Penulis: dr. Hasan Maulahela, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
.
Merokok merupakan suatu kebiasaan yang memiliki dampak buruk bagi tubuh dan bahayanya bagi kesehatan tentunya tidak diragukan lagi. Penyakit yang menyerang pembuluh darah seperti stroke dan jantung dapat dicetuskan oleh kebiasaan buruk ini. Tidak hanya itu, merokok juga sering disalahkan sebagai penyebab terjadinya penyakit saluran cerna, khususnya GERD. Pada artikel ini, akan kita akan mengulas lebih dalam mengenai ‘Benarkah merokok dapat memicu penyakit GERD?’
Baca juga: Apakah Rokok Dapat Memengaruhi Saluran Cerna Kita?
Namun, sebelum membahas hal tersebut, perlu kita ketahui dahulu definisi dari GERD. GERD atau kepanjangan dari Gastroesofageal Refluks Disease merupakan kondisi dimana isi dari lambung mengalami refluks atau berbalik arah secara berulang ke dalam esofagus atau kerongkongan yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala klinis dan komplikasi yang mengganggu. Gejala yang dapat dirasakan oleh penderita GERD antara lain rasa panas di dada, mulut terasa pahit, nyeri di ulu hati, mual, dan merasa lebih baik nyaman setelah meminum obat penurun asam lambung.
GERD disebabkan karena melemahnya sfingter esofagus atau otot-otot pembatas antara esofagus dan lambung, sehingga isi dari lambung termasuk asam lambung dapat refluks ke saluran esofagus. Pada kondisi normal, sfingter esofagus berfungsi untuk mencegah isi lambung naik kembali ke esofagus. Sfingter tersebut akan berkontraksi sehingga makanan dan isi lambung lainnya tidak mengalir ke esofagus. Sebaliknya, otot tersebut akan berelaksasi ketika makanan yang kita telan akan masuk ke dalam lambung. Adanya paparan asam lambung yang berulang-ulang naik ke esofagus akibat melemahnya sfingter esofagus akan mengakibatkan iritasi dan peradangan pada dinding esofagus.
Berbagai penelitian telah dilakukan guna mengetahui apakah rokok dapat memicu terjadinya GERD dan bagaimana mekanismenya. Berikut ringkasan penjelasannya.
Merokok dapat mengurangi produksi air liur
Air liur yang diproduksi oleh kelenjar ludah di mulut berfungsi untuk mencegah mulut kering, membersihkan dan melindungi mulut, mencegah kerusakan gigi, dan membasahi makanan. Air liur juga membantu proses pencernaan makanan, karena mengandung enzim yang dapat memecah pati dan lemak. Komponen lain yang ada di dalam air liur adalah bikarbonat yang dapat menetralkan asam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di rongga mulut.
Baca juga: Ketahui Manfaat Air Liur dan Cara Mengunyah Makanan yang Tepat
Asap rokok dapat mengurangi sekresi bikarbonat dalam air liur dan mengurangi jumlah air liur yang diproduksi. Kondisi ini dapat berdampak pada berkurangnya kemampuan air liur dalam menetralkan refluks asam. Kondisi mulut yang terlalu asam juga dapat memicu pertumbuhan dan multiplikasi bakteri pada mulut.
.
Merokok dapat merusak lapisan esofagus
Kandungan di dalam rokok memiliki dampak negatif pada faktor yang melindungi dan menyembuhkan lapisan saluran esofagus. Pada seseorang yang merokok, aliran darah dan produksi natrium bikarbonat akan cenderung menurun dibandingkan yang tidak merokok. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka efek tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan dinding esofagus.
Merokok dapat mengendurkan otot esofagus
Berbagai studi sejak tahun 1970 telah menunjukan bahwa rokok dapat melemahkan kerja sfingter esofagus yang menyebabkan isi lambung akan mudah refluks ke esofagus. Nikotin yang terkandung di dalam rokok dapat bertindak sebagai pelemas otot polos. Sehingga, nikotin yang dihirup selama merokok dapat menyebabkan otot polos pada sfingter menjadi rileks dan berfungsi tidak semestinya.
Tidak hanya pada sfingter esofagus, nikotin juga dapat mengendurkan otot polos yang melapisi seluruh saluran esofagus. Esofagus seharusnya berkontraksi untuk mendorong makanan turun ke lambung. Namun ketika nikotin dari rokok menyebabkan otot-otot ini rileks, esofagus menjadi kurang mampu mendorong dan menghilangkan asam yang refluks.
.
Merokok dapat meningkatkan asam lambung
Terdapat hasil penelitian yang bervariasi mengenai dampak rokok dan nikotin terhadap sekresi asam lambung. Sebagian studi menyatakan bahwa merokok dapat memicu produksi asam di dalam lambung yang berlebih. Selain itu, terdapat studi yang menyatakan bahwa rokok dapat memicu perpindahan garam empedu dari usus dua belas jari ke lambung, sehingga asam lambung lebih terkonsentrasi. Peningkatan asam lambung tersebut akan berdampak pada risiko terjadinya refluks asam lambung ke esofagus.
Baca juga: Hati-hati! Kebiasaan Ini Dapat Menyebabkan Asam Lambung Naik!
Merokok tidak hanya mengganggu pembuluh darah otak dan jantung saja, namun juga mengganggu kesehatan saluran cerna. Perokok baik aktif maupun pasif keduanya berisiko mengalami gangguan kinerja saluran cerna, yang nantinya akan memicu timbulnya berbagai penyakit saluran cerna seperti GERD. Oleh karena itu, hindarilah merokok dan mulailah menerapkan hidup yang sehat. Walaupun tidak mudah, dengan kemauan yang kuat, dukungan keluarga, dan tentunya bantuan medis, seseorang dapat berhasil untuk berhenti merokok. Salam sehat!
Referensi
Kohata Y, Fujiwara Y, Watanabe T, Kobayashi M, Takemoto Y, et al. Correction: Long-term benefits of smoking cessation on gastroesophageal reflux disease and health-related quality of life. Plos One. 11: e0150554.
Ness-Jensen E, Lagergren J. Tobacco smoking, alcohol consumption and gastro-oesophageal reflux disease. Best Pract Res Clin Gastroenterol. 2017;31:501-508.
Pulliam Z, Harper N, Li Y, Farmer R, Martin RC. Molecular effects of tobacco smoke and bile reflux in Barrett’s esophagus in vitro. Annals of Esophagus. 2019;2:17.
Leave a Reply