Sakit Menelan? Waspada Akalasia

Penulis: Dr. dr. Hasan Maulahela, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

 

            Gangguan pencernaan bisa terjadi dari tahap awal makanan masuk ke dalam pencernaan. Apabila terdapat gangguan dalam proses konsumsi makanan, dapat menimbulkan gangguan dari penyerapan tenaga hingga dapat memunculkan ragam kelainan lainnya yang diakibatkan oleh terganggunya proses makan.

Akalasia merupakan suatu kelainan saluran pencernaan, khususnya organ esofagus, yaitu suatu saluran pencernaan yang menghubungkan kerongkongan dengan lambung dan berfungsi untuk menggerakkan makanan dari kerongkongan kedalam lambung. Pada individu dengan akalasia, tidak didapatkan adanya pergerakan dari esofagus yang berfungsi mendorong makanan maupun cairan dari kerongkongan kedalam usus disertai dengan gangguan relaksasi pada ujung esofagus yang menyulitkan bolus makanan masuk kedalam lambung. Hal ini menyebabkan gejala seperti nyeri telan, nyeri ulu hati, kembalinya sebagian makanan kedalam mulut, hingga penurunan berat badan. Kondisi akalasia sendiri merupakan kondisi yang cukup jarang terjadi sekitar 1,6 setiap 100 ribu kasus setiap tahunnya.

Pada individu dengan akalasia umumnya mengeluhkan nyeri telan (disfagia), keluhan tersebut dapat disertai dengan kembalinya sebagian makanan kedalam mulut (regurgitasi) maupun nyeri ulu hati. Pada kondisi yang terus berlanjut, dapat menyebabkan cegukan, penurunan berat badan, kekurangan nutrisi, hingga tersedak yang dapat berlanjut kepada infeksi saluran nafas. Apabila didapatkan kecurigaan kepada kondisi tersebut, pasien umumnya diarahkan untuk pemeriksaan tertentu seperti barium esophagogram, yaitu suatu teknik pemeriksaan radiografi yang mana seorang diminta untuk menelan cairan barium lalu dilakukan pemeriksaan pencitraan radiologi dengan harapan dapat melihat bentuk hingga pengosongan dari esofagus pasien. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan berupa endoscopy untuk melihat struktur esofagus dari dalam secara langsung, dan pemeriksaan esophageal manometry, yaitu pemeriksaan untuk mengevaluasi relaksasi dari katup esofagus yang berhubungan dengan lambung saat proses menelan, pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan dijadian gold standard dalam menegakkan kondisi Akalasia.

Umumnya suatu kelainan mengarah ke kondisi akalasia apabila didapatkan adanya nyeri telan, nyeri ulu hati, reflux makanan yang berulang, tanpa adanya tanda obstruksi mekanis/ inflamasi pada esofagus setelah dilakukannya endoskopi. Sedangkan pengobatan akalasia sendiri memiliki pendekatan medis hingga operatif, kedua jenis terapi tersebut pada intinya untuk mengurangi keluhan dengan memperlancar saluran pencernaan (yang terhambat/non responsive pada kasus akalasia). Tatalaksana akalasia pada kasus non operatif adalah Peroral Endoscopic Myotomi (POEM) atau Pneumatic Dilation.

Keluhan akalasia sendiri dapat terjadi pada penyakit lain yang lebih serius seperti keganasan pada persambungan esofagus dengan lambung (gastroesophageal junction), jika memiliki keluhan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, lekas periksakan diri anda ke dokter untuk mencari penyebab, diagnosa, dan melakukan tatalaksana secara tepat yang diberikan oleh dokter.

Akalasia merupakan kelainan yang hingga saat ini belum terdapat terapi yang definitif, sehingga terapi yang dilakukan hingga saat ini merupakan terapi paliatif. Tatalaksana interdisiplin dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Apabila anda memiliki kondisi akalasia, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang halus sehingga memudahkan bolus makanan untuk masuk kedalam lambung, disarankan juga untuk tidak mengurangi porsi makan dan menjaga asupan makanan sehinggan kebutuhan harian nutrisi tetap terjaga. Apabila anda memiliki keluhan seperti yang sudah disebutkan diatas, segera periksakan diri anda ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Semoga bermanfaat!


Referensi:

  1. Marco Ettore Allaix, M. (2023) Achalasia Treatment & Management, Approach Considerations, Medical Care, Surgical Care. Available at: https://reference.medscape.com/article/169974-treatment#d8 (Accessed: 25 June 2024).
  2. Momodu, I.I. (2023) Achalasia, StatPearls [Internet]. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519515/ (Accessed: 25 June 2024).
  3. Stone, C.-B. (2023) Achalasia: Nutrition therapy, AGA GI Patient Center. Available at: https://patient.gastro.org/akalasia-nutrition-therapy/#:~:text=Adopt%20a%20soft%20textured%20diet,appetite%20or%20intake%20is%20low. (Accessed: 25 June 2024).

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*