Apa saja keluhan/ gejala yang timbul?
Gejala dari kedua jenis ileus tidak jauh berbeda. Keduanya dapat menimbulkan gejala seperti perut terasa kembung, membesar, tidak bisa buang angin, tidak bisa BAB, mual, muntah, dan nyeri perut. Nyeri perut yang timbul dari keduanya dapat dibedakan dimana pada ileus obstruksi keluhan nyeri perut akan muncul lebih berat dan dapat hilang timbul. Sedangkan pada ileus paraltik, perut dapat terasa tidak nyaman ketika ditekan.
.
Pemeriksaan apa yang diperlukan?
Ketika pasien datang ke dokter dengan keluhan yang telah disebutkan sebelumnya, maka dokter akan memberikan pertanyaan untuk membantu mendiagnosis penyakit termasuk riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan, dan riwayat operasi. Setelah mengumpulkan data penting, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara general termasuk pemeriksaan perut. Pada pemeriksaan dengan stetoskop, suara bising usus akan melemah pada ileus paralitik dan akan meningkat bahkan didapatkan metallic sound pada ileus obstruksi.
Dokter akan memerlukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis ileus. Pemeriksaan laboratorium mungkin dapat membantu mencari penyebab penyakit seperti pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, fungsi ginjal, gula darah, dan lainnya sesuai dengan kecurigaan dokter. Foto polos abdomen atau perut sangat membantu dalam menegakkan diagnosis ileus. Penggunaan kontras atau CT scan abdomen dapat dilakukan jika ada keraguan pada hasil foto polos.
.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Sulit BAB dengan Mudah?
.
Bagaimana penatalaksanaan ileus?
Penatalaksanaan awal dan stabilisasi pasien penting untuk dilakukan sebelum menentukan tindakan selanjutnya. Pemberian cairan lewat infus segera diberikan karena pasien rentan terjadi dehidrasi akibat terganggunya penyerapan air dan muntah. Pemasangan selang hidung atau nasogastric tube (NGT) juga dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan lambung (dekompresi lambung) sehingga mengurangi beban pada saluran cerna. Terapi ileus lainnya akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya, baik tanpa operasi maupun dengan operasi. Misalnya, koreksi elektrolit dengan pemberian infus apabila ileus paralitik disebabkan karena kurangnya kalium dalam tubuh atau tindakan bedah apabila terdapat penyumbatan total pada ileus obstruksi.
.
Informasi usus tersumbat di sini
Referensi
Djumhana A., Syam AF. 2014. Ileus Paralitik. In Setiati et al (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: FKUI.
Jackson P, Cruz MV. 2018. Intestinal Obstruction: Evaluation and Management.Am Fam Physician, 98(6):362-367.
Weledji EP. 2020. Perspectives on paralytic ileus. Acute Med Surg, 7(1):e573.
Leave a Reply