Ragam Gangguan Pencernaan yang Disebabkan oleh Infeksi Parasit

Sumber gambar: freepik.com

Penulis: dr. Amanda Pitarini Utari, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

 

Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh infeksi parasit merupakan masalah kesehatan yang sering ditemui, terutama di daerah dengan sanitasi dan higienitas yang kurang baik. Parasit adalah organisme yang hidup dengan cara mengambil zat nutrisi dari inang yang mereka infeksi, dalam hal ini manusia. Gangguan pencernaan akibat infeksi parasit dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan membutuhkan penanganan medis yang tepat untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

Salah satu jenis parasit yang paling umum menyebabkan gangguan pencernaan adalah protozoa. Protozoa adalah mikroorganisme bersel satu yang dapat menyebabkan infeksi seperti amebiasis dan giardiasis. Amebiasis disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica, yang dapat menyebabkan keluhan seperti diare, sakit perut, mual, muntah, dan disentri. Sementara itu, giardiasis disebabkan oleh Giardia lamblia, yang sering mengakibatkan diare, keram perut, dan penurunan berat badan. Kedua infeksi ini biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi karena sanitasi yang buruk.

Cacing juga merupakan parasit yang sering menyebabkan gangguan pencernaan. Beberapa jenis cacing yang sering menjadi penyebab infeksi pencernaan antara lain cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale, Necator americanus), serta cacing pita (Taenia solium, Taenia saginata). Infeksi-infeksi karena cacing ini biasanya terjadi karena konsumsi makanan berupa daging yang terkontaminasi dan tidak dimasak dengan matang, sehingga terjadi penularan ke tubuh manusia.

Infeksi akibat cacing ini dapat menimbulkan manifestasi gejala yang berbeda-beda. Infeksi cacing gelang dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, mual, muntah, dan kadang-kadang gangguan sumbatan pada usus. Sedangkan infeksi cacing tambang biasanya menyebabkan anemia atau kekurangan sel darah merah karena sifatnya yang melukai dinding usus. Selain itu infeksi cacing tambang juga dapat menyebabkan penderitanya mudah mengalami kelelahan akibat adanya kehilangan darah yang konsisten secara perlahan dari dinding usus yang dilukai oleh cacing tersebut.

Sementara itu, cacing pita dapat menyebabkan taeniasis yang seringkali tidak menimbulkan gejala apapun, namun dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan gangguan pencernaan seperti sakit perut, diare, dan penurunan berat badan. Selain itu, beberapa jenis cacing pita dapat menyebabkan kista di berbagai organ tubuh, yang dikenal sebagai cysticercosis, yang dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Infeksi parasit juga dapat disebabkan oleh beberapa jenis cacing hati, seperti Fasciola hepatica. Infeksi ini biasanya terjadi setelah mengkonsumsi tanaman air yang terkontaminasi. Gejala fascioliasis meliputi demam, nyeri perut, pembesaran hati, dan kuning pada tubuh.

Penanganan gangguan pencernaan akibat infeksi parasit memerlukan diagnosis yang tepat melalui pemeriksaan laboratorium, seperti tes tinja dan serologi. Pengobatan biasanya melibatkan penggunaan obat anti-parasit dalam kurun waktu tertentu untuk memastikan eradikasi sempurna parasit-parasit tersebut dari dalam tubuh. Selain itu, perbaikan sanitasi dan kebersihan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi ini.

Pencegahan infeksi parasit juga melibatkan kebiasaan praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan dan setelah menggunakan toilet, serta memastikan bahwa makanan dan air yang dikonsumsi bebas dari kontaminasi dengan cara konsumsi air minum dan makanan yang dimasak dengan matang. Hal ini perlu dilakukan sebagai salah satu langkah penting dalam mencegah infeksi parasit.

Secara umum, gangguan pencernaan yang disebabkan oleh infeksi parasit merupakan masalah kesehatan yang serius dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan adekuat. Walaupun begitu, infeksi karena parasit merupakan hal yang dapat dicegah dan diobati dengan pendekatan yang tepat. Edukasi mengenai pentingnya kebersihan dan sanitasi, serta akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai, sangat penting dalam upaya mengurangi dampak akibat infeksi yang disebabkan oleh parasit.


Referensi:

  1. Dixon MA, Winskill P, Harrison WE, Whittaker C, Schmidt V, Flórez Sánchez AC, Cucunuba ZM, Edia-Asuke AU, Walker M, Basáñez MG. Global variation in force-of-infection trends for human Taenia solium taeniasis/cysticercosis. 2022 Aug 19;11:e76988. doi: 10.7554/eLife.76988. PMID: 35984416; PMCID: PMC9391040.
  2. Else KJ, Keiser J, Holland CV, Grencis RK, Sattelle DB, Fujiwara RT, Bueno LL, Asaolu SO, Sowemimo OA, Cooper PJ. Whipworm and roundworm infections. Nat Rev DisPrimers. 2020 May 28;6(1):44. doi: 10.1038/s41572-020-0171-3. PMID: 32467581.
  3. Feng Y, Yu K, Chen H, Zhang X, Lu Q, Wang X, Zhang X, Yao L, Ruan W. Soil-transmitted helminths, intestinal protozoa and Clonorchis sinensis infections in southeast China. BMC Infect Dis. 2021 Nov 27;21(1):1195. doi: 10.1186/s12879-021-06879-x. PMID: 34837987; PMCID: PMC8626871.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*