Bisakah Infeksi Tuberculosis Menyerang Saluran Cerna?

Sumber gambar: freepik.com

Tuberkulosis atau disingkat TB adalah penyakit infeksi menular yang diakibatkan oleh suatu bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. TB dapat menular dari manusia ke manusia lain lewat udara melalui percikan droplet yang keluar ketika orang yang terinfeksi TB paru sedang batuk, bersin, atau bicara. TB masih merupakan penyakit yang umum ditemui sampai saat ini terutama di negara berkembang. Kasus TB di Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia.

TB bukanlah suatu penyakit keturunan dan dapat disembuhkan jika orang yang terinfeksi mengonsumsi obat secara teratur. Penyakit TB dapat dicegah dengan vaksin BCG. Penyakit TB yang kita kenal identik dengan infeksi paru dimana penderitanya mengeluh batuk lama, batuk darah, demam, keringat dingin saat malam hari, dan penurunan berat badan. Namun tahukah kamu bahwa selain paru, bakteri penyebab TB dapat menyerang organ lain? Ternyata, bakteri tersebut juga dapat menyerang otak, kelenjar getah bening, usus, saluran kencing, tulang, dan masih banyak lagi. Pada artikel ini, kita akan fokus pada pembahasan TB saluran cerna.

.

Apa itu TB saluran cerna?

TB saluran cerna adalah ketika bakteri Mycobacterium tuberculosis menyerang bagian saluran cerna. Lokasi TB saluran cerna yang paling umum adalah area ileocecal (persambungan area usus halus dan usus besar), usus halus, dan usus besar. TB saluran cerna juga dapat terjadi pada peritoneum atau selaput rongga perut dan kelenjar getah bening perut, sedangkan kerongkongan, lambung dan usus dua belas jari jarang terlibat. Kasus TB saluran cerna ditemukan pada 11% pasien TB selain TB paru.

Tentunya menjadi pertanyaan, bagaimana cara bakteri TB dapat sampai ke saluran cerna? Mycobacterium tuberculosis dapat mencapai saluran cerna dengan berbagai cara, yaitu menelan dahak yang terinfeksi, penyebaran lewat darah atau kelenjar getah bening dari infeksi TB yang aktif di paru, penyebaran langsung dari organ yang berdekatan, serta konsumsi susu atau makanan yang terkontaminasi bakteri. Reaktivasi (kembalinya infeksi dari tidak aktif menjadi aktif) setelah penyebaran bakteri TB melalui darah atau kelenjar getah bening sebelumnya mungkin dapat terjadi beberapa tahun setelah terinfeksi. Sementara bakteri langsung masuk ke dinding usus mungkin dapat terjadi setelah mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.

.

Baca juga: Ketahui tentang Inflammatory Bowel Disease (IBD), Penyakit Autoimun di Usus

.

Apa saja gejalanya?

Jika Mycobacterium tuberculosis berkembang biak dalam tubuh dan sistem kekebalan tubuh tidak dapat menghentikan hal tersebut, gejala akan mulai timbul. Gejala TB saluran cerna yang muncul sangat bervariasi, tidak spesifik, dan mirip dengan gangguan saluran cerna lainnya seperti inflammatory bowel disease (IBD) atau peradangan usus. Pada umumnya, pasien datang dengan keluhan nyeri perut, diare, dan penurunan berat badan. Keluhan nyeri perut dapat ditemukan pada TB saluran cerna dan IBD. Namun jika pada wawancara, didapatkan data bahwa pasien dari daerah endemis TB, riwayat kekebalan tubuh yang rendah, dan ada keluarga yang terdiagnosis TB atau ditemukan TB ditempat lain, maka kecurigaan akan lebih mengarah ke TB saluran cerna. Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah demam, muntah, sembelit, buang air besar bercampur darah, tidak nafsu makan, dan lemas.

.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*