produksi asam lambung paling tinggi terjadi pada dini hari, sehingga konsumsi obat tersebut sebaiknya dilakukan di malam hari untuk mencegah kenaikan asam lambung saat Anda sahur.
    Untuk obat-obatan selain dari obat yang berfungsi mengontrol produksi asam lambung yang diminum sekali sehari, maka konsumsinya dapat dilakukan pada jam berapapun di antara waktu setelah berbuka hingga sebelum sahur. Namun dalam konsumsi obat yang diminum hanya sekali sehari ini, perlu dipastikan bahwa sebaiknya Anda selalu konsisten untuk mengonsumsi obat tesebut pada jam atau waktu yang telah ditentukan.
    Untuk obat yang diminum dua kali sehari, maka meminum obat tersebut disarankan untuk dilakukan pada saat waktu sahur dan waktu berbuka puasa. Walaupun jarak konsumsi tersebut melebihi 12 jam, namun jarak tersebut masih masuk dalam rentang normal konsumsi obat.

    Baca juga: Tidak Ingin Maag dan GERD Kambuh Saat Puasa? Ini Tipsnya!

  3. Minum obat dengan benar, baik itu sebelum maupun sesudah makan
    Selama bulan puasa, sangat penting untuk meminum obat dengan benar sesuai aturan. Pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan yang terdapat pada kemasan obat dan mengikuti instruksi dokter dengan cermat.
    Jika obat diberi keterangan diminum sebelum makan, yang pada umumnya adalah obat yang berfungsi sebagai “pelapis” mukosa atau dinding lambung, maka konsumsi obat dapat dilakukan sekitar 30 menit sebelum makan sahur utama, atau dikonsumsi segera setelah berbuka, sebelum memakan makanan utama.
    Sedangkan untuk obat dengan keterangan konsumsi setelah makan, maka perlu dipastikan bahwa Anda sudah mengonsumsi makanan dalam jumlah cukup. Dan konsumsi obat dapat dilakukan dalam waktu sekitar 5 hingga 10 menit setelahnya.

  4. Jangan lewatkan sahur
    Terakhir, jangan lewatkan sahur selama bulan puasa. Sebab melewatkan makan sahur akan memperberat gejala nyeri perut di siang hari akibat perut yang kosong terlalu lama.

Simak juga: GERD Ingin Puasa? Simak Penjelasan dari Dokter dan Pejuang GERD!

Konsumsi obat GERD selama bulan puasa dapat menjadi tantangan tersendiri bagi penderita yang menjalaninya. Namun, dengan mengikuti tips-tips diatas serta berkonsultasi dengan dokter maka diharapkan penderita GERD mampu mengontrol gejala GERD selama bulan puasa. Berpuasa bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan oleh penderita GERD, ketika seseorang juga tetap menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi selama berpuasa disamping mengonsumsi obat GERD dengan baik dan benar, seperti menghindari makanan pedas, berlemak,  asam, dan menghindari minum kopi serta minuman bersoda.

Informasi tentang GERD di sini


Referensi
Bohamad AH, Aladhab WA, Alhashem SS, Alajmi MS, Alhumam T, Alqattan Jr DJ, Elshebiny AM, Alhumam Sr T, Alqattan Jr D, Elshebiny A. Impact of Ramadan Fasting on the Severity of Symptoms Among a Cohort of Patients With Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Cureus. 2023 Mar 28;15(3).

Kementerian Kesehatan RI. https://upk.kemkes.go.id/new/penggunaan-obat-pada-saat-puasa

Mardhiyah R, Makmun D, Syam AF, Setiati S. The Effects of Ramadhan Fasting on Clinical Symptoms in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease. Acta Med Indones. 2016 Jul;48(3):169-174. PMID: 27840350.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*