Penulis: Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD, K-GEH, FACG, FASGE
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Ulkus gaster dan ulkus duodenum adalah dua jenis penyakit dengan tanda adanya luka yang terjadi pada saluran pencernaan. Secara sekilas kedua penyakit tersebut tampak sama, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal lokasi, penyebab, gejala, dan pengobatannya. Penting untuk memahami perbedaan utama antara kedua penyakit tersebut untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
-
Perbedaan Lokasi dan Anatomi
Ulkus gaster adalah penyakit yang terjadi karena adanya luka di lapisan mukosa lambung, yaitu lapisan yang melapisi dinding dalam lambung. Sedangkan luka pada ulkus duodenum terletak padai bagian pertama dari usus halus, yaitu duodenum, yang berada tepat setelah lambung. Lambung berfungsi sebagai organ pencernaan pertama yang memproses makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan duodenum berfungsi untuk melanjutkan proses pencernaan makanan setelah dicerna di lambung. Perbedaan lokasi ini menyebabkan kedua jenis ulkus ini memiliki gejala dan karakteristik yang berbeda
-
Penyebab Utama yang Berbeda
Penyebab utama ulkus gaster dan ulkus duodenum umumnya berkaitan dengan infeksi bakteri Helicobacter pylori atau karena penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Namun, faktor risiko dapat berbeda antara kedua kondisi ini. Ulkus gaster lebih dipengaruhi karena adanya kelebihan produksi asam lambung atau kerusakan pada lapisan pelindung lambung yang terjadi akibat faktor-faktor seperti stres, merokok, dan konsumsi alkohol. Sedangkan ulkus duodenum lebih sering terjadi akibat infeksi H. pylori, yang mengganggu mekanisme perlindungan mukosa duodenum.
-
Perbedaan Gejala Klinis
Gejala yang muncul pada ulkus gaster dan ulkus duodenum dapat mirip, seperti rasa nyeri pada perut ulu hati, namun pola nyeri yang muncul dapat berbeda. Pada ulkus gaster, rasa sakit biasanya terjadi setelah makan atau beberapa menit setelah makan. Selain itu keluhan nyeri biasanya disertai dengan rasa mual atau muntah. Sedangkan nyeri pada ulkus duodenum cenderung terjadi beberapa jam setelah makan, yaitu pada waktu makanan selesai dicerna oleh lambung, dan jarang disertai keluhan penyerta lain seperti mual atau muntah.
-
Diagnosis dan Pemeriksaan
Untuk mendiagnosis ulkus gaster dan ulkus duodenum, pemeriksaan medis seperti endoskopi adalah metode yang paling umum digunakan. Pada endoskopi, dokter dapat melihat langsung kondisi lambung atau duodenum dan mengevaluasi adanya luka dengan menggunakan kamera yang dimasukkan melalui mulut dalam kondisi pasien terbius. Selain itu, tes darah untuk mendeteksi infeksi H. pylori atau pemeriksaan dengan menggunakan tes nafas (urea breath test) juga dapat membantu menentukan penyebab ulkus. Meskipun teknik diagnosa ini serupa, interpretasi hasilnya akan berbeda tergantung apakah ulkus tersebut terletak di lambung atau di duodenum.
-
Perbedaan Pengobatan
Pengobatan untuk ulkus gaster dan ulkus duodenum hampir mirip, di mana keduanya seringkali melibatkan pemberian obat penghambat produksi asam lambung, seperti proton pump inhibitors (PPI) atau antagonis reseptor H2. Namun perbedaannya terletak pada pengobatan untuk ulkus duodenum yang melibatkan terapi antibiotik apabila penyebab sudah ditegakkan karena adanya infeksi H. pylori. Pada ulkus gaster, terapi lebih fokus pada pengelolaan faktor risiko lain seperti stres, konsumsi alkohol, kafein, dan kebiasaan merokok.
-
Perbedaan dalam Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada ulkus gaster dan ulkus duodenum juga memiliki perbedaan. Pada ulkus gaster, komplikasi berupa perforasi atau kebocoran lambung dapat menyebabkan peritonitis, yang merupakan kondisi medis sangat serius yang potensial terjadi jika penyakit tidak diobati dengan tepat. Sementara itu, ulkus duodenum lebih sering menyebabkan komplikasi perdarahan yang dapat menimbulkan gejala seperti muntah darah atau tinja berwarna hitam. Walaupun bentuk komplikasinya berbeda, keduanya merupakan komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan baik.
Pencegahan ulkus gaster dan ulkus duodenum melibatkan beberapa langkah, seperti menjaga pola makan teratur, menjaga gaya hidup sehat, menghindari konsumsi alkohol dan merokok, serta pengelolaan stres yang baik. Konsumsi makanan yang sehat dan higienis penting untuk pencegahan terjadinya infeksi H. pylori. Penggunaan obat-obatan yang berisiko, seperti NSAID, harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada individu yang memiliki riwayat tukak atau gangguan lambung. Dengan memahami perbedaan antara ulkus gaster dan ulkus duodenum, serta langkah-langkah pengobatan yang tepat, pasien dapat memperoleh perawatan yang lebih efektif dan optimal untuk mempercepat proses penyembuhan.
Referensi:
- Miyamoto M, Haruma K. Gastric ulcer and duodenal ulcer. Nihon Rinsho. 2013 Aug;71(8):1418-23. Japanese. PMID: 23967673.
- Ocasio Quinones GA, Woolf A. Duodenal Ulcer. 2023 Apr 17. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan–. PMID: 32491322.
- Helicobacter pylori and gastric or duodenal ulcer. Prescrire Int. 2016 Jan;25(167):18-23. PMID: 26942258.
Leave a Reply