Penulis: dr. Muhammad Firhat Idrus, SpPD, K-GEH
Divisi Gastroenterologi, Pankreatobilier dan Endoskopi Saluran Cerna, KSM/ Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Apakah itu Gastritis Atrofik?
Gastritis atrofik adalah salah satu jenis penyakit pada lambung, di mana terjadi peradangan atau kerusakan kronis yang berlangsung dalam waktu lama sehingga terjadi kerusakan pada lapisan lambung. Akibatnya lapisan lambung menjadi semakin menipis atau atrofik, hingga dapat tergantikan dengan jaringan parut yang tidak fungsional.
Gastritis atrofik umumnya tidak menunjukkan gejala yang spesifik, sehingga sangat penting untuk mendeteksi secara awal kondisi ini untuk mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini sangat penting karena pada beberapa kasus gastritis atrofik dapat berkembang menjadi kanker lambung yang merupakan kondisi yang membahayakan.
Apa saja penyebabnya?
Penyebab gastritis atrofik dapat bermacam-macam. Dua penyebab dari gastritis atrofik, yaitu:
- Gastritis atrofik yang terjadi karena adanya infeksi Helicobacter pylori. Secara global, infeksi Helicobacter pylori sangat sering terjadi dan dianggap sebagai penyebab terjadinya kanker karena banyaknya pasien yang menderita kanker lambung setelah mengalami gastriris atrofik karena infeksi bakteri tersebut.
- Gastritik atrofik tipe autoimun. Tipe autoimun ini dapat terjadi pada orang dari berbagai ras dan etnis yang memiliki penyakit autoimun seperti autoimun pada tiroid dan diabetes mellitus tipe 1. Patogenesis gastritis atrofik tipe ini terjadi karena hilangnya sel parietal lambung yang diakibatkan oleh kelainan antibodi dalam tubuh penderitanya.
Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan penggunaan obat anti nyeri golongan NSAID dalam jangka panjang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ini. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa faktor genetik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh.
Gejala apa yang dapat ditimbulkan?
Pada gastritis atrofik, umumnya gejala yang terjadi adalah gejala pencernaan tidak spesifik seperti perut kembung dan rasa sakit atau terbakar di perut bagian atas. Apabila keluhan sudah semakin memberat, umumnya keluhan seperti mual, muntah, hingga kehilangan nafsu makan dapat terjadi. Pada beberapa kasus yang berat dapat terjadi penurunan berat badan secara signifikan hingga terjadinya malnutrisi dan gangguan keseimbangan mikronutrien dan elektrolit karena rendahnya asupan ke dalam tubuh. Adanya gastritis atrofik juga dapat menghambat penyerapan nutrisi dalam tubuh juga dapat menyebabkan terjadinya anemia defisiensi vitamin B12 yang menimbulkan gejala kelelahan, pusing, dan kesemutan.
Bagaimana cara mendiagnosisnya?
Diagnosis gastritis atrofik secara pasti dilakukan melalui pemeriksaan teropong atau endoskopi lambung, untuk melihat secara langsung kondisi dinding lambung. Penegakkan penyebab gastritis atrofik dapat dilakukan dengan pemeriksaan kultur darah untuk mengidentifikasi adanya infeksi Helicobacter pylori. Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan dengan biopsi atau pengambilan sampel jaringan lambung untuk dianalisis secara histopatologi jika diperlukan.
Bagaimana tatalaksana dan pencegahan Gastritis Atrofik?
Pengobatan gastritis atrofik dilakukan berdasarkan penyebabnya. Jika gastritis atrofik terjadi karena adanya infeksi Helicobacter pylori, maka pemberian antibiotik definitif merupakan tata laksana utama. Pengobatan dapat diberikan bersamaan dengan obat pereda nyeri dan obat yang berfungsi mengurangi produksi asam lambung. Sedangkan pada pasien dengan tipe autoimun perlu dievaluasi penyakit autoimun yang mendasarinya serta kondisi anemia yang terjadi.
Pencegahan gastritis atrofik dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko seperti merokok, minum alkohol secara berlebihan, dan penggunaan NSAID dalam jangka panjang. Selain itu, menjaga kebersihan tangan, kebersihan air dan makanan yang di konsumsi, dan menghindari konsumsi sayuran mentah dan buah yang tidak dicuci dengan baik juga penting untuk mencegah infeksi bakteri.
Referensi
Li Y, Xia R, Zhang B, Li C. Chronic Atrophic Gastritis: A Review. J Environ Pathol Toxicol Oncol. 2018;37(3):241-259.
Neumann WL, Coss E, Rugge M, Genta RM. Autoimmune atrophic gastritis–pathogenesis, pathology and management. Nat Rev Gastroenterol Hepatol. 2013 Sep;10(9):529-41.
Rodriguez-Castro KI, Franceschi M, Noto A, Miraglia C, Nouvenne A, Leandro G, Meschi T, De’ Angelis GL, Di Mario F. Clinical manifestations of chronic atrophic gastritis. Acta Biomed. 2018 Dec 17;89(8-S):88-92.
Leave a Reply